Damaskus- Lebih dari 220 orang dilaporkan tewas akibat serangkaian aksi bom bunuh diri dan serangan-serangan di Suriah selatan. Serangan-serangan pada Rabu (25/7) waktu setempat itu diklaim oleh kelompok radikal ISIS.
Kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan seperti dilansir kantor berita
AFP, Kamis (26/7/2018), serangan-serangan itu terjadi di sejumlah wilayah di provinsi Sweida, Suriah selatan yang sebagian besar dikuasai pemerintah Suriah.
Kelompok radikal ISIS mengklaim serangan-serangan tersebut dengan menyatakan "para prajurit kekhalifahan" menyerang posisi-posisi pemerintah Suriah dan pos-pos keamanan di Sweida, kemudian meledakkan sabuk-sabuk bom.
Observatory menyatakan, empat pengebom bunuh diri menargetkan Sweida dan para pengebom lainnya beraksi di desa-desa kecil di utara dan timur Sweida, serta menembak penduduk di rumah-rumah mereka. Observatory melaporkan, setidaknya 221 orang tewas, termasuk 127 warga sipil. Sisanya, 94 orang merupakan para petempur pro-rezim, yang kebanyakan adalah warga yang mengangkat senjata untuk mempertahan rumah-rumah mereka.
Kepala Observatory, Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP, mayoritas orang yang tewas "berada di daerah utara (Sweida), tempat ditemukannya mayat-mayat warga sipil yang dieksekusi mati di dalam rumah mereka."
Abdel Rahman mengatakan, ini merupakan salah satu serangan ISIS paling mematikan di Suriah. Dikatakannya, serangan berakhir setelah pasukan rezim akhirnya berhasil memukul mundur para militan ISIS dari sejumlah desa.
"Sejumlah warga yang lari dari desa-desa mereka saat serangan, kini telah kembali dan menemukan orang-orang yang tewas di rumah-rumah mereka," tutur Abdel Rahman.
Setidaknya 38 militan ISIS, termasuk para pengebom bunuh diri, juga tewas dalam serangan-serangan tersebut.
Media pemerintah Suriah mengkonfirmasi bahwa serangan-serangan itu telah menewaskan dan melukai orang-orang di kota Sweida dan desa-desa di utara dan timur Sweida, namun tidak menyebutkan jumlah spesifiknya.
SUMUR