HOT THREAD KE 108
*21 Januari 2018*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Pemilihan kepala daerah tahun ini sudah di depan mata. Ibarat berperang, amunisi dan strategi telah di persiapkan demi memenangkan kontestasi politik 5 tahunan ini. Selain sebagai ajang pemanasan jelang pemilu legislatif dan presiden tahun depan, pilkada tahun ini juga merupakan pilkada yang rawan konflik. 3 dari 6 provinsi di pulau Jawa sedang memilih pemimpin mereka tahun ini.

Suasana politik mulai menghangat beberapa pekan belakangan. Di Jawa Barat, bongkar pasang bacagub dan bacawagub mewarnai persiapan pendaftaran bakal calon. Bahkan ada calon dengan elektabilitas tinggi namun sulit mencari partai pengusung.


Jawa Timur pun tak kalah hangatnya. Setelah salah satu partai menyatakan dukungan terhadap bakal pasangan calon, tanpa di sangka - sangka sang bakal calon wakil gubernur mengembalikan mandat yang telah di embankan partai. Sang bakal calon wakil gubernur yang saat ini masih menjabat sebagai kepala daerah tingkat 2 di Jawa Timur ini sebelumnya tersandung kasus foto mesum mirip dirinya.

Entah memang foto tersebut benar adanya atau memang hanya editan yang di hembuskan oknum yang tak bertanggung jawab demi memenuhi ambisi politik mereka. Yang pasti bagi mereka yang berkecimpung di dunia politik haruslah siap menerima konsekuensinya. Mulai dari fitnah, hasutan, atau bahkan mereka akan di cari - cari kesalahannya di masa lampau.


Belum lagi, berita mengenai mahar politik yang menerpa salah satu partai menjadi bukti bahwa tak ada makan siang gratis. Semua butuh uang, ujung - ujungnya duit. Meskipun dengan berbagai alasan, untuk biaya pemenangan lah, biaya saksi lah, biaya kampanye dan biaya tetek bengek lainnya. Intinya semua harus bayar.

Jika di awal - awal, bahkan saat KPU belum menetapkan secara resmi pasangan yang lolos menjadi calon kepala daerah saja suasananya sudah menghangat, lalu bagaimana jadinya jika KPU telah memukul gong tanda bahwa tahapan kampanye telah di mulai?


Akankah isu - isu SARA akan kembali di hembuskan? Belajar dari pengalaman pilkada DKI Jakarta yang panas kala itu, di awali oleh pernyataan sang calon gubernur yang juga merupakan incumbent. Pernyataan yang di anggap oleh salah satu pihak menyudutkan pihak tertentu hingga muncullah aksi massa yang berjilid jilid. Elektabilitas sang calon yang di atas kertas mampu memenangi perhelatan pilkada ini pun akhirnya terkikis oleh keadaan ini. Memang banyak yang menyayangkan akan hal ini. Di saat seharusnya calon kepala daerah mengobral visi dan misi mereka kepada para voters, tapi sungguh di sayangkan mereka malah berkutat pada hal - hal yang secara langsung tak ada hubungannya.


Memang salah jika ada yang bilang jangan mencampur adukkan agama dengan politik, tapi tentu tidak tepat juga jika agama jadi kendaraan untuk meraih simpati massa. Kompetensi dan kemampuan memimpin juga harus menjadi pertimbangan pemilih. Kita semua berharap jangan lagi ada aksi "212-212" berikutnya yang tak hanya menghabisan energi, tapi juga membuat situasi politik menjadi tidak kondusif. Kita juga berharap para calon dapat menahan diri, tak mengeluarkan pernyataan yang multi tafsir sehingga pilkada 2018 dapat berjalan dengan aman, tentram, sejuk dan damai.








Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Pengamatan dan Opini Pribadi TS
Sumur Gambar : Om Google