Amien Rais dipolisikan karena pernyataannya persoalan partai setan dan partai Allah. Namun PDI Perjuangan tidak tertarik untuk turut melaporkan tindakan Amien Rais ke polisi.

“Sebagai lembaga, kita tak akan menanggapi hal-hal seperti itu. Buang tenaga saja. Masih banyak persoalan yang harus kita kerjakan dalam keadaan negara masih seperti ini,” ucap Ketua Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, Senin (16/4/2018).

Meskipun begitu, PDIP mengatakan pihak pelapor juga memiliki hak untuk melaporkan Amien. Setelahnya, PDIP lebih menyayangkan sikap dari seorang Amien.

“Saran kita, Pak Amien Rais lebih baik menggunakan kemampuan intelektualnya, kecerdasannya, untuk menceredaskan kehidupan yang lebih baik, daripada mengungkapkan pernyataan yang malah membuat blunder sampai dilaporkan ke polisi. Waktu pun harus habis menanggapi hal-hal yang tak terlalu penting,” jelas Komarudin.

Dia mengingat pak Amien Rais saat masih menjadi Ketua MPR di awal reformasi. Saat itu dijalankan amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Semenjak saat itu, yaitu sejak era Amien Rais duduk di kursi MPR, parpol dijadikan sebagai bagian penting dalam konstitusi Negara. Maka sudah seharusnya bapak Amien sadar bahwa parpol adalah sarana penting dalam bernegara.

“Kalau dalam perjalanannya Pak Amien punya penilaian, maka hendaknya gunakan cara yang sebagaiamna lebih beradab dan terhormat,” ucap Komarudin.

Sekarang ini Amien tampil seolah-olah sebagai orang yang bukan menjadikan parpol sebagai sarana yang penting dalam bernegara. Seolah-olah sebagian parpol harus disalahkan karena identik dengan Hantu. Komarudin juga menyayangkan pernyataan Amien masalah dikotomi partai setan dan partai Allah.

“Karena bagaimanapun juga, Amien Rais kan salah satu tokoh Indonesia, dari waktu awal reformasi dia Merupakan salah satu tokoh yang sudah berperan. Tetapi tanggung jawab reformasi belum selesai, dan ia tidak bisa cuci tangan dan mempersalahkan seperti itu,” ucap Komarudin.

Amien mmenyatakan bahwa ada partai setan dan partai Allah. Ia menyebutkan orang-orang yang anti-Tuhan otomatis bergabung dalam partai yang besar, yaitu partai setan. Dikotomi partai setan dan partai Allah menurut pendapat Amien lebih kepada bagaimana cara berpikirnya, bukan parpol.  Dan sekarang ini Amien Rais dipolisikan.

Namun demikian, Komarudin menilai ucapan itu tidak seharusnya diutarakan Amien dan disangkutkan kedalam politik. Menilai golongan sendiri sebagai partai setan dan juga golongan lain sebagai partai Allah secara semena-mena tidak dapat dibenarkan.

“Seolah-olah Pak Amien lebih mengetahui apa kehendak Allah. Itu kan lucu, kalau kita masuk ke dalam wilayah Kitab Suci, maka kita ke wilayah penafsiran, semuanya merasa paling dekat dengan sang pencipta dan paling benar. Namun hal tersebut tidak pantas disampaikan,” jelas Komarudin.

“Apalagi akhir-akhir ini agama dipergunakan untuk konsumsi politik. Ada kelompok-kelompok tertentu yang mengklaim bahwa merekalah yang paling cocok,” tambah Komarudin.

Politisi senior PAN tersebut dipolisikan oleh kelompok Cyber Indonesia ke Polda Metro Jaya, pada hari Minggu (15/4) kemarin. Mereka sudah melaporkan Amien dengan tuduhan tindakan pidana ujaran kebencian SARA dan penodaan terhadap agama melalui media sosial, sebagaimana sudah diatur dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE dan atau pasal 156 a KUHP.

Ketua Cyber Indonesia, Aulia Fahmi merasa Amien telah mencemarkan dan melecehkan partai di luar tiga partai yang disebut sebagai partai Allah. Aulia juga menambahkan tuduhan Amien melakukan penistaan agama. Dan pada akhirnya Amin Rais dipolisikan.
http://indoharian.com/amien-rais-dipolisikan-dan-berakhir-menyedihkan/



Banyak orang yang mempolitisasi agama akhir - akhir ini
Mungkin mereka belum sadar jika agama itu suci dan politik itu bisa kotor atau bersih
Tergantung pada niat politisinya
Sangat bahaya jika Agama itu digunakan oleh politisi-politisi kotor demi memuaskan nafsu untuk berkuasa