Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

icarduzAvatar border
TS
icarduz
Dolar AS Naik, Pengusaha Batik Dan Perajin Rotan Cirebon Ketiban Untung
Cirebon - Menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam beberapa hari terakhir membuat pengusaha batik di Cirebon diuntungkan. Pengelola EB Batik Cirebon Hisyam Suleiman mengatakan pendapatan hasil dari dari ekspor batik mengalami kenaikan, meskipun secara kuantitas tak mengalami perubahan.

"Dampaknya positif. Alhamdulillah untuk penukaran dolar ada kenaikan, ya dari skala ekspor yang kita lakukan," ucap Hisyam saat ditemui detikcom di gerai batik miliknya di Desa Panembahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (12/9/2018).

Kendati demikian, lanjut dia, kenaikan pendapatan yang dirasakannya tak terlalu besar, yakni sekitar 10-20%. Ia mengaku pada bulan Agustus lalu sempat mengekspor batik hasil produksinya sebesar 400 kodi.

"Ya memang jumlah yang diekspor tak terlalu besar. Tapi, setiap bulan jumlahnya variatif. Paling tinggi itu satu bulan bisa satu sampai dua kontainer per bulan," kata Hisyam.

Baca juga: Rupiah Lemah, Perajin Rotan di Cirebon Justru Raup Pundi Besar

Lebih lanjut, Hisyam mengatakan dalam beberapa tahun terakhir sebesar 20-30% hasil produksi batiknya diekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, China, Prancis, dan lainnya.

"Kalau ekspor masih sama, Malaysia dan China. Karena untuk ekspor itu lebih pada batik printing dan cetak. Kalau untuk batik tulis kita menang, biasanya untuk ekspor itu yang printing berbahan katun," ucap Hisyam.

Tak hanya itu, Hisyam mengaku memanfaatkan momen naiknya dolar AS terhadap rupiah. Beberapa hari terakhir, Hisyam sempat menukarkan sejumlah dolar AS yang dimilikinya. Namun Hisyam enggan menyebut nominal dolar As yang ditukarkannya.

"Nominalnya rahasia. Ya ikutan menukarkan dolar," ucapnya seraya tersenyum.

Baca juga: Perhatikan Denda dan Bunga saat Pinjam Uang di Fintech

Begitu juga dengan perajin furnitur berbahan baku rotan asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengungkapkan mendapat keuntungan dibalik lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, kerajinan furnitur berbahan baku rotan yang diekspor ke luar negeri akan mendapatkan nilai tambah dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Peningkatan pendapatan yang diperolehnya mencapai 5 hingga 10 persen dari sebelum dolar naik, karena dengan adanya kenaikan dolar maka ada selisih yang ia dapatkan saat mengekspor.

Baca juga: Selama Bahan Produksi dari Lokal, Pelaku UKM Tidak Perlu Khawatir Dolar Naik

"Kemarin-kemarin kan sekitar Rp13.500 per dolarnya, terus meningkat sampai hampir Rp15.000 dan selisih itu yang menjadi keuntungan kami," katanya.

Sumarca mencontohkan harga satu kursi rotan dibandrol 10 dolar, berati ada peningkatan beberapa ribu ketika di rupiahkan. Sumarca mengatakan, untuk produksi furnitur rotan miliknya itu mayoritas diekspor ke Eropa, seperti Jerman, Itali, Prancis dan lainnya.

"Kita setiap bulannya, mengirim lima hingga 10 kontainer ke luar negeri," ucapnya.

Meskipun ada peningkatan pendapatan, Sumarca mengaku lebih senang ketika dolar itu stabil, karena semua bisa terjaga tidak terlalu spekulatif.

Baca juga: Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Ke Posisi Rp14.780

"Harapan saya nilai tukar rupiah itu stabil jangan fluktuatif, agar terjaga. Tentu ada resikonya bagian kami kalau tak stabil, karena kita kan pengerjaannya sesuai pesanan," pungkasnya.

SUMBER:
https://finance.detik.com/berita-eko...ketiban-untung
Diubah oleh icarduz 14-09-2018 14:16
0
709
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.