Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

icarduzAvatar border
TS
icarduz
DIVESTASI FREEPORT, Inalum Kebut Proses Administrasi
Bisnis.com, JAKARTA — Proses penyelesaian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia masih terus berjalan.

Head of Corporate Communications PT Inalum (Persero) Rendi A. Witular mengatakan, saat ini pihaknya masih menyelesaikan sejumlah hal terkait dengan persoalan administrasi divestasi.

“Banyak proses administrasi yang disiapkan. Salah satunya adalah pembentukan perusahaan patungan dengan Pemda Papua, dan lain-lain,” ujar Rendi ketika dihubungi Bisnis, Kamis (9/8/2018).

Rendi enggan mengomentari lebih jauh terkait proses divestasi yang tengah berjalan. Namun, pihaknya berharap proses divestasi bisa selesai secepatnya. “Kami inginnya kan ini selesai secepat-cepatnya,” katanya.

Inalum tengah mengkaji pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan Pemerintah Daerah Papua terkait pengambilan jatah porsi saham 10% untuk Pemda di PTFI. Hal ini sempat diungkapkan oleh Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin pada Selasa lalu.

Dia mengatakan, pihaknya bersama Pemda Papua tengah membahas mekanisme masuknya Pemda ke porsi saham 10% tersebut.

"Kami masih mengkaji apakah buat perusahaan baru atau pakai BUMD yang ada," ujar Budi di Jakarta, Selasa, (7/8/2018).

Menurutnya, pengambilan jatah kepemilikan 10% melalui BUMD eksisting akan lebih mempercepat proses pengambilalihan saham PTFI.

Sebelumnya, Budi pernah menyampaikan bahwa dalam proses divestasi 51% saham PTFI, Inalum dan Pemda Papua rencananya akan membentuk perseroan khusus (SPV) untuk memiliki 25% saham PTFI. SPV akan dimiliki oleh Inalum dengan porsi saham 60% dan Pemda Papua sebesar 40%. Dengan langkah ini, total kepemilikan saham Pemda Papua di PTFI menjadi 10%.

Terkait dana untuk akuisisi saham Freeport yang membutuhkan US$3,5 miliar, Budi mengaku pihaknya sudah menerima indicative offer letter dari perbankan yang dijajaki. Dalam surat tersebut, pinjaman yang akan diterima melebihi nilai dari yang dibutuhkan Inalum.

Sementara itu untuk keuangan perseroan Budi mengatakan Inalum beserta anggota holding tambang memiliki kas sekitar US$1,5 miliar yang bisa digunakan untuk transaksi divestasi."Komposisi pendanaan masih didiskusikan. Tapi posisi kas Inalum (holding) sendiri kan mendekati US$1,5 miliar," tutur dia.

Dia menargetkan akan menyelesaikan transaksi divestasi pada Agustus.Sebagai informasi pada 2017 Inalum membukukan pendapatan sebesar US$3,5 miliar dengan laba bersih konsolidasi mencapai US$508 juta.Holding industri pertambangan Inalum juga tercatat memiliki sumber daya dan cadangan nikel sebesar 739 juta ton, tima 1,1 juta ton, batu bara 11,5 miliar juta ton, emas 1,6 juta toz (troy ounce), dan perak 16,2 juta toz.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno belum lama ini juga menyebutkan akan ada sekitar 8-11 bank yang siap mendanai Inalum. Pinjaman bank tersebut sepenuhnya akan diperoleh dari bank luar negeri, di antaranya ada yang berasal dari Jepang dan Hongkong.

Salah satunya adalah bank asal Jepang, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, disebut akan menjadi pemimpin sindikasi bank yang akan memberi pinjaman ke Inalum.

SUMBER:
http://industri.bisnis.com/read/2018...s-administrasi
Diubah oleh icarduz 13-08-2018 08:50
0
481
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.