Logo promosi pariwisata, Visit Malaysia Tahun 2020, telah di daulat sebagai logo resmi untuk promosikan wisata negeri tetangga Indonesia ini. Logo ini menuai kecaman di kalangan netizen setempat. Penilaian netizen mungkin karena logo tersebut nampaknya kurang menarik atau tak patutlah di tampilkan.

Kecaman yang ada tentulah membuat menteri pariwisata dan kebudayaan Datuk Seri Nazri Aziz, tentu senang bukan kepalang. Sang datuk memandang kecaman yang menghebohkan tersebut sebagai sesuatu yang sangat bernilai.  tidak ada yang namanya publikasi buruk, menurut sang Datuk.

Kecaman yang ada akibat dari pengesahan logo itu, terbukti telah menciptakan kesadaran di kalangan orang Malaysia tentang program promosi Visit Malaysia Year 2020. Memang dengan adanya ragam cibiran yang ada, membuat banyak orang yang sebelumnya tidak tau kampanye itu, sekarang mengetahuinya. Iya juga ya gan, sampe di beritakan banyak media. Lumayan ini namanya. Cerdas dan tangkas. Promosi tersebar luas dengan dana anggaran yang bisa ekstra di pangkas.

Menteri pariwisata Malaysia itu berkata akan bertanggung jawab atas logo tersebut. Logo itu di kerjakan oleh stafnya dan pada pengumuman beberapa hari yang lalu di umumkan ke publik sebagai logo resmi promosi pariwisata. Ketika ditanya, bagaimana logo baru itu dapat membuat pertumbuhan pariwisata malaysia meningkat?,  Sang menteri itu mengatakan bahwa logo itu hanya merupakan bagian kecil dari program promosi.

Dan rupanya misi yang lebih besar, tersembunyi dalam logo itu. Adanya respon serta terciptanya kesadaran di banyak orang di negaranya untuk berpartisipasi, berhasil diraih. Bener juga tuh gan. Buktinya banyak desain grafis ternama negeri Jiran itu, secara tanpa bayaran menorehkan kreasi imajinasinya dalam berpartisipasi. Ini jauh lebih efektif dibandingkan sayembara logo yang berhadiah satu juta rupiah. Rupanya sang datuk adalah pemancing sejati. Beliau mengerti persis, umpan apa yang akan di gunakan untuk mengail di kolam yang di kelolanya.

Di internet, blog, berita dan aneka linimasa sosial media beredar ragam desain keren yang fantastis. Kemarahan netizen dan cibiran yang ada memunculkan ragam kreasi yang luar biasa. Umpan dilempar, ikan berkumpul. Umpan dimakan ikan, kailpun terpaut, lalu,,,, dapatlah ikan sebagai tujuan berkail tadi. Dalam hal ini TS menyebutnya sebagai strategi sales marketing yang handal. Atau dalam ilmu perang dikenal sebagai strategi menang tanpa berperang. Tsun zhu.





Dari sudut pandang TS, menanggapi berita ini begitulah penilaian nya. Ts melihat sudut marketingnya, serta teknik memancing yang di lakukan sang menteri. Kecaman dan kemarahan publik tentu adalah sesuatu yang di harapkan. Semoga netizen kita dapat meniru kritisnya netizen negeri tetangga.


Netizen atau warganet alias warga sosial media di sana sangat kritis. Mereka kritis, namun menghasilkan solusi dan karya. Sementara, sebagian dari kita hanya bisa bersikukuh dengan pendapat bahwa: menghina tanpa solusi dan tak mau diajak bersama melakukan perbaikan, itu adalah kritik.