Perang terhadap narkotika sepertinya hanya dilakukan oleh Indonesia sendiri, dan itupun hanya oleh pihak berwajib yang meringkus dan menggagalkan rantai suplai narkotika tersebut. Cukup miris memang, saat negara berjuang melawan narkotika, akan tetapi masyarakat dan negara tetangga seperti membiarkan Indonesia menjadi pangsa pasarnya.

Bukan rahasia umum lagi jika beberapa tahun yang lalu, saat warga negara tetangga yang membawa narkotika dan akan dihukum mati, negara itu meminta keringanan kepada presiden agar warganya tidak dihukum mati. Sadar atau tidak sadar, mungkin dengan narkotika, Indonesia ingin dilumpuhkan dari dalam, dari generasi muda.

Betapa beratnya kerja Bea Cukai di bandara dan pelabuhan yang selalu mengawasi orang-orang yang mencurigakan. Anehnya, kenapa di negara pemberangkatan, orang yang membawa narkotika itu lolos begitu saja. Berbeda jika yang dibawa itu bom, mereka lebih waspada mungkin.

Sangat disesalkan juga, sekarang banyak artis yang menggunakannya dan apesnya mereka ketahuan. Sedikit demi sedikit memang tabir hitam narkotika ini sepertinya terbuka, tapi apakah bisa sampai 100%?

Ibaratkan rumput, yang sekarang diberantas bukanlah akarnya, maka dia akan tumbuh terus jika tidak bisa memberantas akarnya. Pemakai dan bandar yang tertangkap pun seperti enggan untuk mengatakan dari mana mereka mendapatkannya. Jawabannya tidak tahu dan mungkin mereka tahu.

Alasan karena stres dan kecapaian biasanya dilontarkan sebagai alasan menggunakannya. Padahal ada cara lain yang lebih positif yang bisa dilakukan, bukan? Olahraga atau pun mengurangi jam kerja. Kalau pun memang butuh pemakaian obat, bisa konsultasi terlebih dahulu ke dokter dan menggunakan resep dokter agar lebih aman.

Jalan paling aman adalah tidak pernah mencoba-coba menggunakannya, siapa pun kalian dan bagaimana pun kalian. Ingat, masih banyak jalan untuk mendapatkan ketenangan dan kesenangan selain melalui narkotika.

Menjual narkotika pun bukan jalan yang baik mendapatkan uang. Walau memang keuntungannya bisa bikin auto kaya, tapi kalian hidup diantara ketidak-tenangan. Nama kalian mungkin menjadi TO (target operasi) kepolisian dan tidak leluasa bergerak. Untuk apa banyak uang, tapi ke toilet saja was-was?

Akhirnya Indonesia sendiri yang mesti berjuang. Mulai dari aparatur negara, pihak yang berwajib, dan sampai pada masyarakat harus bisa menolak narkotika ini. Satu alasannya adalah negara tetangga sering membiarkan narkotika masuk ke Indonesia begitu saja. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di sana, tapi kenyataannya di sini sudah berton-ton sabu dan narkotika lainnya sudah berhasil digagalkan pengirimannya.

Sumber gambar : pixabay.com
fadw.crtv