sumber: mpg.de

Tidak dapat dipungkiri bahwa plastik adalah material yang "mendarah daging" dalam kehidupan manusia. Plastik juga digunkanan sebagai bahan dari berbagai produk yang digunakan manusia mulai dari alat alat makan, botol, tangki, tas atau kantong bahkan sampai casing smartphone kesayangan kita .

Terlepas dari fungsinya yang sangat serbaguna dan penggunaanya yang sudah masif, kita semua bahwa plastik sangat tidak ramah lingkungan dan butuh yang sangat lama untuk terurai di dalam tanah, bisa sampai ratusan tahun. Oleh karena itu, para ilmuwan, insinyur, dan berbagai individu yang sadar lingkungan mengalihkan fokus mereka ke alternatif ramah lingkungan yang dapat terurai dan menambahkan nutrisi ke tanah.

Kali ini, saya akan share berapa list bahan material yang murmer dan juga ramah lingkungan dan pastinya bisa dipakai menjadi pengganti plastik. :welcome



Hemp


sumber: huffingtonpost.com.au

Yah betul Hemp saudaranya marijuana . Komposit serat alami yang dipanen dari batang Cannabis sativa L ini adalah bahan yang terjangkau, terurai hayati(biodegradabel), bebas toksin serta bisa didaur ulang. Pengaplikasiannya pun bisa apa saja mulai dari cordage, pengganti styrofoam, hingga suku cadang otomotif, bahkan untuk jadi material bangunan yang tahan lama.

Dari awal penanaman hingga panen, hemp hanya membutuhkan sekitar 3 sampai 4 bulan saja dan hemp juga bisa beradaptasi di berbagai cuaca dan iklim kecuali di Artik dan Antartika. Karena hemp ini luar biasa dalam menyerap karbon dioksida, maka mereka tumbuh dengan cepat. 

Selain itu Hemp hanya butuh sedikit fertilizer, pestisida, dan air. Hal ini membuat hemp menjadi komoditas pengganti material plastik yang low maintenance. Menurut hemat saya, Hemp dengan segala karakteristiknya sangat berpotensi untuk menjadi pengganti plastik. 

Bahkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan seperti Kanesis and Zeoform yang menggunakan hemp cellulose sebagai bahan utama pada 3-D printer untuk memproduksi banyak produk pengganti material plastik.




Pohon Pisang


sumber:  jogja.co

Serat alami yang terkandung dalam pohon pisang sangat tahan lama dan berpotensi untuk menjadi alternatif daripada plastik. Meskipun begitu  proses pengolahan pohon pisang menjadi benda siap pakai tetap membutuhkan polyurethane(zat utama pembuatan plastik tradisional), namun polyurethane yang digunakan jauh lebih sedikit ketimbang produk yang menggunakan 100 persen plastik.

Setelah diproses, diolah, dan ditambahkan ke campuran bahan plastik, serat pohon pisang dimasukkan untuk memperkuat plastik dan mengurangi jumlah poliuretan yang digunakan secara substansial. Karena kandungan zat kimia yang terkandung lebih sedikit, dampak racun bisa diminimalisir, mempercepat proses penguraian alami, serta tentunya ramah lingkungan.

Satu hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah sisa tanaman ini biasanya terbuang sia-sia. Diperkirakan ada sekitar 25.000 ton serat alami ini pohon pisang yang terbuang sia-sia setiap tahun, jadi daripada terbuang sia sia mending dipakai untuk hal yang berguna, tidak?




Pati Kentang


sumber: markaindo.co.id

Kali ini alternatif plastik jatuh pada pati kentang. Pati kentang adalah residu dari sisa pengolahan makanan berbasis kentang seperti keripik kentang. Jumlahnya yang banyak menjadikannya pilihan yang cukup ekonomis buat dijadikan bahan produk pengganti plastik dan juga karena pati singkong ramah lingkungan dan mudah terurai.

Sebuah perusahaan bernama BioLogiQ berhasil membuat kantong berbahan dasar Pati kentang yang jauh lebih kuat dan lebih tipis daripada kantong yang sepenuhnya terbuat dari poliuretan. Seperti Fiber yang terdapat pada pohon Pisang, proses pati kentang menjadi benda produk, masih tetap membutuhkan zat kimia polyurethane (bahan kunci pembuatan plastik).

Namun penggunaan zat kimia polyurethane yang lebih sedikit menjadikan produk berbahan dasar pati kentang ini lebih ramah lingkungan  dan dengan sedikitnya zat kimia berbahaya proses penguraian bisa lebih cepat dan dampak racun bisa diminimalisir.




Singkong


sumber: rti.ci

Singkong adalah tanaman yang tidak asing bagi orang indonesia lebih luas masyarakat Asia Tenggara. Tumbuh subur di Asia Tenggara, bahan ini menjadi salaf satu favoritu menu makan namun ternyata singkong kalau diolah dengan metode yang lain bisa menjadi material alternative untuk produk berbasis plastik loh.

Adalah Avani Eco sebuah perusahaan lokal indonesia yang membuat kantong dari singkong yang ramah lingkungan ini. Kantong berbasis singkong ciptaan Avani Eco ini dapat langsung terurai dalam air panas dan hanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk terurai di darat atau di laut sementara tidak meninggalkan jejak residu beracun.

Selain itu Avani Eco juga membuat produk lain seperti kantong plastik, kemasan makanan, dan selimut untuk tempat tidur rumah sakit yang lagi lagi terbuat dari singkong. Bioplastik diklaim ini sangat tidak berbahaya bagi hewan laut sehingga manusia dapat meminumnya meskipun telah dilarutkan dalam air panas.




Kulit Udang


sumber: tribunnews.com

Kulit udang selain terkenal karena manfaatnya untuk dimakan ternyata bisa menjadi salah satu bahan pengganti plastik. Kuncinya ada di Kitosan, polimer natural yang didapat dari kulit udang. Kitosan yang paling banyak tersedia berasal dari kulit udang, meskipun bio polimer ini juga bisa didapatkan pada krustasea lain. Bahkan, sekitar 1 kilogram kulit udang ini dapat menghasilkan 15 kantong biodegradabel.

Untuk membuatnya, kulit udang itu dibersihkan kemudian dikumpulkan untuk direbus dalam cairan asam untuk menghilangkan kalsium karbonatnya dan selanjutnya dikeringkan. Setelah kering, Kitosan kemudian dilarutkan dan dikembangkan menjadi menjadi film tipis atau plastik

Polimer yang dihasilkan ini bersifat biodegradabel, memiliki sifat antibakteri, dan memanfaatkan bahan yang dibuang sekaligus menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan bahan bahan yang dibuang percuma.



Jadi favorit agan dan sista sekalian apa nih? atau mungkin ada bahan material lain yang bisa dijadikan alternatif plastik yang agan dan sista tahu? :monggo Komen dibawah yah!

REKOMENDASIIN HOT THREAD YA