Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Survei Membuktikan, Kebanyakan Responden Menolak Aksi Ganti Presiden


Jakarta – Hasil survei lembaga survei Y-Publica membuktikan, kebanyakan responden menolak aksi ganti presiden yang dilansir #2019GantiPresiden. Gerakan itu, seperti diketahui dalam beberapa bulan terakhir tengah ramai diperbincangkan dalam kancah politik nasional. Gerakan ini muncul dari kubu penentang pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Hasil survei Y-Publica ini, dilakukan pada 13 Agustus-23 Agustus 2018 menggunakan metode kuantitatif dengan 1200 responden. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan jumlah proporsional dengan margin of error sebesar 2.98 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden terpilih dengan menggunakan kuisioner yang telah dilaksanakan di 34 provinsi.

Dari hasil survei tersebut, gerakan tagar #2019GantiPresiden, yang menolak aksi ganti presiden sebesar 75.6 persen. Sementara yang setuju sebesar 19,2 persen dan tidak menjawab sekitar 5.2 persen.

“Faktanya, mayoritas responden 75.6 persen tidak setuju dengan aksi ganti presiden tersebut. Hanya 19.2 persen responden yang menyatakan setuju dengan gerakan tersebut, dan 5.2 persen tidak menjawab,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono di Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018).

Selain itu, Rudi mengungkapkan gerakan itu sangat menguntungkan lawan politik Presiden Joko Widodo, yang memilih maju kembali sebagai capres di Pilpres 2019 berpasangan dengan Ma’ruf Amin.

“Sebanyak 32,1% responden menganggap gerakan itu menguntungkan kubu oposisi atau lawan politik Jokowi, baik lawan politik elektoral maupun di luar elektoral,” kata Rudi.

Rudi juga mengatakan di urutan kedua pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turut diuntungkan dengan gerakan tersebut dengan presentase 24.9 persen.

“Lalu sebanyak 20,6 persen menganggap gerakan itu menguntungkan kelompok anti-NKRI dan 12,8 persen menyebut kelompok pendukung khilafah yang diuntungkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, lembaga Survei Alvara Research Center juga menyebutkan elektabilitas pasangan Joko Widodo dan Kiai Ma’ruf Amin unggul dengan 53,6%. Sementara, pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendapatkan 35,2%. Sisanya, 11,2% belum memutuskan pilihan.

Sumber
0
2K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.