- Beranda
- Sejarah & Xenology
Rumphius : Cendikiawan Buta Dari Ambon
...
TS
fajraadha
Rumphius : Cendikiawan Buta Dari Ambon
Quote:
Nama aslinya adalah Georg Eberhard Rumpf, tetapi kelak ia lebih dikenal dengan nama
versi Latinnya, Georgius Everhardus Rumphius, atau disingkat Rumphius. Ia lahir di
Wölfersheim, tak jauh dari Frankfurt (Jerman), pada tahun 1627 dari ayah Jerman dan ibu
Belanda.
Pada tahun 1652 ia masuk dinas militer Belanda dalam Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC/ Perserikatan Dagang Hindia Timur), dan tahun itu juga ia diberangkatkan ke
ibu kota kolonial Belanda di Batavia (sekarang Jakarta). Dari sini ia kemudian ditugaskan ke
Ambon, dan ternyata ia tak pernah kembali lagi hingga akhir hayatnya. Alam tropika di
Maluku, yang begitu kaya dan subur, ternyata banyak menyedot perhatian prajurit belia itu.
Meskipun tugas-tugas resminya cukup banyak, ia tetap melanjutkan pengkajian-pengkajian
alam, dengan minat utama pada botani dan zoologi.
Selama kurang lebih 50 tahun Rumphius tinggal di Ambon, ia telah menghasilkan
beberapa karya yang mengagumkan. Karya monumentalnya adalah Hebarium Amboinense, yang berupa perian atau deskripsi mengenai tumbuhan, lingkungannya dan juga kegunaannya
untuk obat-obatan, baik itu tumbuhan yang hidup di darat maupun yang di laut. Salah satu
lukisan tertua mengenai alga laut dari perairan Nusantara tercantum dalam buku itu. Mahakaryanya yang lain yang juga sangat tenar adalah D’Amboinsche Rariteikamer, yang
menguraikan tentang fauna laut Maluku, batuan fossil dan juga objek-objek pra-sejarah.
Naskahnya yang ketiga adalah Amboinsche Dierboek yang mengenai kehidupan satwa, tetapi
sayang naskah itu habis dilalap api ketika terjadi kebakaran besar yang melanda Ambon tanggal
11 Januaari 1670. Dengan peristiwa kebakaran itu boleh dikatakan seluruh karyanya sebelum
tahun 1670 ludes.
versi Latinnya, Georgius Everhardus Rumphius, atau disingkat Rumphius. Ia lahir di
Wölfersheim, tak jauh dari Frankfurt (Jerman), pada tahun 1627 dari ayah Jerman dan ibu
Belanda.
Pada tahun 1652 ia masuk dinas militer Belanda dalam Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC/ Perserikatan Dagang Hindia Timur), dan tahun itu juga ia diberangkatkan ke
ibu kota kolonial Belanda di Batavia (sekarang Jakarta). Dari sini ia kemudian ditugaskan ke
Ambon, dan ternyata ia tak pernah kembali lagi hingga akhir hayatnya. Alam tropika di
Maluku, yang begitu kaya dan subur, ternyata banyak menyedot perhatian prajurit belia itu.
Meskipun tugas-tugas resminya cukup banyak, ia tetap melanjutkan pengkajian-pengkajian
alam, dengan minat utama pada botani dan zoologi.
Selama kurang lebih 50 tahun Rumphius tinggal di Ambon, ia telah menghasilkan
beberapa karya yang mengagumkan. Karya monumentalnya adalah Hebarium Amboinense, yang berupa perian atau deskripsi mengenai tumbuhan, lingkungannya dan juga kegunaannya
untuk obat-obatan, baik itu tumbuhan yang hidup di darat maupun yang di laut. Salah satu
lukisan tertua mengenai alga laut dari perairan Nusantara tercantum dalam buku itu. Mahakaryanya yang lain yang juga sangat tenar adalah D’Amboinsche Rariteikamer, yang
menguraikan tentang fauna laut Maluku, batuan fossil dan juga objek-objek pra-sejarah.
Naskahnya yang ketiga adalah Amboinsche Dierboek yang mengenai kehidupan satwa, tetapi
sayang naskah itu habis dilalap api ketika terjadi kebakaran besar yang melanda Ambon tanggal
11 Januaari 1670. Dengan peristiwa kebakaran itu boleh dikatakan seluruh karyanya sebelum
tahun 1670 ludes.
Quote:
Rumphius sendiri tak pernah melihat hasil akhir karya-karya besarnya itu. Pada usia
setengah baya ia menderia penyakit mata glaucoma, dan akhirnya menjadi buta total tahun
1674. Musibah ini disusul kemudian dengan meninggalnya istri dan seorang putrinya yang
direnggut bencana gempa bumi dahsyat disertai tsunami yang melanda Ambon di tahun 1674.
Untuk beberapa waktu semangat hidupnya mengendor. Namun berangsur-angsur ia mulai pulih,
gairah kerjanya kembali menggelora dengan daya tahan yang luar biasa untuk meneruskan
karya besarnya.
Kebutaannya tidak menghalanginya untuk meneruskan kerjanya. Ia dibantu dengan mata
dan tangan orang lain yang dengan setia mendampinginya menyelesaikan karya-karya besarnya.
Seorang anak laki-lakinya dan beberapa tenaga lain direkrut oleh VOC untuk membantunya.
Oleh sebab itu ia sering dijuluki sebagai “si buta yang bisa melihat dari Ambon” (The blind seer
of Ambon). Kurang lebih 30 tahun dari bagian terakhir masa hidupnya dijalaninya dalam “gelap
Gulita".
setengah baya ia menderia penyakit mata glaucoma, dan akhirnya menjadi buta total tahun
1674. Musibah ini disusul kemudian dengan meninggalnya istri dan seorang putrinya yang
direnggut bencana gempa bumi dahsyat disertai tsunami yang melanda Ambon di tahun 1674.
Untuk beberapa waktu semangat hidupnya mengendor. Namun berangsur-angsur ia mulai pulih,
gairah kerjanya kembali menggelora dengan daya tahan yang luar biasa untuk meneruskan
karya besarnya.
Kebutaannya tidak menghalanginya untuk meneruskan kerjanya. Ia dibantu dengan mata
dan tangan orang lain yang dengan setia mendampinginya menyelesaikan karya-karya besarnya.
Seorang anak laki-lakinya dan beberapa tenaga lain direkrut oleh VOC untuk membantunya.
Oleh sebab itu ia sering dijuluki sebagai “si buta yang bisa melihat dari Ambon” (The blind seer
of Ambon). Kurang lebih 30 tahun dari bagian terakhir masa hidupnya dijalaninya dalam “gelap
Gulita".
Quote:
Menjelang usianya yang semakin senja, dari rumahnya di Pulau Ambon, ia dengan
gairah melakukan banyak korespondensi dengan berbagai tokoh-tokoh terkemuka, baik di Asia
maupun di Eropa. Ia pun menjadi cukup tenar dan akhirnya diangkat sebagai anggota Academia
Naturae Curiosorum di Vienna tahun 1681. Akademi ini memberikan gelar penghargaan
Plinius Indicus kepadanya, yang sangat dibanggakan olehnya. Ia akhirnya berpulang pada
tanggal 15 Juni 1702 dalam usia 75 tahun.
Rumphius memang lahir sebagai orang Jerman, kemudian menjadi warga Belanda, dan
setelah tinggal selama 50 tahun sampai akhir hayatnya menyatu dengan alam dan lingkungan
Ambon, boleh dikatakan ia pun sudah menjadi orang Ambon.
gairah melakukan banyak korespondensi dengan berbagai tokoh-tokoh terkemuka, baik di Asia
maupun di Eropa. Ia pun menjadi cukup tenar dan akhirnya diangkat sebagai anggota Academia
Naturae Curiosorum di Vienna tahun 1681. Akademi ini memberikan gelar penghargaan
Plinius Indicus kepadanya, yang sangat dibanggakan olehnya. Ia akhirnya berpulang pada
tanggal 15 Juni 1702 dalam usia 75 tahun.
Rumphius memang lahir sebagai orang Jerman, kemudian menjadi warga Belanda, dan
setelah tinggal selama 50 tahun sampai akhir hayatnya menyatu dengan alam dan lingkungan
Ambon, boleh dikatakan ia pun sudah menjadi orang Ambon.
Quote:
Untuk mengenang jasanya Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mendirikan sebuah monumen yang dikenal dengan
Monumen Rumphius. Monumen Rumphius ini kemudian hancur dilanda bom dalam Perang
Dunia II yang lalu. Di kemudian hari monumen Rumphius dibangun kembali dan direlokasi di
halaman Sekolah SMA Xaverius, Jalan Pattimura, Ambon. Monumen Rumphius yang baru ini
diresmikan oleh Walikota Madya Ambon, Johanes Sudiono, tanggal 22 April 1996.
Di samping itu, dapat dicatat bahwa enam mahakarya Rumphius yang sangat bersejarah
itu kini terdapat pula dalam koleksi Perpustakaan Rumphius yang terletak di Jalan Pattimura, di
samping Katedral, Jalan Pattimura, Ambon,
Monumen Rumphius. Monumen Rumphius ini kemudian hancur dilanda bom dalam Perang
Dunia II yang lalu. Di kemudian hari monumen Rumphius dibangun kembali dan direlokasi di
halaman Sekolah SMA Xaverius, Jalan Pattimura, Ambon. Monumen Rumphius yang baru ini
diresmikan oleh Walikota Madya Ambon, Johanes Sudiono, tanggal 22 April 1996.
Di samping itu, dapat dicatat bahwa enam mahakarya Rumphius yang sangat bersejarah
itu kini terdapat pula dalam koleksi Perpustakaan Rumphius yang terletak di Jalan Pattimura, di
samping Katedral, Jalan Pattimura, Ambon,
Referensi
Oceanografi LIPI
Oceanografi LIPI
Diubah oleh fajraadha 15-04-2018 03:54
Mblekuthuk memberi reputasi
1
2.3K
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•10.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru