Dalam melaksanakan penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin, Pemprov DKI Jakarta menuai beberapa kritik. Sebut saja terkait penebangan 451 pohon yang sudah lama berdiri di sepanjang jalan tersebut.

Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak berniat mengurangi populasi pohon di ibu kota. Dia juga menepis anggapan proyek revitalisasi trotoar yang tak ramah lingkungan.

"Iyalah pasti (tidak ramah lingkungan), saya juga nggak pernah mau nebang pohon. (Hanya) dipindah," ujarnya kepada JawaPos.com saat ditemui di Balai Kota, Kamis (8/3).

Dia menegaskan, meski telah ditebang, ratusan pohon tersebut bisa tetap hidup. Sebab akan dipindahkan ke tempat yang tak kalah membutuhkan pohon, contohnya kawasan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

"Harus dipindahkan, ke Rorotan ya. Karena tempatnya nanti berubah disitu," kata Anies.

Terkait banyaknya pihak yang tidak setuju dengan rencana tersebut, dirinya menolak untuk berubah pikiran. "Ya coba nanti saya cek. Tapi harus dipindah ke sana, ke Rorotan," pungkasnya.

Sebelumnya, Pengamat Tata Kota dari Uni­versitas Trisakti Nirwono Joga menyayangkan penataan trotoar tidak menerapkan konsep ramah lingkungan. Menurutnya, pembangunan itu justru menurunkan kualitas udara ibu kota.

"Penataan trotoar tidak menerapkan konsep pembangunan ramah lingkungan, bahkan mengorbankan unsur lingkungan yang berdampak pada penurunan kualitas udara sepanjang jalan Sudirman-Thamrin," ungkapnya kepada JawaPos.com, Kamis (8/3).

Penataan trotoar tersebut akan menghilangkan jalur hijau yang menjadi pemisah jalur lambat. Itulah sebabnya ratusan pohon harus dipindahkan. Seharusnya, penebangan tidak dilakukan mengingat pada jalan tersebut sangat jarang tumbuh pepohonan.

"Harusnya desain trotoar mengikuti dan mempertahankan pohon-pohon tersebut bahkan menambah lebih banyak lagi pohon-pohon besar yang kuat sebagai peneduh jalan dan penyerap polutan kendaraan bukan memindahkan yang jauh dari lokasi awal," jelas dia.