gurusejarahAvatar border
TS
gurusejarah
Tak Kunjung Indah, TKI dari masa ke masa (abad 19- abad 21)
Assalamualaikum WR WB


Spoiler for TKI:


istilah TKI atau tenaga kerja Indonesia tentu bukan menjadi istilah yang asing di Indonesia. istilah TKI ini merujuk pada mereka yang memutuskan untuk bekerja di luar negri dalam jangka waktu tertentu dan mendapat upah. TKI sering dikonotasikan sebagai tenaga kerja kasar karena faktanya sebagian besar dari TKI yang dikirim ke luar negri adalah mereka yang tidak memiliki skill khusus dan bekerja pada sektor non formal walaupun ada juga tenaga kerja ahli namun jumlahnya masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan tenaga kerja unskill tersebut. istilah tersendiri juga disematkan untuk tenaga kerja khusus perempuan, mereka biasa disebut sebagai TKW (tenaga kerja wanita) kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pengasuh anak dan lansia, asisten rumah tangga, dan sektor informal lainnya. TKI ini jika di runut kebelakang ternyata memiliki nilai historis yang panjang bahkan dimulai jauh sebelum republik Indonesia lahir. terhitung dimulai ketika abad ke 19 dimana pemerintah kolonial berusaha melakukan program pengiriman tenaga kerja ke luar dari kawasan Hindia Belanda.


Spoiler for tenaga kerja dari Jawa:



dari berbagai studi yang dilakukan, migrasi tenaga kerja di nusantara di mulai oleh program yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. tempat tujuan pengiriman tenaga kerja yang pertama adalah daerah yang kita kenal sebagai negara Suriname pada masa sekarang ini. negara Suriname dulunya adalah daerah koloni Belanda yang terletak di bagian utara benua Amerika Selatan. di Suriname, belanda membuka perkebunan yang sangat luas dan membutuhkan tenaga kerja yang besar. awalnya pemerintah kolonial belanda di Suriname banyak mendatangkan tenaga kerja dari benua Afrika khususnya di kawasan Afrika barat. mereka yang berasal dari afrika ini bukanlah tenaga kerja upahan melainkan budak yang sengaja dipekerjakan mengurus perkebunan. sebagai budak, bangsa afrika ini dimiliki oleh pemerintah kolonial dan budak-budak ini tidak di beri upah dan hanya di beri makanan supaya mereka dapat terus hidup dan bekerja. namun bangsa eropa yang mulai memasuki masa liberalisme mulai menghapuskan praktik perbudakan khususnya dimulai pada awal abad ke 19. terhitung sejak tanggal 1 juli 1863 bangsa afrika di Suriname dibebaskan dari perbudakan akibat perubahan undang-undang yang terjadi di kerajaan Belanda. akibatnya orang -orang afrika dibebaskan untuk memilih pekerjaannya yang kebanyakan meninggalkan pekerjaannya di perkebunan dan lebih memilih untuk berdagang.


Spoiler for proses pengiriman tenaga kerja kontrak dari batavia:


akibat kebijakan ini banyak perkebunan di Suriname kekurangan tenaga kerjanya.padahal pendapatan utama Suriname adalah dari sektor perkebunan yang mengakibatkan penurunan ekonomi Suriname secara drastis. untuk itu pemerintah kolonial berusaha mencari opsi lain untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. selanjutnya pemerintah belanda mencari daerah tenaga kerja baru dan ahirnya dipilihlah orang Jawa. tujuan pemilihan orang jawa ini adalah karena rendahnya tingkat perekonomian penduduk pribumi (Jawa) akibat meletusnya Gunung Merapi dan padatnya penduduk di Pulau Jawa. Pemerintah Kolonial Belanda di Jawa berusaha untuk merekrut tenaga kerja dengan bantuan dari birokrasi lokal seperti wedana dan kepala desa. ahirnya pada 21 Mei 1890 diberangkatkan tenaga kerja pertama dari Hindia Belanda ke Suriname dengan jumlah sebanyak 94 orang terdiri 61 pria dewasa, 31 wanita, dan 2 anak-anak. mereka semua di berangkatkan dengan menggunakan Kapal SS Koningin Emma dan sampai dengan selamat di Suriname pada 9 Agustus 1890. selanjutnya mereka semua di tempatkan di pemukiman khusus yang terpusat di Paramaribo City. rata-rata tenaga kerja kontrak dari jawa biasanya di kontrak selama 5 tahun namun kadang bisa lebih tergantung kebijakan pemerintah kolonial Belanda.


Spoiler for MBOK SAMIN:


contoh kisah tenaga kerja pertama asal jawa adalah seorang yang bernama Bok Samin (dalam jawa Mbok Samin) yang datanya ditemukan dalam arsip nasional di Den Haag. ia adalah seorang wanita yang berasal dari desa Jatisari, Subah, Batang (Sekarang Kab. Batang) yang berangkat sebagai tenaga kerja kontrak Pada tanggal 5 Juli 1928. ia berangkat dari Pelabuhan di Batavia menuju Suriname dengan kapal uap SS Sembilan dengan menempuh perjalanan selama 3 Bulan. saat berangkat ia berumur 17 Tahun dan di kontrak selama 5 Tahun. di suriname dia bekerja di kota kecil bernama Alliance. Masa kontrak Bok Samin semestinya hanya 5 tahun (21 Juni 1928 - 21 Juni 1933) namun kelihatannya beliau baru dipulangkan ke Jawa pada tanggal 28 Oktober 1937 (alias lewat 4 tahun). Bok Samin pulang dengan kapal uap SS Blitar dan dari informasi yang ada, tampaknya beliau sempat bersuami karena pulang dengan membawa serta dua orang anaknya yang bernama Rameslan dan Masinem. dalam catatan di arsip tersebut juga disebutkan bahwa di Suriname juga ada 95 orang Batang lainnya yang bekerja disana.



Spoiler for diatas kapal pengiriman:


praktik pengiriman tenaga kerja Jawa ke Suriname berlangsung dari tahun 1890-1939. tercatat sejak awal pelaksanaannya pemerintah kolonial belanda sudah mengirimkan 32.986 orang dengan 77 kapal angkutan yang berbeda. menjadi tenaga kerja kontrak di luar negri menjadi alternatif bagi masyarakat jawa yang saat itu hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. selain masyarakat jawa banyak juga tenaga kerja nusantara dari daerah yang lain seperti Madura, Sunda, dan Batak namun jumlah komposisi terbesar adalah orang Jawa. di Ibukota Suriname masyarakat Jawa banyak mendirikan pemukiman terpusat dalam beberapa kampung atau distrik. mereka berdiaspora bahkan dalam kasus Bok Samin sampai menikah dan memiliki keturunan. beberapa memilih menetap di Suriname. bahkan bahasa Jawa banyak di gunakan bahkan sampai saat ini.


pasca revolusi kemerdekaan, pemerintah mendirikan badan yang khusus mengatur tentang tenaga kerja yang dinamakan  Kementerian Perburuhan Melalui Peraturan Pemerintah No 3/1947. diatur pula bagaimana prosedur pengiriman tenaga kerja keluar negri. Penempatan TKI yang didasarkan pada kebijakan pemerintah Indonesia baru terjadi pada 1970 yang dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 4/1970 melalui Program Antarkerja Antardaerah (AKAD) dan Antarkerja Antarnegara (AKAN), dan sejak itu pula penempatan TKI ke luar negeri melibatkan pihak swasta (perusahaan pengerah jasa TKI atau pelaksana penempatan TKI swasta). penempatan TKI awalnya diarahkan menuju kawasan malaysia. pemilihan malaysia sebagai tujuan tenaga kerja karena Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang dialami Malaysia sejak awal tahun 1970-an, telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, sehingga enggannya masyarakat Malaysia melakukan jenis-jenis pekerjaan kasar, sehingga itulah yang dikerjakan oleh TKI asal Indonesia. selanjutnya diarahkan lagi menuju kawasan Timur Tengah yang pada medio 1990an tengah merangkak perekonomiannya menuju ke arah kemajuan akibat dari perdagangan minyak yang menguntungkan.


Spoiler for BNP2TKI:



walaupun dikenal sebagai penyumbang devisa bagi negara, TKI kerap menjadi korban baik dari agen penyalur tenaga kerja, majikan bahkan oknum dalam departemen tenaga kerja. bergaam kasus TKI seperti kekerasan pada tenaga kerja, pembunuhan, TKI kabur sudah menjadi santapan umum media di tanah air. sebut saja kasus darsem, ceriyati, maupun ruyati. selain itu juga adanya beberapa pungli yang dilakukan oleh oknum contohnya oknum KBRI dan KJRI terhadap TKI menambah beban derita para TKI. beberapa TKI juga mengalami kisah pilu dimana hasil kerja kerasnya malah dipotong untuk beragam alasan oleh penyalur TKI. belum lagi para TKI ilegal yang banyak berkeliaran tanpa mendapat perlindungan resmi dari pemerintah. muncul komitmen pemerintah dengan mendirikan BNP2TKI yang menjadi badan resmi dalam penyaluran TKI serta perlindungan. komitmen pemerintah ini sebagai keseriusan pemerintah melakukan pembenahan dalam proses penyaluran tenaga kerja. pada 2015, Bank Dunia mencatat sumbangan remintasi TKI mencapai US$ 10,5 miliar atau sekitar Rp 140 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari penerimaan program pengampunan pajak atau tax amnesty yang mencapai Rp 110 triliun hingga awal tahun ini. walaupun selalu di diskreditkan peran TKI dalam membangun Indonesia tidak dapat dianggap sebelah mata. mereka yang dianggap pekerja kasar inilah yang senantiasa menjadi salah satu penggerak kemajuan bangsa.


JAS MERAH


Menerima Kritik dan Saran emoticon-Salam Kenal

mengharapkan cendol dan bata emoticon-Cendol Gan


rate dan share bila berkenan emoticon-Rate 5 Star


SUMBER 1
SUMBER 2
SUMBER 3
Diubah oleh gurusejarah 28-07-2018 03:32
0
10.7K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.