Tren Sarung Ma’ruf Amin

Beranda

...

The Lounge
Tren Sarung Ma’ruf Amin

purwosoe

12-09-2018 07:06

Tren Sarung Ma’ruf Amin

Sarung, sudah menjadi ciri khas masyarakat Muslim di Indonesia, khususnya para santri yang identik dengan gaya ‘sarungan’. Padahal sebenarnya, sarung bukanlah berasal dari Indonesia. Sarung sendiri berasal dari Yaman, yang disebut futah, kemudian dibawa ke berbagai negara melalui saudagar/pedagang Arab yang sekaligus pendakwah, termasuk ke Indonesia pada abad ke 14 melalui saudagar Arab dan Gujarat.

Seiring berjalannya waktu, sarung menjadi busana yang identik dengan budaya Muslim di Indonesia sehingga sering digunakan sebagai busana sehari-hari. Setelah kedatangan Belanda, tren celana panjang bagi pria, serta rok dan gaun bagi wanita menjadi populer di berbagai kalangan. Salah seorang pengusaha dari Batam bernama Haji Muhammad menyatakan bahwa sarung dan turban tak lagi efisien dipakai di tempat kerja, sehingga ia mengganti pakaiannya dengan celana panjang, jaket, kopiah dan sepatu. Gaya berpakaian tersebut seperti itu dianggap mempermudah dalam berbisnis dengan orang asing.

Tren populer tersebut tidak terlalu mengganggu prinsip Ma’ruf Amin. Beliau mempertahankan gaya berbusana bersarung hingga kini. Tidak heran jika penggunaan sarung menjadi trademark Ma’ruf Amin sebagai seorang pemimpin terlepas dari sisi keagamaan yang melekat pada dirinya. Seakan tidak takut ketinggalan zaman, Ma’ruf Amin percaya bahwa sarung membawa kenaikan derajat.

Sarung yang identik dengan kaum santri, pesantren, guru, dan kyai, dibawa Ma’ruf Amin menuju posisi yang tinggi dalam strata birokrasi pemerintahan. Apabila pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada 17 April 2019 mendatang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, maka sarung sang wakil presiden ini akan menjadi simbol bahwa pemerintahan Jokowi 5 tahun kedepan akan mempererat persaudaraan dan merangkul umat Islam sebagai golongan mayoritas.
emoticon-Leh Uga