Modus cinta palsu, profile palsu, dan semua kepalsuan di gunakan untuk menjerat kaum hawa. Berikut ciri ciri pelaku yang di kopi dari blog waspadascammercinta.wordpress.com:

1. Tampang

Profil akun sosial media pelaku biasanya menggunakan gambar pria yang tamvan. Eksotis, atletis, humoris dan pamer kehidupan glamor melalui foto profil dan update statusnya. Wajah tamvan dan terkesan hartawan menjadi daya pikat tersendiri bagi kaum hawa yang terlena.

2. Posisi


Setelah tampang tamvan seperti hartawan, pelaku juga biasanya mengisi bio datanya dengan pekerjaan yang bisa membuat calon korban terpikat. Seringkali mengaku bekerja pada instansi tertentu dan memiliki posisi strategis. Padahal pengakuan dari keterangan profile nya cuma rekaan saja. Lampiran foto yang mendukung pun ternyata di curi dari profile akun lain.

3. Ssl

Setelah tampang tamvan di pajang, bio mengaku ini itu pun sudah, pelaku mulai melakukan aksi selanjutnya. Target penipuan yang di tuju di like fotonya, di tambahkan sebagai teman lalu puja puji di tujukan menyanjung mamah muda yang di targetkannya. Jurus rayuan seribu kata. Umbar janji dan jurus klaim palsu, punya ini itu dan lain sebagainya di tebar. Bila target responsible, terbuai dengan keinginan harta benda, maka jurus 551 pun berlanjut.

4. Harta


Di tahap ini biasanya pelaku akan memamerkan hartanya. Tentunya itu cuma klaim semata. Foto kehidupan bergelimang kemewahan, bertandang ke tempat yang jauh di luar negeri, jalan sana jalan sini, biasnya di pamerkan. Walaupun itu bukan foto pelaku yang sebenarnya. Namun cuma gambar comotan yang entah dari mana sumbernya, ada kalanya itu bisa membuat wanita terlena.

5. Aksinya

Setelah sasaran terlena, biasanya mereka mulai melancarkan aksinya. Bertukar nomor kontak, chat melalui perpesanan di aplikasi (inbox,pm atau DM) hingga berlanjut ke yang lebih intens melalui aplikasi wa, telegram, line dan sejenisnya. Seringkali si calon korban (wanita) mengajak kopdar. Namun banyak dalih dari pelaku, alasan sedang tugas dan sebagainya di kemukakan. Lalu calon korban mengajak streaming video call, namun alasannya sedang kurang bagus jaringan internet nya.

Ada kalanya si wanita curiga, terhadap pelaku. Biasanya calon korban menyelidiki akun pelaku. Namun kadang pelaku sudah mempersiapkan akun nya dengan sebaik mungkin. Komentar positif pada akunnya, fotonya dari seolah olah para wanita lain itu ada di sosmed pelaku. Padahal itu cuma modus, bisa jadi komentar positif memang di buat si pelaku itu sendiri bersama komplotan nya.

Jika komunikasi terus berlanjut, pelaku mendapatkan sinyal angin segar, maka permintaan untuk dikirimin foto tanpa busana dari calon korban, video tanpa busana dan gambar vulgar pun di minta. Alasannya untuk koleksi pribadi. Permintaan tersebut biasanya di sertakan janji manis, akan mentransfer uang ke calon korban, akan membelikan calon korban ini dan itu, asalkan calon korban mau mengirimkan foto polos atau video tanpa busana kepada pelaku.

Singkat cerita, gambar serta video yang telah terkirim kepada pelaku, di jadikan sebagai alat utama untuk pemerasan. Pelaku biasanya meminta transfer sejumlah uang dengan ancaman akan sebar foto dan video korbannya bila tak menuruti.

Di sosmed pelaku pemerasan dengan video porno korban sebagai alat peras utama, disebut dengan codot. Aksi para pelaku ini biasa di sebut sebagai scammer. Setelah mendapat video porno dari calon korban biasanya mereka mengakui kepalsuan nya selama ini. Ini yang membuat para wanita ataupun mamah muda yang terlena kalang kabut.

Niat yang tadinya mau mendapatkan harta, malah harus menguras tabungannya untuk transfer ke pelaku, karena takut gambar dan video pornonya tersebar.