Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

izhharAvatar border
TS
izhhar
(33tahun)part2
Pusat kota Pekalongan
Desember 2012
Mustafa menjenguk anak dari temannya yang melahirkan cucu pertama untuk temanya, diam-diam entah mengapa hatinya tergerak untuk bertekad mewujudkan kisah cintanya yang terhenti. Tapi dari sekian banyak Janda atau perawan yang sudah berumur lebih sering menolaknya ketika kencan pertama. Hari-harinya dia lalui dengan berkunjung kebeberapa museum sekitar Pekalongan memang perkerjaanya menuntut untuk sering keluar daripada di kantor untuk sekedar meninjau museum yang harus di perbaiki atau, membutuhkan perawatan. Mustafa akan mencatat segala keperluan perbaikan museum dan merinci harga yang di perlukan membuat proposal dan mencarikan dana untuk perbaikan museum. Kembali kerumah di sore hari,Mustafa masih sering ikut sepak bola jalanan yang di maikan oleh anak-anak sektar komplek perumahan. Seorang kawan yang lebih muda menghampiri rumahnya,seperti layaknya tamu yang lain Mustafa sendirilah yang membuatkan minum. Jarak  usia mereka tidak terlalu jauh.
“mas kalau menurut saya untuk ukuran bujangan seperti anda,anda adalah bujangan yang rajin loh mas, biasanya kalau bujangan-bujangan lain ga keurus semuanya serba brantakan”
“masak iya tho?”
“iya, ini kata anak gadis saya yang tempo hari, saya ajak kemari, ya setelah saya ajak kemari dia mulai Tanya ini itu tentang sampeyan mas,ya saya jawab yang sejujur-jujurnya sepengetahuan saya, e dia malah bilang untuk ukuran orang yang hidup membujang, pak Mus merupakan orang yang rajin dan rapi lho pak.”
“anak gadismu itu sekolah di mana?”
“bukan sekolah mas tapi kuliah, dia kuliah di jurusan pisikologi,UGM”
“wah, hebat kamu bisa sampai menyekolahkan anakmu di sana”
“ya sebenarnya itu salah saya juga mas”
“kok bisa?”
“sewaktu lulus SMA dulu dia sempat berkerja barang dua tiga tahun,tapi kok ya dia kecantol sama rekan kerjanya, dan minta nikah muda. Lah saya kan ndak setuju wong anak saya masih muda, ga taunya malah rekan kerjanya yang di cintai anak saya keburu nikah sama perempuan lain yang jodohkan orang tuanya, ga taunya diam-diam anak saya itu sudah janjian mau nikah sama rekanya itu.”
“terus patah hati?alah anak muda”
“ya semula saya menganggapnya gitu mas, Cuma patah hati biasa jadi saya sanatai-santai saja, lah ndak taunya kok sampai benar-benar menganggu kehidupan dia.”
“menganggu kehidupanya dia gimana?”
“ya itu minggu-minggu pertama kesehatanya yang terganggu setelah mendengar pernikahan calon suaminya, kok minggu-minggu berikutnya dia mengalami gangguan kejiwaan hampir saja dia menjadi gila.saya sampai ga tau lagi gimana harus memulihkanya”
“……………………….”
“dia dirawat di rumah sakit sudah hampir sebulan, untunglah dia segera berniat untuk bangkit dan tidak terpuruk lagi,tapi dengan satu syarat dia harus di sekolahkan S1 pisikologi, lalu S2 nya dia mau ambil jurusan yang sama dengan materi penjurusan yang lebih detail  tapi diluar negeri,ga tau kenapa sejak kuliah dia jadi senang, menemukan kembali jiwanya, bahkan dia tergolong yang lumayan menonjol di antara teman-temanya. Ini sudah hampir di wisuda anaknya cumlaude lagi”
“wah makin hebat saja, anakmu sudah pulih dan lulus dengan predikat terbaik di UGM”
“awalnya gitu mas, saya sangat bangga karena anak saya sudah berhasil saya arahkan sesuai dengan keinginanya, hemm tapi baru dua hari yang lalu saya ga sengaja meminta dia untuk menikah karena usianya sudah hampir dua puluh enam,untuk urusan S2 nanti bisa di tempuh bersamaan dengan rumah tangga. Tapi sangat di luar dugaan dia malah berteriak bersumpah untuk tidak menikah sampai ada orang lain yang bisa dia cintai, karena dia hanya bisa mencintai rekan kerjanya yang dulu, dia bahkan tidak percaya diri untuk menerima cinta dari orang lain, ya kalau ada yang jatuh cinta padanya dan menyatakan cinta untuk pacaran atau nikah langsung di tolak.”
Kedua teman itu hanya diam, hanya saling pandang Mustafa tidak berani menyalahkan kawanya, kawanya sendiri masih bingung, dengan sikap putrinya.mereka kemudian mengalihkan pembicaraan lainya agar tidak larut dalam kebingungan, atas langkah yang diambil oleh putri kawanya. Hari sudah petang,temanya Mus berpamitan pulang. Perasaan yang dialami putri temanya hampir sama dengan yang dia alami beberapa tahun silam selepas kuliah, pembatalan rencana pernikahan secara sepihak oleh tunaganya Lasmini.bedanya hanya pada restu yang di berikan orang tua. Hari-hari berlalu, mengantarkan uang untuk renovasi museum dan mengecek museum yang lain.
Di sebuah gang di tengah kota pekalongan.
“Riska,cepet kamu beres-beres”
“ada apa tho budhe?”
“cepet bapakmu ke sini nyariin kamu, kamu di suruh pulang, kamu mau di jodohkan”
“walah? Kok bisa tho budhe, bapak kok tau saya ada di sini?”
“udah nga usah banyak omong dulu ,cepetan kamu beres-beres nduk lewat pintu belakang ya”
“iya budhe, ini saya tinggalin ajah ya”
Riska membereskan sebagian besar pakaianya,dan beberpa barang pribadinya. Lari sekencang kencangnya,
“riska ! mau kemana kamu? Pulang!”
“bapak?”
Melihat bapaknya di belakang Riska semakin mempercepat larinya.
“stop-stop pak”
“loh ada apa mbak?”
“bawa saya kemana ajah ya pak cari kost-kostan apa rumah kontrakan gitu”
“tapi saya bukan o…”
“ahhh cepet pak!”
Rizka memaksa Mustafa untuk mengeber motor bututnya,sesampainya di sebuah alun-alun mereka berhenti.
“loh kok berhenti emang di sini ada kost-kostan? Ayo pak saya bayar wis”
“bukan, masalah di bayar apa ngak mbak, saya ini bukan ojek”
“oalah, maaf pak”
“ya sudah mbaknya duduk di situ saya pesankan es dawet, kebetuklan saya haus, mbaknya juga tho?”
Rizka hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
“maaf mbak tadi mbak ini kok lari-laran dari gang ada apa?”
“saya di kejar bapak saya pak,saya di suruh pulang,saya mau di jodohkan,sama temenya bapak”
“anaknya temanya bapak mungkin”
“ngak pak ini temenya bapak, pasti umurnya udah sama kayak bapak, tua, ngak bergairah gitu,intinya pasti orang nya ngak membuat nyaman”
“kamu sudah tau, orangnya?”
“belum, sih pak, tapi ah nga mau ah saya”
“siapa tau orangnya baik?”
“baik,iya tapi saya tetep nga mau orang saya mau buka bisnis batik kok”
“bisnis batik?”
Mereka mulai mengobrol tentang rencana Riska, begitulah Riska orangnya ceria dan mudah akrab,dengan bayak orang.
“kebetulan mbak saya punya Rumah ya dulu bekas kost-kostan jadi punya sekitar lima sampai enam kamar ukuran sedang, yang kosong, terlebih karena kost-kostan ada ruang tamu yang lebar, lumayan bisa di bikin butik,jadi mbak bisa produksi, packing, penjualan, dan istirahat di sana,mungkin kalau butuh dua atau tiga orang karyawan, akan lebih baik jika punya tempat sendiri”
“tapi pak bayar sewanya gimana ya? Saya kan masih pemula”
“untuk sementara biaya sewanya di ambil bebebrapa persen lima atau sepuluh persenlah maksimal dari pendapatan butik atau jualan batiknya mbak”
“ok deal”
“……………………….”
“maaf pak dari tadi kita asik ngobrol tapi belum kenalan”
“o iya, saya Mus, Mustafa”
“saya Riska”

Riska membonceng Mustafa tanpa ragu dan menuju ke rumahnya, Lingkunganya mulai sepi. Mustafa membukakan pintu, dan mempersilahkan Riska duduk di ruang tamu, menghidangkan tea dan menemani Riska duduk.
“oya istri bapak atau anak bapak kemana?”
“saya belum berkeluarga”
“um…. Jadi hanya kita berdua yang tinggal di sini?”
“keberatan? Kalau keberatan saya bisa carikan kontrakan lain”
“boleh saya telpon budhe dulu? Untuk membicarakan ini?”
“silahkan”
Riska menjauh menuju ruang tv.
“hallo, Budhe, saya sudah dapat rumah kontrakan Luas,tapi Cuma tinggal berdua sama om-om”
“lha pie tha?,ya kamu sms budhe alamatnya, nanti Budhe kesana”
“iya budhe”
Riska kembali ke ruang Tamu menemani Mustofa minum teh di Pekalongan yang mulai senja.
Mustofa izin pamit ke musola belakang untuk melaksanakan shalat magrib.
“maaf pak boleh saya jadi makmum pak Mus”
Hati Mustofa bergetar mendengar kata “makmum”, Mustofa tersenyum sebelum membalikan badan.
“silahkan,boleh”
Riska mengirimkan doa untuk seseorang,doa yang kusyu dan panjang sampai Mustofa tak berani beranjak meskipun,doanya lebih dulu selesai. Riska beranjak dan membereskan Mukenanya.
“maaf saya membuat Pak mus menunggu lama?”
“ndak,kamu berdoa untuk siapa?”
“buat calon suami saya pak, semoga dia baik-baik saja,semoga dia bisa melalui hari-harinya yang panjang semoga kami bisa bersatu disaat yang tepat”
“kamu sudah punya calon?”
“ada tapi aku belum ketemu ,ini hanya masalah waktu”
“loh berarti belum ada kalau gitu”
“ada,tapi belum ketemu”
Mustofa hanya tersenyum mendengarkan Riska yang sangat optimis. Tak lama pintu di ketuk. Mustofa dan riska hanya saling berpandangan pasti itu Budhe.
Budhe sudah berdiri di depan pintu sengaja gerbang depan Tidak ditutup,pintu depan juga tidak di tutup rapat jendela di biarkan terbuka hanya tirai yang menutupinya. Mereka bertiga terlibat obrolan santai,Mustofa mengajak mereka berkeliling di rumah menunjukan setiap ruangan.
“wah mus, ini bukan sedang,tapi kamarnya Luas”
“iya mbak, cukup Luas dari pada kosong, mending di gunakan”
“jadi Riska Boleh tinggal di sini Budhe?”
“kalau kamu gak ada masalah silahkan”
“makasih”
“jangan Lupa yang Di Cina di kabari”
“iya,segera”
Budhe pamit pulang dan Budhe sepakat merahasikan keberadaan Riska di sini. Pak Mustofa mengantakan Riska ke sebuah kamar yang masih bersih dan Rapi juga wangi.
“ini kamar ibuk saya,silahkan pakai”
“nga papa saya pakai kamar ini?”
“nga papa kamarnya dah lengkap, tinggal pakai kalau yang lain repot”
Mustofa pamit, meniggalkan Riska untuk beradaptasi dengan kamar barunya.
            Pagi hari Riska sudah bangun sejak subuh, dia menuju dapur dan membuka lemari es mencari bahan makanan dan memasaknya, tak lupa menanak nasi di rice cooker. Mustofa baru keluar kamar pukul setengah tujuh pagi.
“selamat pagi pak,saya sudah masak seadanya”
“kayak gini kok seadanya”
“seadanya di kulkas maksud saya”
“kamu bisa masak”
“bisa pak,saya juga lumayan suka masak”
“ohh”
“pak, saya boleh pinjam internet dan komputernya,untuk kirim email ke Cina”
“pakai saja jika memang penting, maaf yang di Cina siapa?”
“mas Bagas saudara kembar saya”
“kamu kembar, silahkan nanti kalau mau di pakai”
“iya terimakasih, ini teh nya pak silahkan”
Mereka menikmati sarapan pagi pertama kalinya,sebagai orang yang tidak memiliki perasaan apa-apa. Riska berkirim Email dengan Bagas dia mengirimkan beberapan rencanaya untuk membuat butik baik online maupun offline dengan menyewa Rumah Mustofa, dia juga melampirkan beberpa gambar, Bagas setuju untuk membantunya mengirimkan modal.
Untuk mengirimkan Modal bagas mengirimkan pelan-pelan sesuai kebutuhan Riska awalnya hanya Riska sendiri yang membatik. Tapi tampaknya dia mulai kuwalahan setelah banyak pesanan via online. Mustofa pun tak segan untuk sedikit membantu Riska mengepak pesanan syal, slayer dan scraf jika memang ada waktu luang. Para pelanggan pekalongan mulai dating ke butik bahkan dari sekitar jawa tengah dan DIY, kadang dari Jakarta atau Bandung Jauh datang ke Pekalongan. Riska berinisiatif untuk mengambil Tiga karyawan untuk membantunya sementara dia sudah menjadi Real bos. Riska mengelola Toko online batik nya dengan brand RIz.
            Di Rumah berdua membuat mereka sangat dekat dan akrab meskipun jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Mereka juga sering menghibur diri dengan keluar berdua sekedar makan di angkringan , nonton film atau ke pasar malam. Riska tampak nyaman bersama Mustofa mungkin banyak yang mengira mereka anak dan ayah yang sangat akrab.
            Mustofa menghilang, di keramaian Pasar malam. Riska berusaha mencari Mustofa sialnya Hp mustofa di Titipkan di Tas Riska. Riska Hampir menagis karena bingung mencari Mustofa.dia terus mengingat dimana Mustofa berdiri menunggunya membeli Es krim,Es krim coklat hanya dia biarkan Leleh begitu saja hingga tertinggal Wadahnya, Riska sangat sedih entah kenapa, Riska sangat mengkawatirkan Mustofa karena beberapa hari yang lalu kesehatan Mustofa menurun, kata dokter Mustofa teralu banyak merokok sejak saat itu Riska memaksa Mustofa untuk tidak merokok meskipun tidak di rumah. Di sebuah pendopo terbuka ada keramaian yang berkerumun Riska mencoba mencari mungkin Mustofa di situ.
Riska memaksa masuk di kerumunan orang, Riska tak percaya apa yang di lihat sekelompok laki-laki sedang memainkan gamelan. Dan Mustofa menjadi salah satu personilnya dan dia hanya tersenyum mengeleng-gelengkan kepala perlahan. Berdiri dan menikmati music gamelan kontenporer yang tidak bikin ngantuk.
“Anda tidak pernah cerita kalau anda seorang penabuh gamelan”
“apa hal itu perlu untuk di ceritakan?”
“tidak,tapi akan lumayan menarik jika di jadikan topik pembicaraan”
“iya boleh lah,kapan-kapan kita ngombrol tentang gamelan, sekarang silahkan istirahat”
Mustofa membukakan pintu rumah untuk Riska, Riska langsung menuju ke kamarnya.
Diubah oleh izhhar 22-09-2018 01:56
anasabilaAvatar border
jiyanqAvatar border
jiyanq dan anasabila memberi reputasi
2
375
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.