Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rhsrofiqAvatar border
TS
rhsrofiq
Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai
Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai
Manggarai adalah nama salah satu daerah perbatasan antara Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Tempat ini menjadi sangat terkenal ketika setiap harinya ribuan orang memadati tempat yang cukup terkenal sampai sekarang ini. Di Manggarai terdapat stasiun dan terminal yang lumayan besar. Terutama stasiun manggarai. Stasiun ini menjadi transit stasiun yang digunakan dari berbagai arah. Dari Bekasi ke Jakarta Kota, dari Bogor ke Jakarta kota, Depok-Jakarta Kota, dan bahkan dari luar kota sekalipun. Stasiun Manggarai memiliki banyak lajur rel kereta api. Inilah yang membuat stasiun ini menjadi stasiun transitor dari dan ke arah Jakarta. 


Kisahku di mulai sejak satu tahun lalu, dimulai dengan kejadian yang begitu aneh. Namaku Tobias. Sering dipanggil Tobi. Aku adalah mahasiswa dari salah satu universitas di Jakarta. Aku adalah mahasiswa yang gemar beorganisasi di kampus. Maka dari itu, kisah ini dimulai dari organisasi yang telah aku ikuti. Organisasi tersebut adalah organisasi pemerintahan kampus dan aku berkecimpung di tingkat jurusannya. Belum sampai tingkat yang lebih tinggi. Aku memang orang yang serius dalam melakukan sesuatu. Serius dalam hal ini bukan berarti kaku, pendiam apalagi pemarah. Serius dalam arti tidak ingin organisasi yang aku ikuti tidak bermanfaat. Sehingga setiap detilnya aku dan teman-temanku ubah menjadi bermanfaat dan membekas di hati.

Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai

            Singkat cerita, aku telah menjadi kakak senior yang mulai belajar menggiring adik-adiknya yang baru masuk kuliah. Tugasku dan kawan-kawan adalah mengarahkan adik-adik agar ketika menjadi mahasiswa, dapat melakukan hal yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Tidak hanya memikirkan diri sendiri. Sebab, mahasiswa zaman sekarang memang terlalu banyak yang individualis. Kadang-kadang ada yang berkelompok dan membentuk lingkaran. Namun, usut boleh usut, ujung-ujungnya untuk partai tujuan akhir mereka. Bagaimana tidak, setiap kader yang telah lulus kuliah atau bahkan masih kuliah pasti dijaring ke salah satu partai. Tapi, mereka yang berkelompok ini masih saja mengelak. Padahal aku pernah loh menjadi anggota di dalamnya. Hal itu dikarenakan aku curiga sekaligus penasaran. Yah, begitulah aku. Tobi. Namun tak apalah, itu jalan hidup mereka. Aku hanya miris saja.
            Kembali lagi ke cerita awal, waktu itu di bulan Desember 2014 aku melihat adik-adik aku yang mulai tumbuh menjadi organisator-organisator yang bermanfaat membentuk kepanitiaan baksos. Hal ini dilakukan sebagai penutup akhir rangkaian pelatihan mereka. Jadi, nantinya mereka bisa masuk menjadi anggota dari organisasi pemerintahan kampus tingkat jurusan itu. Meskipun, setelah itu mereka bebas memilih mau masuk atau tidak. Namun setidaknya acara tersebut dapat membentuk tali perekat di antara angkatan mereka dan angkatan di atasnya tentunya.
            Aku awalnya amat malas melihat acara yang hampir setiap tahun ada ini. Dari aku masih menjadi mahasiswa baru aku sudah melihat acara ini. Acara yang amat membosankan buatku, meskipun amat bermanfaat untuk mereka dan pastinya orang yang mendapat bantuannya. Dan aku belajar untuk tidak boleh egois. Lalu, aku mulai bangun jam 7 pagi. Tetapi, tidak langsung berangkat. Aku melakukan aktivitas menulis yang aku lakukan setiap pagi dan malam. Aktivitas itu amat aku gemari sejak SMA. Dan mungkin telah menjadi nafas di setiap hembusan dan sela-sela hidupku. Aku kadang menulis di laptop, handphone atau di dalam buku catatan yang aku bawa setiap hari. Begitulah aku.
            Di sela-sela acara yang berlangsung cukup membosankan itu, di daerah Klender. Ada yang membuatku tertarik. Ya. Pewara/MC yang membawakan acara di depan panggung. Dia begitu ekspresif dan menggoda imajinasiku. Rasanya aku ingin mengobrol dan bercerita banyak dengannya. Memang, sejak dulu aku mencintai wanita yang seperti itu. Aku ingin mengenalnya lebih dekat, dekat dan dekat lagi. Tanpa ada jarak. Dia begitu memukau aku dengan suara khasnya yang berat dengan gaya bicaranya yang unik. Menurutku, parasnya cantik. Kulitnya sawo matang. Tubuhnya mungkin agak kurus, tetapi menurutku cukup proporsional. Karena aku tidak terlalu suka dengan wanita yang gemuk. Dan cantik versiku seperti ini. Aku kemudian bertanya pada teman-temanku yang hadir di acara tersebut. Tetapi tidak ada yang benar-benar tahu tentangnya. Yang mereka tahu hanyalah namanya Diphylea Grayi. Nama yang menurutku jarang. Ya. Itu adalah nama bunga yang transparan bentuknya. Mungkin saja orang tuanya menamai dirinya seperti itu agar kelak nantinya dia tumbuh menjadi gadis yang jujur, bersih dan suci. Aku langsung memikirkan namanya yang indah di setiap saat. Bagiku dia menawan. Oh iya. Dia biasa dipanggil Lea. Hanya sebatas itu yang teman-temanku tahu. Ini menjadi pekerjaan rumah yang cukup sulit buatku. Huuhh…
Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai

            Langkah awal yang aku lakukan adalah mencari tahu info tentangnya. Aku mulai dari mencari semua hal tentangnya di FB, kemudian twitter, BBM, Path dll. Ternyata aku menemukan nama yang cocok dengannya di FB. Aku cari fotonya dan Yap… aku menemukannya meski lewat jejaring sosial FB. Aku memberanikan diri untuk memulai. Aku mulai mengirimkan pesan kepadanya. Saat itu kami belum berteman. Namun, aku berharap akan segera berteman. Dan ya, akhirnya aku mendapatkan balasan yang baik. Kami berteman. Wah,.. akhirnya kami memulai pertemanan yang lumayan sulit ini. Kami hanya berhubungan lewat FB ataupun twitter. Dan saat bertemu, aku belum berani menyapanya. Kejadian ini berlangsung sampai satu bulan. Yakni di bulan Januari 2015.


Quote:


            Bulan Januari berakhir dengan begitu saja. Tak ada hal yang begitu mengesankan buatku. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Mungkin ada satu yakni aku telah mendapat pin BBM Lea dan aku amat berbahagia tentunya. Aku dapat selangkah lebih dekat dengannya. Bukankah ini hal baik? 
***


Bulan Februari, identik dengan bulan penuh kasih sayang. Tak sepenuhnya benar  bagiku. Hidupku berjalan biasa saja di bulan ini. Mungkin karena aku juga salah satu orang yang kurang mempercayai dan tidak pernah merayakan hari yang tidak jelas asal muasalnya itu. Yang tiba-tiba boomingdi masa aku ini. Intinya aku tidak merasakan ini bulan yang berbeda dengan bulan yang lain. Aku memang lahir dari keluarga yang lumayan agamis. Jadi aku tidak pernah dibiasakan hal tersebut. Seperti setiap tahun orang merayakan ulang tahun. Di keluargaku tidak ada perayaan-perayaan seperti itu. Jadi aku tidak terbiasa dengan hal itu. Namun, kembali lagi. ideologiku terpatahkan dengan kemunculan Lea di hidupku sejak dua bulan lalu. Aku selalu memikirkannya dengan serius dan tidak pernah bermain-main. Aku pun tahu tanggal ulang tahunnya, berapa pacarnya dulu, apa hobinya dan banyak hal tentangnya. Aku pun ingin sehari saja berani bertemu dengannya. Tidak hanya dengan sms atau fb, meskipun akhir-akhir ini aku sering menghubunginya lewat bbm.

Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai

Di bulan ini, bertepatan dengan ulang tahunnya. Tanggal 5 Februari. Aku menghadiahkan sebuah buku. Hadiah ini mungkin tidak ada apa-apanya dan amat tidak berpengaruh bagi dirinya. Aku pun juga tidak memberikan hadiahnya di hari ia ulang tahun. Aku memberikannya seminggu setelah hari ulang tahunnya. Aku juga mengerti, pasti dia memiliki orang yang dekat dengannya. Orang yang lebih peduli ketimbang aku. Siapakah aku? Aku adalah orang baru yang baru memasuki dunia baru. Dunia tempat Lea tumbuh dan berkembang. Tempat Lea mengabdikan hidupnya. Alasan lainnya karena aku kurang suka merayakan hari ulang tahun. Itu bukan kebiasaan di keluargaku. Ia memintaku dengan kata-kata yang khas darinya, mungkin dalam bentuk pragmatik atau apalah namanya. “ Tobi, kalau mau kasih hadiah ke Gue, harus langsung ya. Ga boleh dititip. Awas aja.” Begitulah inti dari percakapan kami di media sosial. Aku juga mengerti, bahwa laki-laki yang memulai duluan. Entah apa maksudnya dan apa motifnya. Sampai sekarang aku juga tidak mengerti.
Aku yang mendengar perkataan Lea seperti tersulut api. Aku langsung membungkus sendiri hadiahnya. Meskipun tidak tahu sebenarnya benar atau tidak apa yang aku lakukan ini. Setidaknya aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan penting ini. Hari itu memang begitu indah. Tidak seperti hari-hari sebelumnya dan bulan-bulan sebelumnya. Yang hanya bisa menerka lewat kata dan makana percakapan media sosial. Dan itu pun seminggu sekali. Dan aku harus memulai usahaku mungkin dari sini. Meski tidak tahu apakah Lea menyambutnya sesuai denga apa yang aku maksudkan.

Beberapa hari berselang, kami berjumpa, meski hanya beberapa menit. Bahkan tak sampai satu menit. Aku ingat janji pada diriku sendiri bahwa aku hanya ingin memberikan hadiahnya. Aku juga tak mau membuat gosip baru di kalangan teman-teman lain ketika dekat dengannya. Sebab, isu itu akan cepat menyebar jika di jurusanku. Dan alasan terbesarnya pula adalah aku tak mau Lea menjadi jauh dari aku sebab gosip yang nantinya akan berkembang. Ah, yasudahlah. Aku hanya bisa memandangimu dari kejauhan, Lea. Namun aku tetap bahagia.
***


Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai
           
            Waktu berganti begitu cepat, sebagian kata telah habis kuungkapkan pada keistirahan malam. Bagaimana doa selalu terselip dan terajut dalam ibadah yang aku namakan bukan lagi ibadah. Ini hanya kenistaan yang membawa-bawa agama yang aku yakini. Sebab tujuan utamaku untuk terus bersama Lea. Untuk mencintai dan memilikinya sepenuhnya. Aku tahu niat aku teramat buruk. Namun tak apalah, yang penting aku telah sadar hampir sepenuhnya.

            Kembali pada awal cerita, Stasiun Manggarai adalah jalur kereta api dan Comutter Lineuntuk transit dan menaikturunkan penumpang. Apalagi di jalur ini terdiri dari banyak rel. Segala aktivitas di daerah Jakarta Timur dan Selatan sedikit banyak bertumpu di stasiun ini. Stasiun yang amat popular di kalangan pengguna kereta. Di dalamnya ada banyak fasilitas, mulai dari ind*mar*t, K*C corner, Musala, Toilet dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna kereta dalam menjalani segala aktivitasnya.

            “Tobi dimana? Gue udah telat nih. Lama banget sih.” Seperti itulah pesan bbmnya kepadaku. Aku yang tangan kanan memegang stang gas motor dengan cekatannya mengambil HP di sakuku menggunakan tangan kiri. Aku terus melaju dan sesekali membalas pesan dari Lea. Aku tahu itu kebiasaan buruk. Tetapi, seperti hidup ini. Itu semua adalah sebuah pilihan. Dan aku memilih resiko apapun yang akan terjadi. Begitupun saat mencintai Lea. Ahh.. aku telah mengecewakan dirinya hari ini.
       
Sesampainya di stasiun, Aku langsung ngebut. Menggunakan sepeda motor matic. Aku memacu kendaraanku begitu cepat. Keadaan hening tanpa cerita. Sebab, ini kali pertamanya aku telat menjemput Lea. Dan kali itu juga ia pertama cemberut kepadaku. Di Stasiun Manggarai. Aku merasa amat bersalah.

Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai

Di bulan Mei ini, aku telah menjadi sosok teman yang berusaha selalu ada untuk Lea. Dia menganggapku kakak. Dan aku sama seperti awal. Mengganggapnya orang yang aku cintai. Pada waktu itu, aku memang terlalu percaya diri. Namun, setelah berulang-ulang kali Lea berkata bahwa aku hanyalah temannya. Aku jadi merasa sadar. Bahwa aku memang hanya temannya. Ya. Tidak apa-apa. Lea, kau telah memilih apa yang kau pilih. Dan kau juga harus menerima apa yang seharusnya kau terima di kemudian hari.

Masih di bulan Mei, keadaan menjadi semakin sulit. Ketika suatu saat aku melihat isi dari BBMnya dengan seorang laki-laki. Namanya Tomi. Aku memang teman yang begitu jahat. Mencoba melihat isi percakapannya dengan orang lain. Padahal Lea amat membenci dan tidak menyukai jika HPnya dilihat isinya oleh orang lain. Bahkan oleh orang tuanya sekalipun. Tetapi, aku tak pernah memosisikan diriku sebagai teman bukan? Kendatipun itu anggapannya terhadapku. Aku sedikit egois. Aku sedikit curiga. Aku memang bukan orang yang dapat ia percayai. Memang kenyataanya seperti itu. Aku melakukan hal tersebut dikarenakan tindakannya yang aneh kepadaku. Akhir-akhir ini ia sudah tidak tertarik  nampaknya untuk menghubungiku. Aku memang tak terlalu mempermasalahkannya. Karena sedari awal aku  hanya mencintai sepenuh hati, meski tidaklah cintanya ditanggapi dengan sepenuh hati pula.

Seminggu sudah bulan Mei berjalan, aku masih begitu amat terpukul dengan isi pesan bbmnya atau mungkin WA nya dengan laki-laki yang menjadi tambatan hatinya itu. Ia amat mesra di dalam percakapan. Aku pun mencurigai mereka memang telah lama berhubungan. Ya. Sebelum Lea mengenalku. Tomi, aku tau dari temanku yang kuliah di kampus yang ia kuliahi. Tomi adalah sosok yang agamis , tampan dan organisator ulung. Dia sekarang sedang mencalonkan diri sebagai ketua majelis tertinggi kampusnya. Dari situ aku juga mulai sadar kembali bahwa aku belum sampai seberapa untuk mencintai Lea. Kendatipun cinta ini sudah terlalu dalam. Seperti pisau yang telah tertancap ke rongga dada. Jika kita telah tertusuk, maka saat dipaksa untuk mencabut, akan dirasakan sakit  dua kali. Saat ditusuk dan saat dicabut. Begitupun cinta ini yang telah terlalu dalam menancap di hatiku, kalau pun Lea ingin mencabutnya. Aku akan berkata jangan. Aku sudah tak sanggup sakit untuk kedua kalinya. Aku telah merelakan dia untuk memilih apa yang menjadi pilihannya. Aku hanya malu pada diriku sendiri. Aku dibutakan cinta.

Minggu ke dua Mei, aku jemput ia di rumahnya. Yah. Kami begitu dekat namun bersamaan dengan kedekatan itu, kami begitu jauh. Nampaknya masalah kita sudah berangsur-angsur membaik. Kami sudah saling bertegur sapa. Kami saling bertukar pikiran. Kami kembali sama-sama bahagia. Aku tahu kebahagiaanku adalah mencintainya dan kebahagiaannya adalah mencintai Tomi. Kami saling bahagia dan tidak menyalahkan satu sama lain. Kami melewati rel-rel di daerah Bogor sampai Manggarai, dan dari Manggarai ke kampus. Kami suka berbicara tentang hal-hal bodoh. Sedikit sekali tentang hal-hal pintar dan penting. Kami membicarakan kereta dan peraturan yang ada di dalamnya. Aku tahu berbagai hal tentang kereta api lewat dia. Aku rasa ia sudah sangat berpengalaman. Lea begitu banyak pengalamannya denganku. Dalam hal apapun. Aku menjadi iri kepadanya. Dan kurasa ia bahagia dengan apa yang telah ia lakukan selama ini kepadaku.


Quote:

Sekarang adalah minggu ke tiga Mei. Ceritaku dengan Lea masih tetap sama. Menjadi teman curhat dan segala sesuatu yang tujuan akhirnya harus membahagiakannya. Bagaimanapun caranya. Mungkin cinta kepada orang yang menganggapku sebatas kakak ini adalah pelajaran untukku dalam menjalani rerumitan hidup selanjutnya. Kereta api. Stasiun Manggarai. Adalah saksi yang tak terbantahkan.

Cintaku Tertahan di Stasiun Manggarai


Quote:

-SELESAI-


emoticon-Sorryemoticon-Sorryemoticon-Sorry



Sumber Gambar:

https://www.hipwee.com/hiburan/surat...ertama-kuliah/

https://situsbudaya.id/stasiun-mangg...karta-selatan/

https://www.vebma.com/curhat/Ospek/23310

http://www.sukasukadee.com/2017/02/j...manggarai.html
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
952
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.