Dia yang ada di atas sana, tentu punya maksud dalam setiap penciptaan-Nya yang diciptakan-Nya dengan penuh kasih. Jadi terimalah anak-anak kita. Laki-laki, perempuan, putih, hitam, kuning, sawo matang, karena setiap anak itu spesial, istimewa.
⊙▂⊙
Quote:
Ada fenomena bahwa tak banyak orangtua yang mampu mengenali tipe kecerdasan buah hatinya. Terutama orangtua yang ada di pelosok atau daerah perbatasan. Banyak orangtua yang menganggap anaknya tidak pintar jika tidak pandai matematika, padahal faktanya ada beragam jenis kecerdasan anak. Ada sembilan tipe kecerdasan anak, mulai dari visual spasial, kinestetik, logis matematis, interpersonal, intrapersonal, musikal, linguistik, naturalis, dan eksistensialis. Anak-anak di pelosok lebih banyak yang memiliki kecerdasan naturalis, mereka terbiasa hidup dengan alam seperti berburu, memancing, berenang, dan berkebun. Pola pengasuhan anak yang baik adalah mengenali dulu tipe kecerdasan yang dimiliki anak-anaknya, setelah itu tidak menyamakan cara mengasuhnya karena setiap anak memiliki tipe kecerdasan berbeda. Harapannya dengan pengetahuan yang baik dari orangtua, kecerdasan anak dapat berkembang dengan baik.
Quote:
Saya jadi teringat Elena Desserich, seorang anak kecil yang berusia 6 tahun yang seperti anak indigo lainnya, ia sudah bisa menebak kapan ia meninggal ketika diputuskan dia menderita kanker otak. Selama dia diputuskan menderita kanker otak, ia mulai menyembunyikan ratusan surat cinta kecil di sekitar rumah, agar kelak ketika ia meninggal, orang tuanya tidak merasa kehilangan. Ia menulis kecil-kecil selama 255 hari. Ia tulis surat cinta dan dia sembunyikan sampai akhirnya ia meninggal pada tahun 2007.
Dan baru setelah kematiannya, orang tuanya menemukan ratusan surat Elena yang disembunyikan di antara bungkus CD, rak buku, di laci meja, di ransel orang tuanya yang baru diketahui setelah Elena meninggal. Ia sangat tahu kapan akan pergi dan ia meninggalkan butiran-butiran cinta yang tak terlupakan. “Ini benar-benar seperti pelukan kecil dari dia. Seperti dia mengatakan bahwa dia ada di atas, tapi dia tetap melihat dan bersama kami”, kata kedua orang tuanya.
Dalam acara TV, sang ayah mengungkapkan bahwa yang pesan yang ditinggalkan oleh Elena bukanlah kabar tentang kankernya, melainkan mengajarkan kita bagaimana menanggapi hidup ini secara positif, bagaimana mencintai diri sendiri dan orang lain. Semoga pesan yang membangun ini bisa tersampaikan melalui buku Notes Left Behind, juga kisah mengenai bagaimana Elena mengajarkan adiknya untuk menyikapi hidup dengan sikap yang positif, dan bukanlah mencatat tentang kisah kematiannya. Ia juga mengungkapkan bahwa sebagai orang tua, kita haruslah mengerti bagaimana mencatat kenangan hidup sehari-hari anak-anak. Terakhir, dana yang didapat dari hasil penjualan buku Notes Left Behind akan disumbangkan ke yayasan penderita kanker.
Quote:
Cara mencintai orang tua pada anak adalah dengan memberikan contoh pada anak. Orang tua merupakan model pertama dan satu-satunya yang ditiru anak. Memberi contoh bisa dilakukan ketika melatih disiplin secara konsisten, memberikan ganjaran jika benar dan hukuman bila salah. Tapi sebelumnya, diskusikan dengan anak bentuk ganjaran atau hukuman sesuai kemampuannya. Ganjaran tidak harus selalu barang, hal atau kegiatan yang dia sukai juga bisa, sementara untuk hukuman, tentu saja dengan sesuatu yang anak tidak suka.
Anak merupakan individu unik yang memiliki kelebihan atau keistimewaan masing-masing. Oleh sebab itu, langkah keempat untuk mencintai anak, orang tua harus mendukung mereka sesuai kemampuan dan keistimewaannya. Setiap anak spesial, setiap anak cerdas dan setiap anak berbakat. Tentu saja, spesial, kecerdasan dan bakatnya berbeda-beda tergantung masing-masing anak dan pola asuh orang tuanya. Begitupun dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka juga memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda dari anak-anak kebanyakan. Setiap anak cerdas karena potensi otak anak-anak kita adalah otak Einstein. Kekuatan pikiran pada tahun pertama adalah belajar jalan, tahun kedua mulai berkomunikasi bahasa, lalu usia tiga tahun anak mulai mengenal kata orang dewasa, dan berikutnya masuk usia keenam anak belajar membaca. Itu artinya ada tahapan menuju kecerdasan yang dilalui setiap anak.
Jadi sekali lagi, setiap anak itu spesial. Ia kado istimewa buat ibu bapak, keluarga, dan lingkungannya. Jadi terima dan cintailah apa adanya, karena mereka lahir dari cinta kita atas karunia Sang Maha Cinta. Jadi kecup sayang kami untuk anak-anak kami tercinta: yang indigo, yang autis, yang ADD, yang ADHD, dan semua anak-anak Indonesia lainnya, karena kalianlah bintang-bintang di langit kehidupan kami, harapan yang menyinari kami.