rayadosAvatar border
TS
rayados
[#SFTHChallenge] Charlie Brown in My Mind




Quote:


Spoiler for Listen:


Stasiun Bekasi masih saja ramai seperti biasanya. Beberapa orang berbaris rapi di depan loket pembelian tiket Komuter. Alih-alih ikut berbaris, Ismaya membuntutui Farrel menuju vending machine. Sudah dua tahun berlalu sejak terakhir kali Ismaya datang ke Bekasi dan dia baru melihat alat pembantu pembelian tiket Komuter ini.
Di sebelah Ismaya, Skyshine nampak memperhatikan alat tersebut. “Eh, Maya, alat apa sih itu? Buat beli minuman yak?” Tanyanya polos.
Quote:

Di belakang mereka, ada bapak-bapak terburu-buru masuk. Wajah beliau kesal. Beberapa kali beliau memandangi jam tangannya. Setiap melihat jam wajah beliau semakin kesal. Ismaya terus mengamati. Waktu memang sangat berharga disini dan juga terlalu cepat berlalu. Ismaya merasakan betul itu. Baru satu hari dan Ismaya sudah bisa merasakan ketidaknyamananmenghampirinya.
Quote:

Skyshine menengok kembali jam tangannya. Pandangannya bosan, lalu melirik ke arah Ismaya yang membalasnya dengan anggukan. Pandangan Ismaya kemudian tertuju ke info denah rute Komuter yang ada di sebelah kiri area masuk stasiun. Dia masih ingat, dua tahun lalu, Ismaya berkeliling melewati hampir seluruh rute perjalanan Komuter, minus rute ke Tangerang. Ismaya memang menyukai kereta api sejak kecil, hal-hal yang dekat dengan rel atau stasiun lebih membahagiakan daripada mall. Jika dia menceritakan hal ini ke Farrel, Skyshine, atau kakaknya, pasti mereka akan menganggap Ismaya kurang kerjaan dan menganggapnya cewek aneh. Ya, Ismaya ingin dianggap seperti itu saja.
Quote:

---- *** ----


Kereta Komuter bejalan pelan begitu keluar dari area stasiun. Ismaya menikmati bunyi khas kereta api saat melintasi wesel-wesel penghubung rel. Di masa kecilnya, Ismaya akan sangat kegirangan dan langsung menengok ke jendela kereta api. Kenangan yang indah bagi Ismaya. Dia ingin sekali mengulangi kejadian itu jika bisa.
Suasana di dalam kereta tidak seperti yang Ismaya bayangkan. Alih-alih tempat duduk terisi penuh, ternyata masih ada beberapa tempat duduk yang kosong. Ismaya tidak ingin duduk dan memilih berdiri di dekat pintu sambil melihat rel kereta (Ya, rel kereta api di area Jabodetabek sudah double track dari dulu.). Namun, tidak dengan Skyshine, sedari tadi dia mengamati tempat duduk yang kosong itu.
Quote:

Skyshine terdiam sejenak lalu mengambil botol minuman yang ada di samping tasnya. Ismaya bisa tenang. Pandangannya tertuju kepada rumah-rumah di sekitaran rel. Rumah biasa, tidak ada rumah mewah seperti yang digambarkan di televisi.
Ini bukan perumahan mewah.Ismaya membatin.

Memang bukan, pemandangan di balik kaca Komuter terasa menunjukkan sisi kelam Jakarta dan sekitarnya. Ismaya lalu teringat lingkungan penduduk di sekitaran rel arah Stasiun Jatinegara ke Stasiun Pasar Senen. Ismaya tidak ingin mengingat detail tempat itu. Namun, jika ia ditanya daerah kumuh ibukota, Ismaya selalu memikirkan tempat itu. Rumah-rumah berdekatan dengan rel, sampah berserakan, serta beberapa hal lain yang mengganggu.

Bayangan di pikiran Ismaya mengabur. Dia tidak tega tapi juga tidak bisa apa-apa. Mungkin Ismaya terlalu memiliki jiwa empati yang tinggi sehingga beberapa hal bisa membuatnya sedih.

Ismaya menatap Skyshine. Sahabatnya itu berbau manis, entah dia pakai parfum merek apa, tapi baunya membuat orang akan meliriknya. Kemudian, ide jahil muncul di pikirannya.
Quote:

Sesaat Ismaya menyesal karena ingin menjaili Skyshine,
Skyshine hanya menyengir sementara Farrel dengan cerdik tidak melibatkan dirinya dan terus membaca Komik yang ia bawa. Skyshine menatap Ismaya bingung yang membuat Ismaya ikut-ikutan bingung. Andai bukan kereta dan Ismaya sedang menaiki bus, Ismaya akan meminta pak sopir untuk berhenti dan lari keluar.
Setelah beberapa detik hening, orang-orang mulai berhenti melihat kearah Ismaya dan Skyshine. Kereta mulai bergetar dan sepertinya akan tiba di stasiun. Di hadapan Ismaya, Skyshine masih penasaran dengan perkataan Ismaya. “Apa lagi sih Sky?”
Quote:

Sudah nggak perlu dibahas lagi kalik.
Ismaya berharap kereta segera berhenti di stasiun sehingga dia bisa sedikit berpindah tempat dan menghindari Skyshine. Setelah gagal menjahili Skyshine, dia hanya ingin ketenangan untuk membaca komik sekaligus menikmati perjalanan.
Quote:

Benar saja, bunyi pengumuman menyelamatkan Ismaya. Dia langsung mengambil buku Komik yang ada di ranselnya, memasang headset, lalu mengacuhkan Skyshine yang masih bingung atau mungkin malu karena kejadian tadi dan keinginannya untuk duduk.
Saat kereta berhenti, ternyata ada lumayan banyak penumpang yang masuk. Gerbong yang semula agak sepi kini terasa “keramaiannya”.
Quote:

Kereta diberangkatkan kembali. Ismaya melanjutkan membaca Komik One Piece dan bersandar ke tiang pegangan di dekat pintu kereta. Meninggalkan Skyshine yang akhirnya memilih duduk setelah cowok di depannya menawarkan tempat duduknya.
---- *** ----


Satu jam lebih sedikit. Kira-kira itulah waktu yang sudah berlalu. Namun, perjalanan Ismaya dkk masih belum sampai. Tinggal sedikit lagi.
Skyshine hampir tertinggal saat Farrel terlalu cepat melangkah menaiki tangga di Stasiun Tanah Abang. Ismaya harus balik lagi untuk menjemput Skyshine. Tidak seperti yang ia bayangkan, Stasiun Tanah Abang masih tampak ramai. Entah karena Ismaya jarang kesini atau memang dia tidak tahu.
Gerombolan penumpang berimpitan di pintu keluar. Tidak terlalu parah sih, tapi kelihatan tak biasa bagi Ismaya dan Skyshine yang lama tinggal di daerah non-macet dan non-sibuk seperti ibukota.
Sesaat Ismaya melihat prasasti monumen untuk mengenang Masinis yang meninggal akibat tragedi kecelakaan Kereta Api Bintaro silam. Beberapa tahun lalu mas Rifai menceritakan kejadian ini ke Ismaya. Tidak merasa takut, justru waktu itu Ismaya malah ingin sekali menjadi Masinis setelah mas Rifai bercerita. Ketika Ismaya berteriak ingin jadi Masinis, mas Rifai meledeknya kalau Ismaya nanti nggak akan jadi Masinis, tapi Mbaksinis. Mengingat obrolan itu membuat Ismaya selalu tertawa dan bersemangat, mungkin saja jika dia terus berusaha, impiannya itu bisa terwujud. Kini mas Rifai menjadi masinis. Bayangan keluarga-keluarganya hinggap di kepala Ismaya. Bapak Ismaya seorang TNI-AL. Kakak kandungnya sudah menjadi pemain sepak bola profesional di Meksiko. Sepupunya juga sudah menjadi Masinis. Tunggu saja hingga Tejamaya sudah besar, dan Ismaya akan didahului adik kandungnya sukses.
Cewek emang selalu digusur sama cowok jika tidak kuat dalam mengejar impian.
Selama perjalanan, Ismaya terus-terusan berpikiran yang macam-macam. Apa yang ada di angan-angannya mungkin agak absurd. Keramaian ibukota membuat pikirannya terbayang sesuatu. Pikiran Ismaya mulai agak tenang begitu melihat kereta yang dia tuju ternyata agak sepi penumpang. Papan elektronik diatas kereta tersebut tertulis kata “MAJA”.
Quote:

Perjalanan kereta dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Palmerah tidak lama. Berbeda dengan pemandangan sekitaran rel sebelum-sebelumnya. Rute Tanah Abang-Palmerah dihiasi oleh gedung-gedung bertingkat. Ismaya kagum dengan arsitektur tersebut.
Sekali lagi, seandainya rumah-rumah di sekitaran rel bagus-bagus, ibukota akan sangat indah.
Sesampainya di Stasiun Palmerah, Skyshine buru-buru memesan ojek online. Begitu pula Ismaya dan Farrel.
Quote:

Sepertinya Farrel masih trauma dengan tingkah polah Skyshine.
Beberapa waktu yang lalu, Skyshine didekati oleh cowok. Karena Skyshine hanya suka dan cinta ke kak Manikmaya (Kakak kandungnya Ismaya)., dia menolak cowok itu. Namun, si cowok nggak peduli dan terus berjuang, si Skyshine meminta Farrel menjadi pacar pura-pura Skyshine. Lalu, suatu waktu di area GOR, Skyshine ditemui sama si cowok. Dia terus memaksa Skyshine menerima cintanya. Skyshine yang tidak mau dipasa pun marah. Alih-alih memukul atau mengamuk si cowok, Skyshine malah menghampiri Farrel dan mencium bibir Farrel di depan si cowok dan beberapa orang. Otomatis si cowok percaya bahwa Skyshine dan Farrel berpacaran. Si cowok sempat marah dan menantang Farrel untuk berduel. Dia berjalan kea rah Farrel dan bersiap memukul, tapi Farrel bukanlah lawan yang boleh diremehkan. Farrel menghindar lalu mengunci cowok tersebut. Karena kesakitan, si cowok mengaku kalah dan kabur.
Semenjak saat itu, Farrel mulai hati-hati terhadap Skyshine, dia terlalu tidak bisa ditebak.
Quote:

----***----


Ketika tiba di stadion, Ismaya tidak terkejut dengan pemandangan yang ia lihat. Massa berkaos kuning mendominasi sekitaran stadion. Sebagian besar dari mereka adalah anggota kepolisian dan sebagian lagi mungkin suporter Bhayangkara. Pertandingan dimulai sekitar satu jam lagi. Ismaya belum melihat tanda-tanda suporter FC Tokyo hadir. Walau tidak memakai pernak-pernik FC Tokyo, setidaknya Ismaya masih memakai kaos klub peserta J.League yaitu Kawasaki Frontale.
Quote:

Terkadang Ismaya kecewa, kenapa tidak Frontale yang PSSI undang dan juga kenapa harus Bhayangkara FC, walaupun Ismaya suka permainan mereka dan karena itulah Ismaya mau jauh-jauh liburan ke Jakarta serta menonton pertandingan ini.

Bhayangkara FC klub yang jelas-jelas belum punya basis supporter besar macam Persija, Persib, Persebaya, atau Arema. Jika memang PSSI ingin menunjukkan atmosfir sepak bola Indonesia yang sesungguhnya kepada Jepang, seharusnya empat tim tadi salah satunya menjadi pilihan PSSI. Walaupun Bhayangkara berstatus juara Liga, gelar mereka dinodai oleh keputusan yang menurut Ismaya sembrono. Pikirkan saja, Bhayangkara juara karena ada poin tambahan akibat kesalahan klub lain yang juga kesalahan PSSI. Apabila hal ini terjadi di Eropa sana, tempat dimana sepak bola menjadi hal yang sangat-sangat penting. Alih-alih mendapat poin, Bhayangkara tidak akan mendapat apa-apa, justru Mitra Kukar-lah yang mendapat pengurangan poin. Ambil contoh saja di Liga Korea tahun 2016. Jeonbuk dijatuhi hukuman, tapi klub-klub lawan Jeonbuk tidak mendapat tambahan poin. Justru Jeonbuk dihukum pengurangan Sembilan poin. Hukuman yang nantinya menggagalkan gelar Jeonbuk di Liga Korea.
Meski beda inti permasalahannya, setidaknya contoh dari Liga Korea lebih baik dari apa yang dilakukan PSSI. Kompetisi yang semula digadang-gadang akan seru dan menarik hingga akhir, malah dikacaukan oleh penyelenggara. Ismaya sangat miris dengan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini. Dia bersyukur kak Manikmaya bisa berkarir di Meksiko sana, setidaknya disana sepak bola lebih professional daripada disini.
Quote:

Tiket itu bergambar logo Bhayangkara FC dan FC Tokyo. Ya, Ismaya berharap pertandigannya bakal menarik. Kemudian mereka bertiga memasuki SUGBK.


---- *** ----

Quote:




Diubah oleh rayados 09-02-2018 13:45
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.