• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Ketidakselarasan Iklan Susu Kental Manis, Belajar Miskonsepsi dari Remotivi

tarkamsadewaAvatar border
TS
tarkamsadewa
Ketidakselarasan Iklan Susu Kental Manis, Belajar Miskonsepsi dari Remotivi
Halo agan dan sista, udah pada tau akun remotivi belom? Kalau belum tau cek youtube deh, disana banyak mengulas kritikan realitas tayangan televisi dibalik layar tentunya. Analisa yang buat ane WoWemoticon-Matabelomembuat banyak video yang ane tonton sehingga dapet wawasan baru. Kemarin remotivi baru ngadain acara tentang Hak Publik dan Literasi Kesehatan:Belajar dari Keos Susu Kental Manis. Isinya kurang lebih bahasan salah paham tentang "Susu" Kental Manis dikonstruksi oleh iklan-iklan yang membangun persepsi bahwa SKM berguna bagi gizi dan kesehatan anak. 

Selain ada peran dari strategi komunikasi yang manipulatif oleh produsen SKM, pemerintah sebagai pembuat kebijakan publik memiliki peran penting dalam berkembangnya miskonsepsi tersebut. Itu membuat perlindungan hak dasar kesehatan masyarakat semakin lemah.

Sambi minum segelas kopi hanyat yuk kita bahas bersama Jakarta 14 Agustus 2018 -  Keos terhadap Susu Kental Manis yang diterima masyarakat hingga saat ini menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Selasa kemarin Remotivi mengadakan acara ngobrol bareng mengenai hak publik dan literasi kesehatan: belajar dari keos susu kental manis. Acara dihadiri oleh Roy Thaniago (Direktur Remotivi), Pratiwi Febry (Pengacara Publik LBH Jakarta), dan Irma Hidayana (Peneliti Countermarketing Susu Formula) dan Rahmah Housniati (Ketua Umum Asosisasi Ibu Menyusui Indonesia) di Keos Ojo Keos Jakarta Selatan.

Kehadiran susu kental manis ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, namun pada awal kedatangannya publikasi yang diberikan untuk dikonsumsi masyarakat dengan kategori dewasa. Irma Hidayana sebagai peneliti mengatakan “dulu tahun 80an iklan susu kental manis peruntukannya untuk orang dewasa, tapi pada tahun 90an hingga kesini iklan-iklan nya mengarah ke anak-anak yang ditampilkan”, katanya di Kios Ojo Keos Lebak Bulus.


Hingga saat ini persepsi masyarakat mengenai susu kental manis masih menjadi pilihan ibu-ibu di Indonesia sebagai tambahan nilai gizi anaknya. Mengapa demikian? Jawabannya tak lain adalah sarana bentuk iklan promosi dari industri/produsen adalah bentuk propaganda. Hingga sejauh ini bentuk propaganda hanya dimaksudkan untuk politik.Tapi, bahwa sebenarnya iklan juga menjadi bentuk propaganda membujuk orang membeli hingga mensugestikan keadaan tertentu banyak hal. Itulah yang membuat persepsi kita dalam susu kental manis sampai sekarang masih sama, yaitu minuman untuk anak.

Ada konstruksi pesan yang menggambarkan skm menjadi pengganti susu hingga wajar diminum 2 kali sehari. Iklan memberikan identitas, kita membeli produk bukan sekedar kita butuh secara jasmani, tapi juga sosial. Karena kita membeli produk tertentu karena identitasnya. Iklan susu kental manis dengan asosiasi keluarga menengah kebawah, pertanyaannya kenapa visualisasi iklannya selalu diatas kehidupan menengah kebawah?





Roy Thaniago Direktur Remotivi mengatakan akibat tersebut karena dengan meminum susu kental manis masyarakat kelas menengah kebawah mempunyai fantasi dengan sebuah kelas yang baru identitas yang baru, itulah kajian semiotik yang menjadi tujuan iklan itu ditampilkan. “Iklan bukan sekedar dikenal tapi mengubah perilaku orang, dalam konteks susu kental manis membujuk orang untuk membeli dan juga referensi, “ kata dia di Jakarta.

Kita punya kewajiban sebagai konsumen yaitu membaca mengikuti prosedur informasi  barang atau jasa demi keamanan dan keselamatan. Tapi coba mengacu ke PP 69 tahun 1999 dan PERMENKES No 30 tahun 2013. PERMENKES No 30 tahun 2013 mengatur bahwa produk itu harus memberikan informasi yang jelas mudah dibaca tidak menyesatkan dan ada pengawasan dan evaluasi produk dari Kementrian Kesehatan.



Pratiwi Febri dari LBH Jakarta menjelaskan bahwa kurangnya penjelasan yang mudah dimengerti masyarakat tentang kemasan SKM yang terbilang membingungkan. Alhasil membuat konsumen menggunakan skema naluri sebagai penggunaannya. “Ketika saya baca produk skm 4 kkl per sajian ini maksudnya gimana cara menghitung takaran itu? Lalu bagaimana dengan bapak ibu atau masyarakat yang membaca menghitung saja sulit bagaimana mereka dapat menganalisis informasi dari produsen oleh produknya ini” ungkapnya.



Seharusnya pelaku pengusaha periklanan bertanggungjawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan dari iklan tersebut, ini bisa kita pakai ada akibat yang timbul atau kerugian yang timbul dari iklan tersebut.
Sangat disayangkan ibu-ibu menggunakan SKM sebagai pengganti asi dengan alasan kecocokan lidah si bayi, terlebih label susu menjadi patokannya. “Saya masih menemui Ibu-ibu memeberikan susu kental manis di botol yang penuh dengan botolnya coklat dotnya udah terbuka karena dia bilang, habis anak saya kalau ga minum itu (SKM) ga minum susu, dan itu anaknya udah 4-5 tahun kurang gizi” ungkap Rahmah Housniatim Ketua Umum Asosisasi Ibu Menyusui Indonesia.
Sumur Gan
Moga bermanfaat gan, Salamemoticon-Maaf Agan
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
1.8K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.