Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alisnya.tebalAvatar border
TS
alisnya.tebal
Ramadhan Itu Penyelamat Keluargaku [Based True Story]




Ramadhan 2006, Saat itu aku masih kelas 5 SD, Tak banyak kenangan indah yang kumiliki saat itu. Justru waktu berjalan begitu lambat menemani keluargaku setelah kebangkrutan kedua kalinya dalam pekerjaan ayahku. Aku anak laki-laki pertama dari dua bersaudara. Keluargaku baru pindah dari daerah sidoarjo karena kena musibah lumpur panas lapindo, serta ditambah dengan bangkrutnya keluargaku pasca kenaikan BBM saat itu.

Keluargaku pindah ke Surabaya, tepatnya daerah wonokromo. Disitu kami tinggal disebuah garasi truk yang dipinjamkan oleh budheku di Surabaya. Sebenarnya di sinilah dulu tempat tinggalku waktu kecil, sebelum kami pindah ke Sidoarjo setelah sanggup untuk mengontrak rumah. Alasan dulu dan tahun 2006 pindah ke tempat ini sama, kerena keluargaku mengalami kebangkrutan, yang pertama dulu bangkrut karena krisis moneter yang terjadi di Indonesia.

Untungnya aku punya budhe yang baik hati yang menyuruh kami tinggal disini. Budhe kus namanya, Budheku hidup seorang diri karena suaminya meninggal dan beliau tidak dikaruniai anak. Kenapa aku sebut baik hati, karena hanya dia yang peduli pada keluargaku ketika dua kali mengalami kebangkrutan, sedangkan keluargaku yang lain justru tak ada yang peduli sama sekali.

Waktu di Sidoarjo ayahku bekerja sebagai sales yang mengirim dan mengedarkan tas, sandal, sepatu ke daerah malang, namun setelah bangkrut dan kami tinggal di Surabaya, ayah bekerja sebagai supir taksi serabutan. Ya cuman serabutan, dia jadi supir taksi pengganti supir lainnya, dan otomatis keuntungannya juga dibagi dua dengan supir utamanya. Pendapatan sangat minim bahkan kadang minus untuk melengkapi setoran.

Aku pidah ke sini pada saat ramadhan kurang sekitar 2 minggu, banyak sekali yang berubah dari tempat ini karena dulunya didaerah sini banyak rawa-rawa dan jalannya masih berantakan. Rawa-rawa itu dulu telah berganti dengan bangunan masjid yang cukup besar di sana. Dan di masjid inilah keluargaku mengantungkan hidup ketika ramadhan. Karena dimasjid ini setiap harinya ada takjil dan buka bersama gratis.

Setiap hari aku dan adikku ke masjid ini untuk berbuka. Aku orang yang tidak suka pedas tetapi dengan kondisi saat itu aku tak peduli asal kami bisa makan aku sudah sangat bersyukur. Aku masih ingat dikala ayahku pulang dengan mengendarai taksi aku dan adikku biasa berlari utnuk menyambutnya, tapi karena adikku kalah cepat dia menangis, hahaha.

Pernah suatu waktu ayahku pulang dengan tanpa uang sepeserpun karena uang buat setoranpun kurang. Ayahku berjalan dari Tunjungan ke rumah dengan jalan kaki. Hitam legam ayahku pulang karena terkena panasnya Surabaya saat itu. Aku mengerti betul perjuangan ayahku agar kami bisa makan dan sekolah lagi.

Ayahku mencoba untuk mengambil dokumen-dokumen berharga dikontrakan Sidoarjo. Sebenarnya masih banyak barang barang yang masih tertinggal disana, karena kami hanya mengangkut satu pickup saja sebelum ke Surabaya. Waktu mengambil dokumen tersebut lumpurnya sudah setinggi lutut, tetapi tidak panas karena cukup jauh dari pusat semburannya, sekitar 1 Km. Dan apesnya ketika dokumen tersebut sudah dibawa ke Surabaya, ayahku baru sadar jika kunci rumah tadi hilang kemungkinan di daerah stasiun Sidoarjo. Dan otomatis kami harus mengiklaskan semua barang-barang yang tersisa tenggelam bersama lumpur lapindo.

Dipertengahan ramadhan sandal yang aku pakai satu tahun lebih sudah rusak, aku meminta ke kedua orang tuaku untuk membelikan sandal baru. Namun tak bisa langsung dituruti karena untuk makan saja tidak ada. Namun beberapa hari kemudian alhamdulillah ayahku mampu untuk membelikan sandal baru senilai 12rb rupiah saat itu. Aku begitu senang walau hanya sandal jepit dan ada gambar diatasnya.

Di Surabaya aku bertemu dengan teman masa kecilku, mas Bayu dan mbak Sri. Kedua anak itu kakak beradik, dan sama-sama dari keluarga yang kurang mampu. Siang hari aku kerumahnya untuk mengajaknya bermain, tetapi mereka tidak ada karena masih sekolah. Tetapi malam harinya aku biasa ke rumah mereka untuk menumpang menonton TV dan menonton acara paling hits saat itu, yaitu smack down.

Aku di ajak mas bayu untuk mencari masjid lain untuk buka bersama, yang katanya enak di daerah sana. Sebenarnya aku rada males untuk mencari ke masjid lain karena masjid yang biasa aku jadikan tempat buka, sudah cukup enak makanannya dan tanpa perlu antri juga. Tapi yang namanya anak kecil pasti penasaran dan akhirnya aku mau. Masjidnya cukup jauh dan ternyata harus antri panjang di masjid ini, serta lebih banyak yang anak kecilnya. Menurutku makanannya biasa saja sama dengan masjid biasanya, namun aku menyesal setelah pulang dari masjid ini, karena sandal baru yang dibelikan ayahku hilang dicuri setelah pulang sholat magrib.

Aku sangat menyesalinya, aku tak tega melihat perjuangan ayahku untuk membelikan sandal itu dan sekarang sandalnya hilang begitu saja. Akhirnya pulang aku memakai sandal japit paling jelek di tempat itu dan pulang dengan berlari karena ternyata daerah yang kulewati pulang ketika malam banyak anjing-anjing yang dibiarkan lepas berkeliaran.

Akhirnya ramadhanpun habis, Surabaya sangan sepi ketika lebaran tiba. Tak ada pakaian baru yang kukenakan tahun ini, karena kami tak mampu membelinya, aku dan adikku memakai baju lebaran tahun kemarin. Kami berkeliling ke rumah-rumah untuk mendapatkan uang lebaran, alhamdulillah kami pualng berhasil membawa sekitar 100rb rupiah.

Sebulan ramadhan di Surabaya, akhirnya ayahku memutuskan untuk pulang kampung ke Malang, tinggal di rumah nenekku. Ayahku bilang jika hidup di desa makanan tinggal memetik didekat rumah jadi tidak akan kelaparan, Dan akhirnya kami pulang kampung. Sebenarnya setalah kami pulang kampung perjuangan keluarga kami tak berhenti sampai disitu, tetapi berhubung ini cuman cerpen jadi cukup sampai disini ya gan emoticon-MaluAne akan lanjutin kalau banyak yang memintanya hehe

Ramadhan saat semua orang tak peduli tentang materi yang dikeluarkan untuk membantu manusia lain agar merasakan nikmatnya kehidupan. Dan disaat itu juga ramadhan menyelamatkan kami sekeluarga dari berbagai cobaan hidup. Untuk agan yang saat ini masih diberi cobaan, jangan menyerah setelah berbagai cobaan akan ada hikmah dan kemudahan yang diberikan kepada agan. Percayalah jalan yang dipersiapkan Allah SWT jauh lebih indah, dan jalan pikiran manusia tak akan mampu menebaknya.


Ini masjid Jami' Mekah tempat keluarga kami mengantungkan hidup kala itu

Cukup sekian thread ane, kalo berkenan emoticon-Toast dan emoticon-Rate 5 Star ya gan emoticon-Shakehand2

Quote:


Diubah oleh alisnya.tebal 23-05-2018 07:45
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.