Apapun jika semakin diumbar akan semakin hambar dan tak punya nilai tawar
TS
babygani86
Apapun jika semakin diumbar akan semakin hambar dan tak punya nilai tawar
Rumah pada umumnya berpintu tak besar dibanding dinding yang melingkupinya. Jendela dan kisi-kisinya pun proporsional dan lebih kecil lagi. Dan meski pintu dibuka; secara etis orang lain yang hendak masuk harus mengetuk, memberi salam, dan baru masuk jika diijinkan pemiliknya.
Quote:
Apabila orang tersebut memasuki rumah secara paksa, maka pelakunya dapat dikenakan ancaman pidana yang terdapat dalam Pasal 167 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”): “Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum atau berada di situ dengan melawan hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara paling lima sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, menjelaskan bahwa kejahatan yang dimaksud dalam pasal ini biasanya disebut “huisvredebreuk” yang berarti pelanggaran hak kebebasan rumah tangga.
Apa hendak dikata, di era sosial media justru tuan rumah yang membuka pintu selebar-lebarnya sampai ke ruang yang sangat privat sekalipun; ke tempat peraduannya. Orang-orang bak mengratiskan dirinya dijamah siapapun. Padahal kita tahu semua, kunci seseorang dihargai oleh orang lain adalah jika orang itu menghargai dirinya sendiri.
Quote:
Untuk menaikkan harga diri, anda perlu menganalisis diri sendiri. Takut jika mengatakan tidak, orang lain akan membenci dan meninggalkan Anda. Padahal berkata tidak merupakan hak setiap individu, apalagi ini menyangkut pilihan hidup. Anda pun tidak perlu merasa bersalah dengan pilihan Anda. Dan apa yang Anda lakukan bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri. Selama tidak merugikan orang lain, Anda tidak perlu takut melakukan apa yang disukai. Tidak perlu berpikir agar semua orang menyukai Anda karena itu tidak mungkin terjadi.
Dan bukankah benda meski jenisnya sama tapi satu dipasarkan di tepi jalan; terhempas angin dan debu, terhajar sinar mentari, tersaput angin dan hujan akan lebih murah harganya dibanding bila ditawarkan di etalase yang hangat dan tertutup dari kemungkinan menjadi buram dan kusam.
Sangat terbuka di media sosial juga punya konsekuensi yang tak terduga karena tidak semua bisa menanggapinya secara positif, terutama oleh orang yang SMS; Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang. Kita ungkap kesusahan, mereka senang. Kita ungkap dan untai kesenangan kita, mereka malah iri, susah, dan dengki. Pinter jaga image silahkan, tetapi jauh lebih pinter menghargai perasaan orang lain.
Memang tidak mudah menghargai perasaan orang lain dan mengorbankan perasaan kamu sendiri. Sudah pasti kamu merasa sedih, kecewa dan sakit hati. Tetapi kadang kamu harus melakukan hal itu dan memendam perasaan kamu sendiri agar orang lain tidak merasa tersakiti, hanya karena kamu tidak menghargainya. Karena kamu tahu bagaimana rasanya sakit hati, kecewa hanya karena orang lain tidak menghargai perasaan kamu. Makanya kamu terkadang kamu lebih mementingkan perasaan orang lain dari pada perasaan kamu sendiri.
Dan terakhir, apapun jika semakin diumbar akan semakin hambar dan tak punya nilai tawar, dari cinta yang muaaah-muaaaah-muaaah bisa berubah menjadi tak awet, bahkan mudah berubah menjadi mual-mual dan membuat orang lain menjadi muak dan muntah.