Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tgl.12.12.12Avatar border
TS
tgl.12.12.12
Rupiah Jeblok, BI Selalu Saja Salahkan Global
Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menganggap fundamental ekonomi domestik menjadi faktor utama yang membuat rupiah terpuruk hingga menembus level Rp 13.800/US$. Jebloknya rupiah, bukan disebabkan oleh tekanan eksternal.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkap tiga faktor utama yang membuat rupiah semakin terdepresiasi. Menurut dia, Bank Indonesia (BI) sebagai stabilitator tak lagi bisa menyalahkan kondisi eksternal sebagai penyebab rupiah tergelincir jauh dari fundamentalnya.

"Kalau ini masalah eksternal, kenapa rupiah kita juga melemah terhadap dolar Singapura dan ringgit Malaysia? Ini bukan lagi persoalan eksternal, tapi fundamental. Struktural kita," kata Bhima saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Jumat (20/4/2018).

Pertama, menurut Bhima adalah risiko inflasi. Bhima memandang kenaikan harga minyak tak sepenuhnya bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian, melainkan justru memberikan tekanan terhadap pergerakan inflasi dari sisi administered prices.

"Ada tekanan dari administered prices, dan volatile food yang tercermin dari kenaikan harga bawang merah yang sudah mencapai 32,6%. Ada kekhawatiran risiko inflasi lebih besar," katanya.

Kedua, dijelaskan Bhima yakni faktor psikologis masyarakat. Bhima menilai, total utang pemerintah yang terus bertambah memicu sejumlah kekhawatiran. Bukan dianggap tidak mampu melunasi, melainkan pergerakan utang pemerintah yang lebih agresif dibandingkan utang sektor swasta.

Ketiga, pesimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018. Bhima menilai, sebagian pelaku pasar tidak menaruh optimisme terhadap kinerja ekonomi di kuartal pertama tahun ini. Hal ini membuat mereka memutuskan untuk pergi mencari aset yang dianggap aman.

"Faktor-faktor itu membuat mereka mencari inevstasi yang aman. Mereka jual semua, kebutuhan dolar di dalam negeri tidak mencukupi dan akhirnya rupiah melemah," jelasnya.

Sebagai informasi, gejolak ekonomi global kerap menjadi 'dalih' bank sentral, sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan rupiah tak bisa menunjukan keperkasaannya terhadap US$.

Dalam siaran persnya, Kamis (19/4/2018), BI menilai, tekanan terhadap rupiah terutama disebabkan oleh perbaikan indikator ekonomi AS yang diikuti ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FFR yang lebih agresif, serta risiko berlanjutnya perang dagang AS-Tiongkok.

"Hal tersebut mendorong pembalikan modal asing dan tekanan depresiasi nilai tukar pada berbagai mata uang dunia, termasuk Indonesia," jelas BI.

https://www.cnbcindonesia.com/market...alahkan-global

BI dipercaya emoticon-Leh Uga

orang valas & bank bilang $ ditahan kok biar tetep segitu.
0
1.2K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.