Konflik dan masalah datang tanpa diundang, tetapi tentu mau tidak mau harus diselesaikan.

Menjalani hidup yang penuh drama dan masalah yang tak juga kunjung selesai, terkadang bisa datang dari faktor luar atau pikiran kita sendiri.

Jadi gan, jangan biarkan hidup Anda berputar pada satu masalah ke masalah lainnya.

Simak uraian berikut mengenai bagaimana cara membuat hidup bebas drama.

Jangan Suka NgeGosip

Gosip, untuk sebagian wanita sudah menjadi hobi yang adiktif. Jadi di sini Anda juga perlu tahu bahwa sering membicarakan orang lain bisa membuat hidup dan pikiran kita menjadi lebih rumit.  

Sebab, ketika sedang bergosip, otomatis Anda akan terbawa dalam suasana penuh drama orang lain sehingga Anda pun memberikan opini yang Anda pikir paling benar.

Hal yang demikian tanpa Anda sadari membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih lelah.

Ini Menurut Laman Psychology Today, pendiri Lead from Within, Lolly Daskal, saat kita bergosip dan membicarakan orang lain, terjadi pembenaran moral yang dipaksakan terhadap diri sendiri.

Hal itu tak hanya berpengaruh pada diri sendiri, tetapi juga orang-orang di lingkungan sekitar.

Jangan terlalu sensitif

Terkadang, masalah kecil dalam hidup bisa menjadi sebuah drama tak berkesudahan, hanya karena Anda terlalu perasa dan sensitif.

Cobalah kuatkan hati dan berusaha untuk bisa lebih tidak peduli terhadap hal-hal yang hanya akan memberikan dampak negatif pada hidup Anda.

“Kenyataannya, semua orang akan mengatakan segala hal yang ingin mereka katakan. Jika pada dasarnya dia adalah orang yang berengsek, maka segala yang dia katakan dan lakukan pun berengsek. Sebaliknya, jika dia adalah orang yang baik, maka dia pun akan selalu membuat orang lain merasa baik,” jelas Carol Morgan, PhD.

Jadi, saat mendengar ucapan kurang pantas dari orang lain pada Anda, ingat saja, yang salah itu bukan Anda, melainkan orang tersebut yang pada dasarnya tidak mempunyai etika dan tidak mengerti sopan santun.

Berhentilah berasumsi

“Manusia memiliki kecenderungan untuk berpikiran negatif. Sebab, pikiran kita memang memiliki pola yang bias. Pikiran dan asumsi, bisa jadi salah, bisa juga benar. Kesalahan yang kita lakukan adalah begitu saja percaya tanpa mengevaluasi mengenai asumsi itu berdasarkan fakta dan alasan yang nyata,” urai Chamin Ajian, MS, LCSW, ACT, seorang terapis perilaku kognitif manusia.



Bahwa untuk merasakan hidup bahagia Kuncinya adalah, mengurangi kebiasaan berasumsi dan mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.

Pertanyaannya, Apakah Agan dan Aganwati di sini sudah merasa hidup paling bahagia?

Thanks dan semoga jadi renungan di malam minggu ini.