Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bocah.bayam12Avatar border
TS
bocah.bayam12
#SFTHChallenge: Babu Dan Jongos



November sudah beranjak pergi. Angin musim dingin mulai berdatangan. Pertanda sebentar lagi hujan menemukan ritmenya. Ini kali pertama aku menghabiskan musim hujan di kota ini. Berbekal sweater dan jaket denim lusuh aku mengarungi musim hujan kali ini dengan kedinginan.
Tiga tahun yang lalu aku menghabiskan musim dingin dengan dia. Aku memanggilnya Babu. Dia memanggilku Jongos. Panggilan yang mesra, ucapnya. Kita dipertemukan disebuah keajaiban. Sesuatu yang tak bisa aku gambarkan dengan realitas kata-kata. Lucu, mengesalkan dan sedikit drama jikalau aku mengingatnya. Ia terikat dalam ketergantungan denganku. Begitupun sebaliknya. Kami dipaksakan oleh takdir untuk saling menemani satu lainnya. Meski tanpa ketetapan yang jelas, aku dan dia begitu menikmati tiap-tiap detik yang kita habiskan bersama. Kedai kopi dipojok perempatan tengah kota jadi tempat bersua. Selepas magrib. Itu komitmen kami untuk saling bertatap muka dan berbincang tentang apapun yang dirasakan. Tak kala perbincangan berat yang menjurus ke perdebatan kecil, yang acap kali puluhan mata di kedai kopi ini memandangi kami dengan tatapan liar. Bodo amat, mukaku dan mukamu terlalu tebal untuk menanggapi itu, ujarnya suatu kali. Lalu kericuhan tawa mengumandang diseantero kedai ini. Meski hanya aku dan dia yang tertawa, namun cukup mengalahkan sorakan cheerleaders di sisi lapangan basket. Terkadang saking larutnya dalam perbincangan, tak sadar bahwa hanya ada kami di kedai itu. Pengunjung lainnya telah berajak pulang sejam yang lalu. Senja berganti dini hari. Beruntungnya sang owner teman satu kampus denganku dulu, dan juga sepupunya dia. Apa jadinya kalau hal itu tak terjadi, mungkin kami harus mencari tempat lainnya untuk melepaskan semua gelak tawa yang tertahan dalam pita suara kami. Suatu malam diakhir musim gugur aku melihat kemurungan dalam dirinya. Raganya saja yang ada di depanku. Pikirannya melalang buana melintasi dimensi yang berbeda. Aku diam memandangi wajahnya. Teduh.
"Ngos, nanti anterin aku pulang ya?" Ujarnya.
"Lah tumben Bab. Biasanya mandiri, naik taksi. Atau jangan-jangan kamu ingin bermesraan denganku lebih lama?" Godaku.
"Udah, nurut aja. Dan jangan berpikiran mesum!"
"Oh, oke"
Dengan kalimat bertanda seru itu aku memilih bungkam. Tak ada sesi tanya jawab lagi sehabisnya. Dia sedang kalut, gumanku. Dan benar saja. Selama perjalanan aku merasakan pundakku sedikit basah. Pelukannya sedikit kencang. Tak jarang aku mengeliat agar dia mengendurkan pekukannya, agar kami tak jatuh dari motor. Aku tak berkata banyak. Hanya membiarkannya menghabiskan kesedihannya malam itu. Esoknya aku mendapati amplop coklat yang dititipkan pada si owner. Bertulis namaku di sudut kiri bawah. Si owner berujar bahwasanya Babu berangkat ke ibukota negara pagi tadi. Dan didalam surat itu ada tertera nomor telepon beserta alamat yang nantinya aku tuju jika rindu semakin memuncak. Aku mengiyakan ucapannya tanpa sedikitpun niat untuk membaca surat tersebut. Si owner tahu bagaimana perasaan kami satu dan lainya. Hingga aku pindah ke kotanya, surat itu belum aku baca.
Langkah-langkahku tak setangguh musim gugur kemaren. Jejak kaki pun kian memudar dibasuh hujan. Angin musim dingin menusuk kulitku. Seperti dihujani ribuan jarum, aku menggigil kedinginan. Wedang jahe dan secangkir kopi panas tak cukup lagi menghangatkan tubuh. Mungkin sedikit kecupan mesra dan pelukan hangat bisa meredakan dinginnya tahun ini. Setahun yang lalu aku memutuskan untuk pindah ke ibikota negara. Memulai perjalan hidupku disini. Kisah bersama Babu tak sedikit pun pudar dari benakku. Hampir dua tahun aku tak pernah benar-benar mendengar suaranya. Kami tak pernah saling mengikuti atau berteman di media sosial apapun. Nomor telepon selulernya saja aku tak punya. Sebuah perjanjian yang unik, untuk tidak berbagi informasi pribadi. Aku memanggilnya Babu. Dan ia memanggilku Jongos. Aku tidak tahu namanya siapa, dia pun begitu. Hanya ada babu dan jongos. Walau bisa saja aku meminta owner memberitahukan nama aslinya. Aku memilih membiarkan nama itu tetap menjadi rahasia. Namun untuk kali ini ketetapanku goyah. Aku takluk. Sudah seminggu ini aku selalu memandangi amplop coklat tersebut. Bimbang. Aku ingin membaca pesan untukku. Di sisi lain, aku tak ingin. Membiarkannya tetap begitu, menjadi amplop coklat berisi surat dari masalalu. Aku goyah. Bendera putih berkibar dihatiku. Di kamar ini, bersama rindu yang kian mendera, aku memberanikan diri membaca surat itu. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Seperti bocah laki-laki yang mengutarakan isi hatinya pada sang pujaan. Aku berkeringat dingin. Degupan jantung tak beraturan. Nafas sedikit berat. Sial, umpatku. Ternyata beginilah rasanya tersiksa rindu. Tubuhku bergetar hebat untuk sesaat saat amplopnya berhasil aku buka. Samar-sama aku mencium wangi parfum yang dulu mengelilingi malam-malamku, dua tahun lalu. Entah sihir apa yang ditaruhnya pada surat ini. Aku terpaku untuk sekian detik. Perlahan aku menarik keluar selembar kertas putih. Keraguan kembali muncul. Untuk membuka lipatannya atau mengembalikan ke dalam amplop. Dramatis. Pilihanku jatuh pada opsi yang pertama. Baca dan lihat apa yang terjadi.
"Terimakasih telah membantu aku menemukan hati yang tepat untuk menghabiskan masa tua kelak. Aku menunggumu di ibukota"
Aku tersenyum, membacanya. Disudut bawah, aku menemukan catatan kecil. Berisi nomor seluler dan pesan untuk segera menghubungi nomor tersebut. Aku segera merogoh ponsel di dalam saku celana. Mengetik nomor dalam surat tersebut. Dengan satu tarikan nafas yang panjang, aku memencet tombol dial.
"Halo" ujar seseorang diseberang sana.
"Babu, apakabar?" Tanyaku
............
Diubah oleh bocah.bayam12 28-01-2018 15:55
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
814
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.