Tanggung jawab menurut KBBI adalah Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dab). Dari pengertian tersebut, kita bisa melihat bahwa seseorang yang memiliki tanggung jawab adalah dia yang memiliki kewajiban untuk mengendalikan sesuatunya sesuai dengan koridor ketentuan yang benar tau sesuai. Tapi secara tidak sadar, sudah banyak hal yang tanggung jawab yang sebenarnya kita emban namun nyatanya kita terlena dengan keadaan yang membuat kita lalai dengan tanggung jawab itu. Nah kali ini ane mau sedikit menjabarkan alasan yang menurut ane itu membuat kita sebagai makhluk yang banyak kekurangan ini lalai dari sebuah tanggung jawab. Tapi sebelumnya ane minta maaf, karena tanggung jawab disini dalam artian sempit terhadap tanggung jawab seorang pelajar/mahasiswa atau bahkan kita yang memang sudah bosan mengenyam pendidikan yang masih kocar-kacir oleh sistem sehingga dinyatakan lulus. Ya kalo pinter-pinter dikit bisa juga sih ada beberapa yang masuk kelalaian tanggung jawab suami, tapi agak jauh, jodoh aja belom ada. Langsung aja gan.
Spoiler for "1. Tidak Bisa Melihat Mana Prioritas":
Kita mungkin adalah salah satu orang yang memiliki mobilitas tinggi tiap hari-harinya, sering kali kita harus dihadapkan dengan pilihan yang membuat kita berpikir mana yang seharusnya kita kerjakan. Ane kasih gambaran untuk seorang mahasiswa misalnya, si A adalah mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, dia sibuk di organisasi A, di B, dan di C. Namun secara bersamaan, mahasiswa dituntut untuk memilih satu tempat untuk menjadi pelabuhannya. Disinilah kita harus melihat mana yang lebih prioritas, mana tingkat urgensi yang lebih tinggi dari diri kita terhadap organisasi tersebut. Contoh kecil, anak kostan ketika mahasiswa punya uang yang seharusnya beli buku bacaan tapi ternyata malah dibeliin tonimoli. Itu artinya kita sebagai manusia belum bisa melihat mana yang lebih prioritas.
Spoiler for "2. Menyepelekan Hal Kecil":
Lantaran kita sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang super sibuk dengan segudang aktivitasnya terkadang kita terlalu melihat hal-hal besar di depan kita, seakan hal kecil itu tertutup rapat dan terhalang oleh hal besar itu. Padahal jika kita sadar akan tanggung jawab kita hal sekecil apa pun akan coba diperhatikan. Kita ambil contoh seorang mahasiswa yang sibuk dengan organisasinya. Ketika seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk datang berlatih tepat waktu, ia malah datang semena-mena, padahal satu jam sebelum waktunya dia tidak memiliki aktivitas yang berarti, hanya saja dia berpikir bahwa “santai saja, disana masih sepi”. Jika memang pikiran tersebut sudah melekat bahkan bersarang di otaknya, maka akan bahaya untuk kedepannya. Bayangkan jika pemikiran tersebut terjadi pada semua anggota, kapan latihan itu akan berlangsung? Terkadang hal kecil harus jadi prioritas karena dibalik hal kecil itu akan menjadi kesuksesan yang besar.
Spoiler for "3. Bergantung Pada Orang Lain":
Kembali pada aktivitas makhluk sosial yang super sibuk, kita seakan-akan congkak akan kelemahan yang akhirnya bertumpu pada orang lain. Kita ambil contoh seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi namun akhirnya tergoda akan tawaran uang freelance yang menggiurkan, jelas bahwa ketika uang berbicara dan kita menanggapinya maka godaan itu akan sangat mudah kita genggam. Ketika orang itu sudah benar tercebur dengan godaan maka secara tidak sadar dia berpikir bahwa “tenang aja, masih ada yang lain”. Ini artinya kita sebagai pemegang tanggung jawab, melepaskan kewajiban yang harus dilakukannya kepada orang yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan kemampuan yang seharusnya.
Spoiler for "4. Menganggap Diri Tak Sanggup":
Setiap manusia punya kemampuan dan keahliannya masing-masing, dan tentunya kemampuan itu bisa diarahkan dengan baik jika diri kita sendiri mau meningkatkan kemampuan itu. Ketika sebuah tanggung jawab sudah dinobatkan pada diri kita, jelas kita tidak bisa berlari atau bahkan berkata bahwa “Saya tidak sanggup” sebab sebuah perkataan negatif akan membentuk sesuatu yang negatif juga di kemudian hari. Kita ambil contoh seorang aktor yang sudah lolos casting kemudian di tengah proses penggarapan, sang sutradara meminta dirinya untuk bisa beradegan lebih ekstrim dari skrip yang seharusnya. Itu artinya orang lain sudah menganggap bahwa diri kita sanggup melakukannya, dan kita tak perlu menganggap bahwa diri kita tidak sanggup karena tanggung jawab harus dijalankan bukan diberi alasan.
Spoiler for "5. Tidak Mau Belajar":
Ini adalah awal dari kegagalan dari sesuatu termasuk kegagalan diri sendiri dalam mengembangkan kemampuan yang ada. Tanggung jawab yang didapat sebenarnya adalah sesuatu hal yang istimewa yang telah didapatkan oleh seseorang karena tidak semua orang bisa mendapat tanggung jawab itu. Dan seperti pada poin nomor 4, kita diharamkan untuk memberi alasan tidak sanggung terhadap tanggung jawab yang ada, kita harus belajar akan bisa melaksanakann tanggung jawab dengan benar. Dari mana kita belajarnya kalau kita adalah orang yang awam? Itu adalah pertanyaan bodoh menurut ane, karena kita sejatinya sudah hidup di era modern dan juga punya daya pikir yang tinggi. Gampangnya, kita bisa belajar dari mereka yang audah melakoni tanggung jawab itu.
Spoiler for Bonus:
Itu dia gan, menurut pemikiran dan pandangan ane tentang penyebab kelalaian akan tanggung jawab yang kita miliki sebagai makhluk sosial khususnya bagi kita yang sekarang masih berstatus pelajar atau mahasiswa atau bahkan yang sudah bosan mengenyam pendidikan yang masih kocar-kacir dengan sistem.
... Sampai Jumpa ...
az.freak
Thread ini bersumber dari keprihatinan terhadap banyaknya pihak yang dengan mudah lalai dari sebuah kewajiban.