Raon Adventure Aceh Punya Divisi R2 dan R4
Berawal dari kebiasaan mutar-mutar jalur lintas alam di wilayah Aceh Besar, beberapa penggila trail adventure dan offroad menjadi akrab dan kompak. Akhirnya lahirlah sebuah komunitas yang punya divisi roda dua (R2) dan roda empat (R4).

Itulah sepenggal kisah Raon Adventure Aceh yang terbentuk setahun lalu, berawal ngopi bareng di BLPD Coffee dan kesamaan hobi petualang lintas alam. Di bawah komando Trisno Ryanto, kegiatan komunitas tak hanya sekedar petualang, namun bernuansa sosial ke masyarakat.

Terakhir, Raon Adventure membantu pembangunan Mesjid Panca di Aceh Besar. "Justru kegiatan sosial lebih menonjol. Setiap event petualang, tujuannya pasti mengadakan bakti sosial," ungkap Adeq Ncet, anggota yang memiliki dokumentasi kegiatan.

Raon sendiri bahasa Aceh yang berarti 'raun' atau jalan-jalan. Bisa juga diartikan mutar-mutar. Tapi tentunya bukan mutar tanpa tujuan. Justru kegiatan komunitas ini terarah. Seiring berjalannya waktu dan masukan dari anggota, dibentuk bidang wisata, sosial, lingkungan hidup dan olahraga otomotif.

Beberapa kegiatan sosial yang diprakarsai antara lain, Garoek Louhop Peduli, turut serta dalam penanaman mangrove di Alue Naga. Raon juga partisipasi dalam kegiatan sosial lainnya seperti membantu menangani bencana alam dan bergabung dengan instansi terkait. Mottonya "Ikhlas Bekerja Membantu Sesama".

Di bidang olahraga otomotif salah satunya bakal digelar "Raon One Day Adventure" pada Sabtu, 24 Februari 2018. "Itu kegiatan Wisata Lingkungan. Rutenya dari Banda Aceh ke Aceh Besar dengan lokasi start dan finish di Ule Lheu," ungkap Omdo, Ketua Pelaksana Raon One Day Adventure.

Kata ajakan untuk main lumpur paling populer dipakai adalah Garoek. Asal disebut Garoek, berarti siap buat petualang. Makanya ada nama kegiatan sosial disebut 'Garoek Leuhop Peduli' yang berarti Garuk Lumpur Peduli.

Nah, menariknya meski anggota sama, ada dua divisi berbeda. Divisi R4 jelas membidangi kendaraan 4 wheel drive. Sedangkan R2 buat motor trail. Saat ini ada 50 orang tercatat sebagai anggota dengan beragam usia.



"Setiap event harus utamakan sosialnya. Awalnya kita survey sambil adventure, lalu duduk bersama dan mengumpulkan dana. Baru kita terjun ke lokasi untuk memberi dan membangun," pungkas Omdo. (bangVe)