Jakarta - Di tengah sentimen negatif perang dagang dunia, Indonesia dituntut kreatif mencari sumber-sumber pendapatan baru salah satunya dari perdagangan ekspor.
Selain meningkatkan volume ekspor produk-produk unggulan seperti sawit dan batu bara, pemerintah juga tengah giat menggenjot ekspor produk hasil industri seperti lokomotif hingga bus.
Dari sisi negara tujuan ekspor, pemerintah Indonesia juga dituntut untuk lebih giat mencari negara-negara baru untuk sebagai negara tujuan ekspor.
Salah satu yang tengah diseriusi adalah ekspor bus ke Bangladesh.
"Transaksi terbesar dari bus," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda di kantor Kementerian Perdagangan akhir pekan lalu.
Perihal ekspor bus made in Indonesia ke Bangladesh tersebut, Arlinda mengatakan, hal itu terjadi pada sebuah pameran Industri RI yang mendatangkan investor dan pelaku usaha dari berbagai negara.
Sayang, ia tak merinci perihal pameran produk RI yang dimaksud. namun ia menyebut, dalam transaksi itu disepakati ada sedikitnya 1.034 unit bus yang diekspor dari Indonesia ke Bangladesh.
"Jadi kita pameran di beli oleh mereka sebanyak 1.034 bus," bebernya.
Tak hanya bus, Bangladesh juga membeli lokomotif asal Indonesia. Total dari transaksi antara Bangladesh dan Indonesia dalam pameran yang sebelumnya disebut mencapai Rp 4,3 triliun.
"Pokoknya kita dapat transaksi hampir US$ 179,79 miliar atau Rp 4,3 triliun antar ke 2 negara (RI-Bangladesh)," tandasnya. (dna/dna)
https://finance.detik.com/berita-eko...-ke-bangladesh