- Beranda
- Stories from the Heart
[#SFTHChallenge] Kembaranku dan Pernikahan Adat Palembang
...
TS
aldysadi
[#SFTHChallenge] Kembaranku dan Pernikahan Adat Palembang
Quote:
EITTSS...JANGAN LUPA GAES!!! KASIH DULU...
RATE 5
SHARE
KOMEN
CENDOL.
ADD FRIEND
RATE 5
SHARE
KOMEN
CENDOL.
ADD FRIEND
Quote:
KATA TS
Halo semua...
Selamat datang di thread Aldys
Ini adalah cerpen pertama Al. Monggo dibaca. Jika ada saran silakan disampaikan
Quote:
Namaku Lexhi, aku memiliki saudari kembar, sekaligus kakak yang bernama Lexha. Kami berdua adalah kembar identik.
Layaknya saudari kembar pada umumnya, kami tumbuh dan besar bersama, menjalani keseharian yang menyenangkan bersama, tidur di kamar yang sama, dan bersekolah di tempat yang sama.
Namun, rasa kehilangan ketika kakakku memutuskan untuk menikah serta ketakutanku akan 'kutukan' dari mitos prosesi pernikahan adat Palembang yang telah ku langgar menjadi momok yang menghantui hidupku.
2 TAHUN YANG LALU
Spoiler for Ilustrasi:
Perasaansedih menyelimuti hatiku ketika Lexha mengatakan bahwa ia akan segera menikah. Bagaimana tidak? Kami tak terpisahkan sebelumnya. Terlebih, ia akan pindah ke luar kota bersama calon suaminya sehingga sulit bagi kami untuk bertemu nantinya.
Pertanyaan dan pernyataan basa-basi dari sejumlah kawan dan kerabat, seperti "Kapan nyusul kembaran?", "Ciee ... ditinggal kembaran merid." Begitu mengganggu pendengaranku.
Mereka tidak tahu bahwa ada yang lebih menyakitkan daripada itu, yaitu menyadari bahwa sebentar lagi, kau tidak akan bisa melihat bayanganmu sendiri.
Spoiler for Ilustrasi:
Sebenarnya, keputusan untuk menikah diambil dengan cepat karena calon suami Lexha, Rizal hendak di pindah tugaskan ke kota lain.
Ingin sekali rasanya menagih janji Lexha. Janji yang pernah kami buat semasa kecil. "Kita tidak akan pernah saling membenci walaupun kita sangat marah. Kita tidak akan saling meninggalkan walaupun kita sudah menikah." Namun, ketika kami dewasa, kami mengerti bahwa semua ini adalah fase kehidupan.
Keluargakami dan keluarga Rizal sama-sama orang Palembang. Oleh karena itu, dalam pertemuan Berasan* yang lalu, kedua belah pihak telah sepakat untuk melangsungkan pernikahan dalam adat Palembang.
Prosesinya memang tidak dilakukan secara utuh. Namun, tetap mempertahankan tradisi dan menyesuaikan dengan kebutuhan mengingat waktu pelaksanaan yang terbatas.
Spoiler for Ilustrasi:
Mutuske Kato, yaitu diskusi antara dua keluarga terkait ritual, prosesi pernikahan, dan juga hari pernikahan sedang berlangsung di rumah kami.
Aku melihat Lexha yang sedang duduk di sampingku tampak saling menatap dan tersenyum malu-malu dengan Rizal.
Sebenarnya, aku masih belum rela berpisah dengan Lexha. Namun, melihat kebahagiaan di wajahnya, aku tak kuasa lagi.
Aku menggenggam tangan Lexha. Sambil tersenyum, ia membalas genggaman tanganku. Tanpa bicara pun, ia mengerti bahwa aku sangat mendukung keputusannya untuk menikah lebih dulu di usianya yang ke-24 tahun.
Barusaja ingin memejamkan mata, tiba-tiba, pintu kamarku dibuka.
"Shi, temenin ke Pasar 16 Ilir*, donk. Sha mau beli songket sama baju batik buat prosesi Nganterke Belanjo nanti, plisss." Pinta Lexha memelas.
Aku dan Lexha memang punya panggilan "sayang", yaitu Shi dan Sha.
"Iya . Jam 3.00 sore aja, Sha. Shi mao tidur dulu." Aku agak gusar karena Shi mengganggu tidur siangku.
"Yeayyy! Makasih saudari kembarku yang baik hati, 'cupp' ." Sebuah ciuman mendarat di pipiku .
Spoiler for 'Betangas' untuk mempelai pria dan wanita:
Tigahari menjelang pernikahan, berbagai persiapan dilakukan. Termasuk ritual untuk calon pengantin wanita yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan, yaitu betangas*.
Untuk membantu proses betangas, ibuku telah memanggil mak Ijah yang sudah berumur. Menurut ibu, sudah turun-temurun keluarga kami menggunakan jasa beliau. Ya, di zaman modern begini, hanya segelintir orang yang mengerti dan menjalani profesi seperti beliau.
"Nanti, kalau Lexhi hendak betangas, panggil Mak saja, ya." Ia mengelus rambut panjangku sambil mengunyah sirih. Terlihat giginya yang berwarna merah ketika ia tersenyum padaku .
Spoiler for Ilustrasi 'Nginang':
Aktivitas nginangatau mengunyah sirih lazim dilakukan oleh para orang tua di Palembang yang merupakan keturunan Palembang asli. Kegiatan ini sudah dilakukan secara turun-temurun.
Suasana di rumahku cukup ramai karena para sanak saudara berdatangan dari luar daerah maupun sesama Palembang. Mereka menginap untuk membantu acara pernikahan Lexha.
Spoiler for Ilustrasi:
Sejumlah ibu-ibu sibuk memasak di bawah tenda yang terpasang di depan rumah, sebagian sedang mengupas bawang dan memetik cabai, sebagian lagi sedang memasak nasi dan lauk di dalam wajan yang sangat besar. Kegiatan hari ini di sebut hari masak-masak. Masak-masak biasanya dilakukan 2 hari sebelum pernikahan.
Kami memang memilih untuk melangsungkan acara pernikahan di rumah dan memasak sendiri daripada menggunakan jasa katering agar suasana keakraban dan kebersamaan lebih terasa.
Spoiler for Ilustrasi:
Malamini adalah malam muda mudi dimana para gadis dan bujang berdatangan untuk membantu berbagai persiapan acara pernikahan besok, seperti membuat dekorasi untuk pernikahan, melipat tisu untuk sendok, menata kursi di bawah tenda, dll.
Oleh karena itu, sejak pagi tadi, aku menghubungi pacarku, satria, beberapa teman dekatku dan Lexha, juga teman-teman di sekitar rumah kami.
Alhamdulillah, banyak sanak saudara dan para tetangga yang datang untuk membantu. Tak ketinggalan, para kurcaci nakal alias anak-anak kecil yang ikut mengacaukan pekerjaan dan berlarian ke sana ke mari menjadi penyemarak kegiatan malam ini karena tanpa teriakan mereka, tentunya malam ini tak akan lengkap .
Ketika aku sedang membuat tisu untuk sarung sendok bersama pacarku, Satria dan juga teman-temanku, salah satu teman Lexha menghampiriku. "Sha, kata kakakmu, Shi, buru ke ruang tengah rumah. Bantuin dia berpacar*."
"Shi, adekku sayang...." Sapa Lexha ketika melihat aku dan Satria datang. Aku duduk mendekatinya. Ku lihat ia sedang meletakkan daun pacar yang telah ditumbuk diantara dirinya dan Rizal. "Tolong, Sha, Sat, pakaikan pacar ini untuk kami berdua, ya." Pinta Lexha kepadaku dan Satria. Kami pun memakaikan pacar hingga selesai.
Spoiler for Ilustrasi Berinai/Berpacar:
"Udah selesai pakai pacarnya?" Bicik*Emma memperhatikan dengan saksama pacar di kaki dan tangan Lexha dan Rizal. "Siapa yang memakaikan?" Lanjutnya.
"Shi dan Satria, Cik." jawabku.
"Astaga! Mana boleh gadis dan bujang (belum menikah-*) memakaikan pacar pada calon pengantin, bisa-bisa jadi gadis dan bujang tua!" ucap bicikku.
"Masa, sih, Cik? "
Bicik Emma pun menjelaskan bahwa ada beberapa mitos dalam prosesi pernikahan Palembang yang sebaiknya jangan dilanggar untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Raut wajahku langsung berubah menjadi kesedihan. Melihat itu, mereka semua berusaha menenangkanku, terutama Lexha yang merasa sangat bersalah.
"Udah, udah. Shi, jangan sedih. Lebih baik kita berdoa semoga saja mitos itu tidak terjadi." ucap bibik Menenangkanku.
Aku melihat ibu sedang sibuk menata meja untuk Ijab kabul di acara akad nikah jam 8 nanti. Mumpung tidak ada orang lain, aku mendekatinya. "Bu, apa benar gadis dan bujang tidak boleh memakaikan pacar pada calon mempelai? Katanya, gadis/bujang tersebut akan jadi gadis/bujang tua?"
"Mitosnya memang seperti itu, Nak. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut hanya akan terjadi jika kedua orang tersebut adalah kakak-beradik. Ada pula yang mengatakan berlaku untuk semua orang meskipun tidak memiliki hubungan darah."
Tak terasa, air mataku mengalir. Satria yang melihatku menangis langsung bertanya kepada ibu. "Shi kenapa, Bu?"
"Ibu gak tau, Nak. Tadi, Shi bertanya mitos berpacar dan sekarang ia malah menangis." Terlihat raut kebingungan dari wajahnya.
Beberapa bicikku mendekati kami karena penasaran melihatku yang sedang menangis, termasuk bicik Emma.
Satria pun menjelaskan kepada mereka semua tentang kejadian kemarin malam.
"Shi, kamu jangan pikirin yang bicik katakan semalam. Bicik mohon maaf kepada kalian semua karena secara spontan mengatakan mitosq itu." Bicik menatap kami semua sebelum tertunduk lesu. Terlihat penyesalan di wajahnya.
Aku memeluk bicik Emma dan menangis di dadanya. Aku meminta maaf karena telah membuatnya merasa bersalah. Apalagi, aku sangat tahu bahwa bicik Emma sangat menyayangiku sejak kecil.
Ibu dan bicik-bicikku yang lain ikut memeluk kami berdua. Mereka juga mengatakan bahwa mereka akan ikut mendoakanku agar aku bisa segera menikah, menyusul kakakku :').
...
Aku terbangun dari tidurku karena suara gaduh dari kaki-kaki kurcaci kecil yang saling berkejaran dan berteriak satu sama lain. Badanku agak pegal karena tertidur dalam keadaan duduk dan bersandar di dinding.
Spoiler for Ilustrasi:
"Nyenyak banget boboknya, Yank. Untung pacarnya gak belepotan ." Sapa calon suamiku yang juga duduk di sampingku sambil bersandar di dinding.
Tampak Rizal sedang memakaikan pacarpada kaki Trias. Begitu juga dengan kakakku, Lexha. Perutnya yang buncit karena tengah hamil anak ke-2, sepertinya tidak menyurutkan semangatnya untuk menghias kukuku dengan pacar.
"Kok nangis sih, Dek?" Sambil menggeser posisi duduknya untuk menghapus air mata dari kedua sisi mataku.
"Tadi, Shi mimpi tentang masa lalu kita, Kak. Tepatnya, saat dimana kakak dan kak Rizal hendak menikah :')."
"Lexhi, Adikku...." Mata Lexha berkaca-kaca. Kami pun saling berpelukan meskipun dalam keadaan kaku karena kaki dan tanganku sedang memakai pacar.
Ya, aku dan Satria berpisah berpisah, 3 bulan setelah pernikahan kakakku. Ternyata, ia telah berselingkuh selama 4 bulan dengan teman sekerjaku sendiri. Itu artinya, ia telah mengkhianatiku dari sebelum pernikahan kakakku.
Aku mengetahuinya ketika aku membantu temanku untuk men-charge Hp-nya. Tanpa sengaja, aku melihat pratinjau pesan di layar dan tertulis nama "Satria" di sana. Layar Hp belum terkunci sehingga aku bisa membaca semua isi pesan mereka.
Setelah berpisah, Satria pernah menghubungiku untuk meminta maaf. Ia juga menceritakan bahwa temanku itu hanya menjadikannya sebagai *ojek dan g*food pribadi.
Lexha sendiri tak hentinya menghubungiku. Ia selalu merasa bersalah dengan kejadian di masa lalu dan menganggap apa yang terjadi kepadaku adalah 'kutukan' dari mitos. Padahal, aku selalu meyakinkannya bahwa itu semua sudah jalan-Nya.
Ketika aku mengabari keluargaku bahwa aku akan menikah dengan Trias, Lexha adalah orang yang paling bahagia .
Tuhan mempertemukan aku dan Trias di sebuah situs forum komunitas maya terbesar di Indonesia, Kaskus.
Sebenarnya, kami sudah saling mengenal ketika aku dan satria masih berpacaran. Pertemanan kami hanya sebatas saling 'quote' antara dua orang kaskuser di forum Cinta Indonesiaku dan forum SFTH.
Namun, pertemanan kami selama 2 tahun lebih itu berubah jadi cinta ketika aku dan Trias tergabung di dalam sebuah grup Kaskus yang sama.
Sikap Trias yang lembut dan penuh kasih dibalik tingkahnya yang serampangan itu berhasil menawan hatiku hingga aku tak ingin lepas lagi darinya :.
Setelah menjalani LDR selama 4 bulan, Trias memutuskan untuk menyusulku ke Palembang dan bekerja di sini. Setelah 3 bulan, ia melamarku, dan besok, insya Allah, kami akan melangsungkan pernikahan .
Spoiler for Ilustrasi Pernikahan Adat Palembang:
***
Mitosmuncul di dunia ini dengan cara yang unik atau bahkan gaib. Secara turun-temurun di ajarkan oleh nenek moyang kita. Entah itu bermakna baik maupun bermakna buruk, tapi yang pasti, sebagian besar mitos memiliki nilai-nilai moral, bahkan beberapa diantaranya bisa jadi merupakan firasat. Semua hal akan menjadi positif apabila kita bijak menyikapinya.
Mitosmuncul di dunia ini dengan cara yang unik atau bahkan gaib. Secara turun-temurun di ajarkan oleh nenek moyang kita. Entah itu bermakna baik maupun bermakna buruk, tapi yang pasti, sebagian besar mitos memiliki nilai-nilai moral, bahkan beberapa diantaranya bisa jadi merupakan firasat. Semua hal akan menjadi positif apabila kita bijak menyikapinya.
Quote:
FICTIONS
But made with love and wishes
But made with love and wishes
Keterangan
Berasan= Musyarawah diantara kedua belah pihak untuk membicarakan persyaratan, mahar, mas ka*win serta adat yang akan digunakan dalam prosesi pernikahan
Nganterke Belanjo = Mirip serah-serahan dalam tradisi Jawa
Pasar 16 Ilir = Pasar tradisional di Palembang yang menjual berbagai kebutuhan dan aneka cendera mata khas Palembang
Betangas = Sauna tradisional (mandi uap) dengan menggunakan ramuan rempah-rempah. Bermanfaat untuk mengurangi bau badan mempelai pria dan wanita.
Berpacar (berinai) = Pemberian inai atau daun pacar pada kuku jari tangan dan kaki, juga telapak tangan dan kaki. Warna merah bekas daun pacar pada jari-jari tangan dan kaki adalah simbol kesiapan calon pengantin memasuki kehidupan rumah tangga.
Bicik = Panggilan untuk bibi
Quote:
swiitdebby dan anasabila memberi reputasi
2
7.7K
Kutip
58
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya