Selalulah peduli pada anak-anakmu karena dia lahir bukan brojol dari layar televisimu
TS
babygani86
Selalulah peduli pada anak-anakmu karena dia lahir bukan brojol dari layar televisimu
Pada tahun 1990-an saja hingga saat merampungkan kelas 6 SD, anak Amerika rata-rata sudah menonton 100.000 tindak kekerasan yang ditayangkan di televisi, termasuk 8.000 pembunuhan dan bukan cuma dari film kartun tetapi dari semua jenis tayangan. Dan bukan tak mungkin, itu sudah juga terjadi di Indonesia saat ini.
Quote:
Menurut Hurlock, tahap perkembangan anak-anak hingga remaja, pada fase inilah remaja mulai memiliki pola perilaku akan hasrat penerimaan sosial yang tinggi. Khalayak remaja mulai menyesuaikan pola perilaku sosial sesuai tuntutan sosial. Remaja yang memiliki intentitas menonton berita kriminal mulai menyesuaikan hal-hal yang diterimanya dengan realitas sosial. Sehingga pengaruhnya akan cepat diterima terutama pada aspek kognitif yang meliputi pengetahuan akan kejahatan, aspek afektif meliputi perasaan atau emosi akan tayangan kekerasan bahkan aspek behavioral yang meliputi tindakan untuk meniru adegan kekerasan.
Quote:
Jadi sedari dini, anak harus segera diajari diet TV dengan ketat, termasuk dalam memilih tayangan kartun sesuai usia. Dan orang tua tidak menjadikan televisi sebagai penggantinya; sebagai baby sitter, karena jika itu dilakukan, getar cemas dan getir perih cepat atau lambat akan iringi kepergian anak-anak karena hal yang tak semestinya; pergi dalam makna, dewasa sebelum waktunya, bertoleransi tinggi pada kekerasan, sampai mencelakai diri sendiri dan berpulang untuk selamanya karena meniru adegan dalam kartun itu. Karena anak-anak ada dalam proses mengimitasi khayalan gerak.
Anak mulai meniru orang dewasa bahkan dari bayi. Seorang bayi melihat ekspresi wajah dari orang tuanya untuk nantinya belajar untuk menunjukkan ekspresi tersebut, menurut G. Gergely dan J. S. Watson. Hal ini tentu berguna untuk masa depannya dalam bersosialisasi, karena apa yang ditunjukan oleh anak merupakan bentuk hasil belajar dari apa yang diajarkan oleh orang tuanya.
Quote:
Orangtua yang menunjukkan perilaku antisosial akan menciptakan anak-anak dengan perilaku antisosial pula, menurut peneliti dari University of Chicago. Virginia Polytechnic Institute and State University juga ikut serta dalam menguatkan hasil dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Dogan, Conger, Kim, dan Masyn ini menyimpulkan bahwa perilaku antisosial pada anak muncul dari hasil observasi dan intepretasi dari perilaku orangtua. Anak melihat apa yang orangtua mereka tampilkan dalam perilakunya dan mereka menirunya, karena menurut anak hal tersebut adalah hal yang normal dalam kehidupan sosial di luar rumah. Efek ini terjadi secara stabil, dan inilah yang menjadi masalah, terutama pada remaja, dibuktikan pada anak kelas 12 yang sebenarnya telah mempertahankan perilaku antisosial ini dari kelas 9.
Jadi jangan biarkan, karena tayangan TV tak cuma kartun, anak-anak jadi genangan air mata penyesalan karena kita telah lalai dan abai kepadanya. Jika tak bisa jadi orang tua yang pandai, jadilah orang tua yang baik pada anak-anak. Jangan pernah putus komunikasi tatap muka. Berkomunikasi dengan baik akan menjadikan anak dua kali bertambah kuat. Sebaliknya, tanpa komunikasi akan menjadikan anak dua kali lebih lemah.
Quote:
Membangun komunikasi yang baik dengan anak tidak hanya melibatkan berbicara saja, tapi juga orangtua harus mendengarkan anak. Jadi, komunikasi dua arah dapat terjadi antara orangtua dan anak. Kemampuan Anda dalam mendengarkan anak dirasa sangat penting untuk membangun komunikasi yang efektif. Selain kemampuan mendengarkan, luangkan waktu beberapa saat setiap hari untuk berbicara dan mendengarkan anak.
Uang bisa digunakan untuk membangunkan anak kamar tidur yang mewah, lengkap dengan TV besar dan gadget games beraneka rupa. Tapi, kamar terindah buat anak adalah di ruang hati orang tuanya, dan dipangkuan kasih sayang ibunya. Tetapi tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk memperbaiki kesalahan. Ingat quote dari Doraemon, berbuat kesalahan adalah kelemahan manusia, tapi belajar dari kesalahan adalah kekuatan. Jadi ingat juga kata Katara dalam Avatar: The Legend Of Aang, Kau harus berjanji tidak akan berhenti untuk peduli.
Jadi kepada orang tua, selalulah peduli pada anak-anakmu karena dia lahir dan hadir dari cinta kasihmu, bukan brojol dari layar televisimu.