Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

beyoungcarerockAvatar border
TS
beyoungcarerock
Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo
Berbalut baju kemeja putih dan topi koboy, penampilan pria yang duduk di bawah tenda Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan di Jalan Andi Pettarani, Makassar, itu, cukup menarik perhatian. Gelang emas, seperti biasa, melingkar di pergelangan tangan kanannya. Bagi sebagian orang, pria yang datang ke KPU dikawal sejumlah ajudan pada Selasa, 17 Juli 2018, siang itu, sudah tak asing lagi.

Sosoknya memang menghiasi banyak media massa ketika lokalisasi legendaris Kalijodo digusur oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dibantu ribuan aparat gabungan polisi, tentara, dan Satpol PP pada awal 2016. Dialah Abdul Aziz Emba alias Daeng Aziz, bekas penguasa lokalisasi yang terletak di Kelurahan Muara Angke, Jakarta Barat, itu, selama lebih dari sepuluh tahun.

Polda Metro Jaya sempat menetapkan Daeng Aziz sebagai tersangka dugaan prostitusi di Kalijodo. Namun, belakangan pria berumur 51 tahun tersebut hanya disidang dalam kasus pencurian listrik di beberapa kafe remang-remang miliknya di Kalijodo. Pada 30 Juni 2016, ia divonis bersalah dan dihukum 10 bulan penjara serta denda Rp 100 juta oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo

Lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba Daeng Aziz mendaftar sebagai calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel. Pria asli Jeneponto, sebuah kabupaten yang berjarak 80-an Km dari Kota Makassar, itu, mendaftar sebagai caleg dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), partai besutan Prabowo Subianto.

Sayangnya, Daeng Aziz enggan berbicara banyak seputar pencalegannya itu. Ia hanya bilang mendaftar menjadi anggota dewan bersama kawan-kawannya. “Saya mendaftar dulu. Kan ini belum diterima. Masih seleksi,” kata pria berkumis tersebut. “Nanti lah kita bicara lebih lanjut. Jangan di sini,” elak Daeng Aziz.

Bekas pengacaranya, Razman Arif Nasution, tak terkejut mendengar kabar majunya Daeng Azis ke pileg 2019 lewat Gerindra. Sebab, setelah terusir dari Kalijodo, Daeng Azis memang diketahuinya merapat ke partai berlambang kepala burung garuda itu. Bahkan Daeng Aziz mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra di Pilkada DKI Jakarta saat melawan Ahok-Djarot Syaiful Hidayat.

Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo

Daeng Aziz sempat muncul di acara kampanye Anies-Sandi di Jalan Pemuda, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Minggu, 8 April 2017. Ia duduk di jajaran kursi paling depan. Bahkan, Daeng Aziz sempat mengikuti sesi foto bersama dengan Anies. Namun, Anies mengaku tak tahu kehadiran Daeng Aziz. “Justru tahunya dari teman-teman (wartawan),” katanya.

Adapun Daeng Aziz sempat melontarkan pujian kepada pasangan Anies-Sandi usai acara kampanye itu. Ia menilai pasangan tersebut sebagai paket calon pemimpin yang berintegritas, mendidik, dan mengayomi masyarakat. “Ini sudah sepaket. Saya sepenuhnya mendukung Anies-Sandi,” ungkap Daeng Aziz.

Kedatangan Daeng Aziz di kampanye Anis-Sandi memancing komentar Ahok. Menurutnya, Daeng Aziz mendukung rivalnya itu karena dendam terhadap penggusuran Kalijodo. Ahok pun tak peduli. Ia tetap menggusur bedeng-bedeng di bawah fly over Kalijodo, yang disinyalir menjadi lokasi prostitusi baru.

Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo

Ketua DPD Gerindra Sulsel, Idris Manggabarani, mengungkapkan, Daeng Azis mendatangi Kantor DPD Gerindra Sulsel sekitar bulan Maret 2018, untuk mendaftar sebagai caleg. Meski lupa hari apa tepatnya Daeng Azis datang ke DPD Gerindra, Idris ingat betul saat itu Daeng Azis mengatakan sangat nge-fans berat dengan Prabowo. Itu sebabnya dia hanya mau ke Gerindra karena ada Prabowo.

“Dia bilang, ‘Pak saya mau maju jadi caleg tapi tujuan utama saya bukan mau terpilih jadi anggota DPRD. Tujuan saya supaya Prabowo menjadi presiden dan Gerindra menang. Makanya waktu mendaftar dia tidak peduli mau ditempatkan di nomor urut berapa. Akhirnya dia mendapat nomor urut 5,” terang Idris kepada detikX.

Sebelum menjadi caleg, Daeng Aziz mendaftar sebagai anggota Gerindra. Daerah pemilihan yang harus ditaklukan Deang Azis untuk menjadi legislator meliputi Kabupaten Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar. Idris optimistis Daeng Azis bakal punya peluang menang. Sebab, nama Daeng Azis begitu dikenal di Jeneponto. Dan dia juga memiliki jaringan di dua kabupaten lainnya.

"Saya melihatnya Daeng ini polos ya, tidak ada kecenderungan pintar berpolitik. Dia hanya cinta Gerindra dan loyalis Pak Prabowo. Saat 2014 saja di Sulsel Gerindra menang besar di Jeneponto, daerahnya Daeng Azis,” ujar Idris.

Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo

Menurut Idris, sekali pun nama Daeng Azis dikaitkan dengan lokasi maksiat di Kalijodo, tidak lantas namanya buruk di kampung halaman. Bahkan Daeng Azis sangat dihormati di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. “Masyarakat di sini (Sulsel) sama sekali tidak menganggap dia sebagai mantan narapidana. Kita lebih baik memilih mantan preman daripada mantan ustadz. Saya lebih menganggap dia sebagai Robin Hood,” tegas Indris.

Istilah Robin Hood yang dimaksud Idris lantaran Daeng Azis dikenal dermawan dengan membagi lahan-lahan miliknya untuk digarap warga dan membiayai sejumlah anak-anak untuk bersekolah dan banyak menghidupi banyak orang.

Sebelum mendaftar menjadi caleg, sepak terjang politik Daeng Aziz di Jeneponto sudah terlihat dengan menjadi tim sukses calon bupati Jeneponto yang didukung Gerindra dalam Pilkada Serentak Juni lalu, Baharuddin Baso Jaya dan Isnaad Ibrahim. Daeng Aziz pun hadir dalam kampanye pasangan cabub-cawabub tersebut.

Soal majunya Daeng Azis di pileg Sulsel, DPP Gerindra menyerahkan mekanisme tersebut ke DPD setempat. "Itu mekanisme diserahkan kepada Ketua Gerindra di daerah. Sekali pun mekanisme persetujuan akhir tentu ada di DPP. Hanya biasanya yang menjadi keputusan di daerah itu yang kita akomodir," kata Wasekjen DPP Gerindra Sudaryono kepada detikX, Selasa, 17 Juli.

Daeng Aziz, dari Reruntuhan Kalijodo Berlabuh ke Prabowo

Ketua Gerindra daerah, kata Sudaryono, adalah yang paling tahu soal peta kekuatan di wilayahnya masing-masing. Penempatan seorang caleg merupakan bagian dari strategi. Sebab Ketua Gerindra di daerah baik itu DPD maupun DPC yang paling tahu kebutuhan dan kekuatan politik di daerahnya.

“Yang jelas fokus Gerindra dan Pak Prabowo adalah program program ekonomi. Karena saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang dalam keadaan yang tidak terlalu baik. Harga harga sembako mahal telor mahal. Lapangan pekerjaan sulit dan seterusnya,” kata Sudaryono.

Yihaaaaaaaaa

0
1.9K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.