Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iyudrambaAvatar border
TS
iyudramba
Sharing pengalaman hampir mati karena pneumonia atau cairan di paru-paru
Salam Gan.
Saya membuat thread ini sekedar berbagi cerita dan pengalaman saya yang hampir mati, dikarenakan tidak bisa bernafas karena cairan memenuhi paru-paru saya. 
Saya harap thread ini bisa jadi forum untuk berbagi info, pengalaman, pengobatan, diskusi dan lain-lain.
Sebelum ke background saya ingin langsung menuju ke hari dimana peristiwa menakutkan itu terjadi, bahwasanya datangnya penyakit ini bisa terjadi kapan saja, seperti petir di siang bolong.

Saya seorang pedagang pakaian jadi dan hari itu saya tengah sibuk mondar-mandir membeli peralatan untuk toko.

Jam 2: Dada saya sedikit merasakan nyeri. Merokokpun terasa sangat sesak dan berat. Kata teman saya mungkin karena keracunan roti coklat yang tadi saya makan, saya pun disarankan untuk minum susu hangat.

Jam 4: Saya merasa sangat capek dan sesak sekali, lalu kemudian saya merebahkan diri sebentar tidur diruang tamu, tapi baru saja saya telentang, tiba-tiba saja TUBUH SAYA TIDAK BISA BANGUN. Saya bergoyang kesamping, tidak bisa. 
Teman saya berkata mungkin karena saya belum makan, dan memang ternyata saya lupa makan. Dia pun membelikan saya bubur.

Jam 5: Firasat saya bahwa hal ini akan berlangsung lama. Tapi saat itu saya ingin sekali buang air kecil, saya pun nekad berdiri menuju ke kamar mandi, dengan tubuh bagian atas tidak bisa degerakan dan dimiringkan. Jadi seperti tidur berjalan. Teman saya yang melihat saya berjalan berkata bahwa gaya berjalan saya mengerikan. 

Jam 6: Adik saya datang. Dan kemudian mendatangkan tukang pijit. Tapi ternyata saya sudah tidak bisa bangun, bahkan ketika disuruh duduk, dada saya merasakan sakit yang luar biasa. Saya miringkan badan, dada saya bertambah sakit. Kami masih belum mengerti apa yang terjadi. Sepupu saya berkata, pernah mengalami seperti itu, badan tidak bisa bergerak sepanjang malam penuh, nanti juga sembuh besok pagi, namanya angin duduk. Saya pun merasa lega mendengar bahwa hal ini akan cuma berlangsung sebentar.

Jam 7: Para kerabat mulai berdatangan, dan mereka menyarankan untuk memanggil Mantri Kesehatan. Mantri itu mengira saya terkena serangan jantung. Lalu dihadapan Mantri tersebut, hal mengerikan itu dimulai. Tubuh saya tiba-tiba terlonjak, menggelepar seperti ikan di daratan, meronta seperti orang tenggelam. Mulut saya refleks menjerit sangat keras "OKSIGEN!!"
Semua kerabat berdiri terkaget. Saya membaca dua kalimat Syahadat dengan ngeri. Saya mulai menyesal apa-apa yang belum saya capai. Kalau ada orang yang bertanya seperti apa rasanya kematian, maka saya jawab "NGERI". Bukan apa-apa, bukan takut atau sakit, tapi rasa ngeri karena kita sedang menuju ke sesuatu yang belum kita ketahui. Rasa sakit ditubuh menjadi nomor kedua, mungkin karena otak sudah kekurangan oksigen.
Saat itu saya mulai kesulitan bernafas, seperti bernafas dengan 30 persen. Dada saya mengeluarkan keringat dingin.

Jam 8: Keluarga dan kerabat saya yang awam tidak mengerti apa yang terjadi. Mereka hanya tahu kalau saya butuh oksigen. Saya pun dibawa ke klinik yang mempunyai oksigen. Saya dibopong diatas kasur dan diletakkan di mobil bak terbuka. Sesampainya disana, sang dokter sempat memeriksa darah saya, tapi kemudian menyerah melihat kondisi saya yang sudah mengap-mengap. Saya dirujuk ke rumah sakit. Begitu menaiki ambulance, saya muntah.

Jam 9: Sesampainya di ruang IGD saya segera dilarikan ke ruang rontgen, saya menjerit sekerasnya begitu mereka membopong tubuh saya, seprti sedikitpun gerakan membuat dada saya sakit. Dan benar saja, dihasil rontgen paru-paru kanan saya berkabut putih, yang artinya ada cairan disana. Dan setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi. Mungkin mereka membius saya. 

Jam 2 keesokan harinya: Saya terbangun dan dibawa ke ruang bedah. Dada saya dibedah sedikit dan dimasukan selang, cairan bewarna merah hitam keluar. Dan saya menghabiskan 5 hari di rumah sakit. Saya hidup. 

After tragedy: 
Waktu itu dokter-dokter yang bolak-balik tidak ada yang menjelaskan. Tapi setelahnya saya mengalami pengobatan TBC selama 9 bulan. Tapi saya googling banyak sekali penyebab pneumonia sampai 25 macam. 1 tahun setelah berhenti pengobatan TBC, paru-paru saya masih lemah dan saya belum bisa bekerja berat. Tubuh saya masih lemah, tidak ada tenaga, gampang sekali ngos-ngosan, berkeringat, tidak kuat dingin, tidak kuat angin, tidak kuat telat makan. 

Kesalahan masa lalu:
- Merokok. Saya termasuk parah, 2 bungkus lebih tiap hari.
- Over kerja. Saya begitu gila kerja, dan tidak memperhatikan tubuh. Masa muda yang tidak tahu apa-apa.
- Kurang makan. Kurang gizi. Kurang minum. Berat badan saya cuman 45 kg. 
- Tidak segera ke dokter, begitu ada reaksi sakit pada tubuh. Sayang uang. 
- Polusi dikamar dan dirumah. 

Hidup dan nasib baru:
Saya tobat gan, saya udah berhenti merokok. Rajin makan dan berolahraga. Sekarang berat badan saya bertambah ada sekitar 25 kg, dari 45 kg menjadi 70 kg. Makan buah dan sayuran.
Tapi untuk ekonomi... saya bangkrut Gan. Modal hutang dari bank yang seharusnya jadi modal malah kepakai untuk berobat dan untuk makan sehari-hari selama sakit. Sekarang saya lagi nyari usaha atau kerjaan yang cocok untuk orang cacat. Dan bersiap-siap untuk menjalani kehidupan di titik terendah saya.

Sekian pengalaman saya. 
Diubah oleh iyudramba 30-05-2018 10:30
1
6.1K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health Consultation
Health ConsultationKASKUS Official
3.4KThread1.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.