Ada sejarahnya, ketika soto di daerah Kudus, Jawa Tengah, memilih menggunakan daging kerbau, bukan sapi, selain tetap menyiapkan daging ayam.

Alkisah, dari cerita beberapa kawan dan hasil sekilas membaca catatan sejarah; dahulu kala, masyarakat Kudus, wilayah pesisir Pantura timur di Jawa, banyak memeluk agama Hindu yang memiliki kepercayaan untuk menghormati sapi, hewan yang disucikan oleh umat tersebut.

Hingga pada akhirnya, penyebaran agama Islam terus berlanjut, salah satunya disyiar-kan oleh Sunan Kudus, bersama dengan Kiai Telingsing (The Ling Sing), putra Sunan Sungging dengan perempuan Tionghoa yang diutus ayahnya datang ke Kudus untuk menyebarkan agama Islam sebelum para wali berdakwah hingga ke Kasultanan Demak. Masjid Agung Demak & Garang Asem

Dalam perkembangannya, Sunan Kudus tidak menyembelih sapi untuk berbagai keperluan acara, karena menurutnya bakal melukai hati pemeluk Hindu, agama mayoritas penduduk Kudus saat itu. Sebagai gantinya, Sunan Kudus menyembelih kerbau.

Kebiasaan tersebut hingga kini masih diikuti oleh sebagian masyarakat Kudus, sehingga tidak heran sampai sekarang masih ada peternakan kerbau di desa-desa. Sejarah merekam, berbagai olahan makanan daging sapi kemudian menggunakan daging kerbau.

Cerita lainnya, masih soal kerbau dan sapi. Ada cerita rakyat yang menyebutkan masyarakat Kudus tidak menyembelih sapi karena dahulu Sunan Kudus pernah diberi air susu sapi oleh pendeta Hindu. Sebagai wujud terima kasih, warga setempat tidak diperkenankan menyembelih sapi.

Sejarah menyisakan kisah dan mewariskan kebiasaan. Salah satunya melalui masakan, dalam hal ini salah satu kuliner khas Kudus, Soto dan Sate. Di Kota Kudus, beberapa warung secara khusus menyajikan pilihan soto dan sate daging kerbau.