Mengutip cnnindonesia.com, PT Pertamina (Persero) hendak menjual sebagian asetnya kepada pihak swasta untuk menjaga kesehatan keuangannya. Tindakan perusahaan ini sudah mendapat izin dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Hal itu diketahui dari surat bertanggal 29 Juni 2018, perihal persetujuan prinsip aksi korporasi untuk mempertahankan kondisi kesehatan keuangan PT Pertamina yang beredar dan telah ditandatangani Rini Soemarno.

Melihat berita ini, TS langsung kepikiran permasalahan HOAX yang lagi trendi saat ini. Berita ini tentu menjadi bahan menarik bagi para pembuat hoax, baik yang ingin meraih keuntungan ekonomis, maupun keuntungan politis. Keuntungan ekonomis yaitu dengan cara memasang iklan di halaman berita HOAX-nya sehingga pembuat berita akan memperoleh uang setiap kali orang lain membaca beritanya. Uang yang diperoleh tentu tidak sedikit karena berita HOAX, apalagi yang judulnya dibuat provokatif, banyak diminati oleh masyarakat umum. Keuntungan politis yaitu untuk menjatuhkan citra pemerintahan sekarang sehingga elektabilitas Jokowi di pilpres 2019 akan menurun.

Isu ini menarik untuk dijadikan HOAX karena mengandung kata kunci yang sensitif. Kata kunci yang dimaksud adalah "menjual aset", dalam hal ini aset PT Pertamina yang notabenenya adalah salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Tentu kata kunci ini mengingatkan kita dengan penjualan kepemilikan Indosat ke Singapore Technologies Telemedia (STT) yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri, selaku presiden RI saat itu.

Penjualan Indosat ke perusahaan Singapura tersebut banyak dikritik karena dinilai mengobral BUMN strategis nasional ke pihak swasta asing. Itulah sebabnya 'dosa' Megawati ini selalu diungkit-ungkit oleh lawan politiknya untuk menjatuhkan Megawati beserta partai yang dipimpinnya (PDIP).

Celakanya, Jokowi selaku presiden RI sekaligus calon presiden RI periode 2019-2024 merupakan anggota partai PDIP.
Apalagi Jokowi sering diisukan sebagai pro asing dan presiden boneka yang dimainkan oleh Megawati. Meskipun "menjual aset" (dalam kasus ini) tidak sepenuhnya sama dengan "menjual kepemilikan" (dalam kasus indosat), toh kedengarannya hanya beda sedikit. Oleh karena itu, bagi lawan politiknya, isu ini tetap dapat digembor-gemborkan seolah-olah Pertamina mau dijual kepemilikannya ke asing. Tidak mengherankan apabila besok atau beberapa hari kemudian muncul berita pelintiran dengan judul "GAWAT!! Setelah Indosat, Kini Pertamina Mau Dijual Jokowi ke Asing".