Pondok Gede dan Pasar Tumpahnya yang Selalu 'Eksis' di Bekasi

Beranda

...

The Lounge
Pondok Gede dan Pasar Tumpahnya yang Selalu 'Eksis' di Bekasi

rhsrofiq

03-07-2018 15:12

Pondok Gede dan Pasar Tumpahnya yang Selalu 'Eksis' di Bekasi

BEKASI – Para pedagang Pasar Pondok Gede sedang melakukan praktik pasar tumpah

di sekitar trotoar jalan utama di Jalan Raya Pondok Gede, Kecamatan Pondok Melati,

Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/06/2018).

Para pembeli sayur mayur, buah-buahan dan bumbu dapur sebagian besar biasanya berprofesi sebagai pedagang sayur rumahan dan pemilik restoran maupun Warteg. Ada pula yang menjadi pembeli saat mereka ingin mengadakan acara di rumah mulai dari arisan sampai acara khitanan. Mereka membeli di pasar Pondok Gede sekitar pukul 02.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Namun, terkadang mulai dari pukul 22.00 WIB ada beberapa pedagan yang sudah menjajakan dagangannya di trotoar.

Quote:

Plt Wali Kota Bekasi, Ruddy Gandakusumah, mengatakan bahwa untuk Pasar Pondok Gede sejatinya sudah tidak diperbolehkan adanya pasar tumpah yang mengambil sebagian trotoar untuk digunakan berjualan. Padahal, Satpol PP Pasar Pondok Gede sudah menyediakan tempat di belakang Atrium Pondok Gede tempat yang bersih dan bebas pungli.
“PKL yang ada di pertigaan pasar harus ditata seperti yang sudah di rencanakan oleh Camat Pondok Melati sebelumnya. Kalu tidak bisa bekerja, saya akan menganti pejabat penangung jawab kebersihan pasar Pondok Gede hari ini,” kata PJ Walikota berencana melakukan inspeksi mendadak.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Bekasi, Cecep Suherlan, mengaku kesulitan melakukan penjagaan PKL Pasar Pondok Gede Bekasi. Cecep menyayangkan perilaku pedagang yang sulit diatur dan ditertibkan.

Quote:

"Kita sudah coba tertibkan berkali-kali. Tetapi diulangi terus. Jadi ya cukup sulit mengubah mind setatau pemikiran orang, untuk bisa melakukan penataan, agar bisa tertib. Bahkan sudah kita siapkan dua pleton di sini dan kedepan juga harus terus Satpol PP tertibkan,” ucap Cecep.

Menurut Wasit -Salah satu pedagang yang enggan ditertiibkan- sebagai penjual pisang yang telah lima tahun berjualan tersebut. Omzet penjualan relatif besar baik itu satuan maupun per sisir pisang ketika berjualan di pinggiran trotoar jalan Raya Pondok Gede, Pondok Melati, Kota Bekasi. Wasit menyatakan sikapnya bahwa kurang setuju dengan kebijakan pemkot yang menertibkan para pedagang dan berlaku sewenang-wenang kepada para pedagang. Wasit berharap bahwa dirinya bisa terus berdagang dengan rutin di trotoar Jalan raya Pondok Gede karena menurutnya pemasukan yang didapat lebih besar daripada jika dilokalisasi di belakang atrium.

Quote:

"Meskipun bersih dan nyaman, di belakang atrium itu gak ramai yang beli. Saya sih pribadi gamau kalo dipindah ke situ. Lagipula biaya untuk sewanya terlalu mahal bagi penjual buah-buahan seperti saya. Kalau di luar sini, lebih fleksibel. Hanya paling ada uang keamanan dari ya preman-premangitu." pungkasnya.

Mengenai penertiban yang dilakukan pemkot Bekasi agaknya mayoritas pedagang kurang setuju dengan kebijakan tersebut. Para pedagang memilih kucing-kucingan dengan petugas satpol PP daripada harus memilih untuk menyewa lapak yang disediakan di belakang atrium.

Quote:

"Ya boleh aja kami digusur, tetapi jangan memberikan pilihan yang memang kami tak sanggupi. Yah kucing-kucingan aja deh." ungkapnya.

Kalau kalian lebih suka pasar tumpah atau pasar di dalam ruangan gan?