gurusejarahAvatar border
TS
gurusejarah
Depok, Republik pertama di Tanah Hindia Belanda
Assalamualaikum WR WB





Bagi kalian yang bertempat tinggal dikawasan Jabodetabek tidak asing lagi dengan Kota Depok, kota yang dikenal sebagai kota Penyangga daerah Kawasan ibukota. Depok terletak tepat diselatan Jakarta yang diapit oleh Bogor. Di Kota ini juga terkenal dengan Universitas Terbaik Nasionalnya yaitu Universitas Indonesia. Berbicara tentang Depok, tidak bisa dilepaskan dari latar belakang berdirinya yang di prakarsai oleh seorang Belanda yang bernama Cornelis Chastelein. Mungkin agan-agan sekalian yang berasal dari Kota Depok tidak asing lagi dengan nama nama tersebut. bagi agan yang belum tau, Cornelis ini adalah seorang Belanda-Prancis yang bekerja sebagai pencatat pembukuan pada Kamer van Zeventein salah satu kamar dagang VOC.

Pada tahun 1695 Ia mengundurkan diri dari VOC karena memiliki perbedaan pendapat dengan Gubernur Jendral Saat itu Jenderal Willem van Outhoorn. setelahnya ia berhak mendapat jatah Hak Penguasaan Tanah di Siringsih (saat ini kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa). pada 18 Mei 1696, Cornelis Chastelein membeli wilayah Depok dari residen Cirebon, Lucas van der Meur 18 Mei 1696. seluas 12,44 km persegi (hanya 6,2% dari luas kota Depok saat ini yang luasnya 200,29 km persegi) atau kurang dari 4 kali luas kampus UI Depok. Dengan harga 700 ringgit, dan status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas dari kekuasaan Hindia Belanda. Cornelis Chastelein menjadi tuan tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri, lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar. Daerah otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Chastelein juga membeli beberapa tanah di sekitar Lapangan Banteng dan Pasar Senen Jakarta, untuk dijadikan perkebunan. Wilayah itu dulu pernah dinamai Waltevreden atau Jakarta Kota.

Chastelein juga membeli tanah di sekitar Lenteng Agung sebelum membeli tanah-tanah di selatan, yakni wilayah Depok. Wilayah itu dijadikan ladang penghasil tebu, lada, pala dan kopi. Chastelein memiliki sekitar 150 budak. 150 orang budak dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Pulau Rote, serta Filipina, untuk mengelola perkebunan. Selain membuka lahan untuk perkebunan, Chastelein juga membuka sebuah perkumpulan Rohani Kristen yang dinamakan De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, yang berarti 'Organisasi Kristen Protestan Pertama. Nantinya dijadikan akronim DEPOC atau lidah orang Indonesia menyebutnya DEPOK. Chastelein tidak menganggap budaknya sebagai budak namun pekerja yang dipekerjakan dengan mendapat gaji dan penghidupan yang layak sebagaimana pekerja yang bekerja pada sebuah perusahaan. wilayah Depok berkembang menjadi sebuah wilayah yang maju dengan perkebunannya, oleh sebab itu Chelestein membentuk sebuah organisasi untuk mengatur wilayahnya yang uniknya mengadopsi sistim Republik dimana di pimpin oleh seorang Presiden. struktur pemerintahannya sendiri yakni Vergaderingen, Commissarissen, dan Bestuur, yang dipimpin oleh presiden dengan masa jabatan tiga tahun. Setelah itu dilakukan pemilihan umum untuk menentukan siapa presiden Depok berikutnya berdasarkan suara terbanyak. Untuk menjalankan tugasnya, presiden Depok dibantu oleh sekreteris, bendahara, dan beberapa petugas.

Depok hanya memiliki lima presiden saja selama masa kejayaannya. Daerah otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. walaupun Depok memiliki Presiden dengan Republik sebagai sistem pemerintahannya namun Depok hanya dianggap setingkat Gemeente atau Kota praja dan tugas Presiden Depok hanya sebatas tugas walikota. Dalam wasiat tertanggal 13 Maret 1714, yang dibacakan setelah kematiannya pada 28 juni 1714, Chastelein membagikan lahan-lahan itu kepada bekas budak yang dia merdekakan, para budak dan keturunan mereka dengan sarat mengikuti ajaran Chastelein dan menggunakan marga di belakang nama mereka. Satu dari dua belas marga boleh mereka pilih: Loen, Jonathans, Soedira, Bacas, Leander, Zadokh, Samuel, Tholense, Jakob, Iskah, Laurens, dan Joseph. Selain itu, keragaman juga ditambah dengan masuknya wanita berdarah Melayu atau kembang desa, serta tak jarang terjadi pernikahan campur dengan wanita berdarah Tionghoa atau Eropa. Hal itu mengakibatkan ada marga-marga lain yang tinggal di Depok. Seperti Missijer, Madjan, Ninkeula, Gorter, Atje, Samallo, Abast, Empi, Law Teng Seng, Pa Tung, Po Liem. Marga-marga itu nampaknya bukan dari keturunan Belanda juga. Beberapa nama marga terakhir adalah Tionghoa dan lainnya kemungkinan besar dari suku-suku di Indonesia juga.

Keadaan Depok Masa Itu

Presiden Depok pernah dijabat oleh Martinus Laurens, Leonardus Leander, Gerrits Jonathans dan Johannes Matijs Jonathans. Di zaman kolonial Hindia Belanda, warga Depok yang Kristen itu hidup seperti orang-orang Belanda. Di Depok, selain terdapat gereja Kristen, ada juga sekolah Zending. Setidaknya Depok punya Europe School yang elit di mata kaum pribumi bagi anak-anak yang status orang-tua mereka disamakan dengan orang Belanda. Lalu ada juga Depoksche School untuk anak pribumi. fasilitas Depok termasuk lengkap dan disediakan dengan baik karena mereka mengatur sesuai musyawarah terlepas dari campur tangan Pemerintah Kolonial Belanda.

Berdasar keputusan pemerintah nomor 1 tanggal 27 Maret 1864, De Nederlandsche Indie Staatspoorwes Maatschappij (NISM) diperintahkan untuk membangun jalur rel dari Jakarta ke Bogor. Proyek sepanjang 58 KM yang dikepalai oleh Ir J.P. Bordes, yang dimulai 1869 itu, rampung dan beroperasi untuk umum pada 31 Januari 1873. Stasiun Depok Lama adalah stasiun tertua di Depok. Stasiun ini menjadikan akses ke Depok semakin mudah dan membuat Depok semakin ramai. Selain itu, mereka memiliki saluran irigasi yang baik, sawah dengan panen berlimpah, ternak sehat, dan rumah bagus. Lazimnya sebuah wilayah yang berdaulat, Depok tak hanya punya batas wilayah. Depok juga punya gedung pemerintahan sendiri. Gedung itu dibangun di Kerkstraat, dalam bahasa Belanda berarti Jalan Gereja karena di sana ada gereja yang kini dikenal sebagai Rumah Sakit Harapan. Di pusat pemerintahan itu, berdiri kokoh Tugu Cornelis. Tugu itu dibangun pada 28 Juni 1814 tepat 100 tahun setelah kematian Cornelis Chastelein. Persis di depan Gementeentee Bestuur terdapat Istana Presiden Depok. Sampai hari ini istana tersebut masih kokoh berdiri, yakni rumah tua di Jalan Pemuda No. 11 RT 04/08 Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Depok Masa Kemerdekaan

Pada masa bersiap, Depok pernah mengalami masa mencekam dimana terjadi kerusuhan dimana-mana akibat sikap anti-Belanda yang banyak terjadi pada masa Bersiap. muncul kecemburuan warga sekitar depok yang menganggap bahwa orang Depok anti dengan Kemerdekaan Indonesia dan karena warga Depok hidup berkecukupan maka muncul usaha untuk menguasai harta warga Depok. Orang Depok dianggap sebagai penghianat dan banyak ditangkapi dan hartanya dirampas dengan alasan untuk modal perjuangan. Dalam buku Gedoran Depok (2011) yang ditulis Wenri Wanhar, menyebut Depok diserang laskar rakyat dari segala penjuru. Setelah diserbu pada 11 Oktober 1945, orang-orang Depok itu ditawan dan harta benda mereka dirampas. Tentu saja dengan mengatas nama revolusi kemerdekaan.

Pada masa ini, para warga Depok dijejalkan di kantor Pemerintahan saat itu yang kini telah menjadi Rumah Sakit Harapan Depok. Mereka yang ditawan rata-rata berusia 17 tahun ke atas karena dianggap antek Belanda. Di antara yang selamat pun akhirnya lari ke hutan-hutan, setelah dirasa aman barulah kembali lagi. Setelah kemerdekaan, Republik Depok di hapuskan dengan memasukan Depok ke dalam teritori Jawa Barat.

orang-orang Depok yang sering disebut sebagai Belanda Depok ini memiliki riwayat hidup dan sejarahya sendiri dimana dengan bantuan seorang belanda bernama Chastelein berhasil membuka lahan baru yang sekarang dinikmati dan kita kenal sebagai Depok yang barangkali salah satu agan pembaca sekalian menempati kawasan Chastelein ini. Para pendatang bebas berdatangan tanpa rasa iri juga gangguan dari para keturunan budak Chastelein ini. pada 28 Juni 1714 di jadikan sebagai hari jadi Depok yang mana merupakan hari kematian Chastelein.


sumber :
SUMBER
[URL="http://www.lunibuk.com/page/view.php?id=305"][URL="https://tirto.id/nasib-pribumi-depok-byZF"]SEMURR[/URL][/URL]

Diubah oleh gurusejarah 03-02-2018 05:13
rony25Avatar border
apelblangsakAvatar border
apelblangsak dan rony25 memberi reputasi
2
3.9K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.