Jakarta, CNCB Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap euro pada perdagangan siang ini bergerak melemah. Pelemahan ini tidak lepas dari ekspektasi bahwa bank sentral eropa, European Central Bank (ECB), akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya.

Pada Senin (23/04/2018) euro (EUR) dibanderol Rp 17.040,00. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Sementara secara year-to-date (YTD) rupiah telah terdepresiasi hingga mencapai 4,6%.

Di awal tahun euro berada di angka Rp 16.286 dan saat ini euro berada di angka Rp 17.040.




Penguatan yang terjadi pada euro tidak lepas dari ekspektasi bahwa ECB akan menaikkan tingkat suku bunga acuaannya melihat perkembangan zona Eropa yang telah pulih.

Dalam risalah rapat terakhir ECB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di negara pengguna mata uang euro (eurozone) akan mencapai 2,4% di tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan yang mencapai 2,3%.

Oleh karena itu, ECB pun memperkirakan laju inflasi akan terakselerasi dalam bulan-bulan ke depan. Konsensus Reuters memperkirakan, inflasi di eurozone pada Maret 2018 di kisaran 1%.

Perkiraan ini mendorong ekspektasi pasar bahwa ECB akan memperketat kebijakan moneternya. Pada akhir bulan ini, ECB akan mengadakan pertemuan bulanan untuk menentukan arah kebijakan moneter dan suku bunga acuan.

Apalagi dalam risalah rapat ECB disebutkan, anggota dewan gubernur mengusulkan agar kata 'bias longgar' mulai dihilangkan dari sikap (stance) kebijakan moneter. Hal ini bisa dilakukan dengan mengurangi pembelian surat-surat berharga.

Perkembangan ini membuat mata uang euro mendapat suntikan energi untuk menguat terhadap mata uang global, termasuk rupiah pada saat ini. (alf/wed)

https://www.cnbcindonesia.com/market...arang-rp-17040

ini rupiah kenapa jadi lemah semua terhadap mata uang lain