BANYAK ARTEFAK & BATU DITEMUKAN
Para pakar mengatakan di situs ini dulunya terdapat sungai, vegetasi, dan aneka binatang, kombinasi ideal bagi manusia yang hidup pada zaman tersebut.
Seperti diketahui, sebelum akhirnya menetap, manusia dulunya berburu dan berpindah-pindah tempat.
Ran Barkai, kepala jurusan arkeologi di Universitas Tel Aviv mengatakan kualitas preservasi situs yang ditemukan timnya 'sungguh luar biasa'.
Bagi orang-orang (pada zamannya), situs ini seperti surga, jadi mereka datang ke tempat ini dari waktu ke waktu," papar Barkai.
"Batu-batu yang terbawa oleh aliran air dimanfaatkan untuk membuat alat dan perkakas. Aliran ini juga membuat banyak binatang datang ke sini. Binatang-binatang ini diburu dan langsung dikonsumsi di tempat ini," katanya.
Jadi, orang-orang prasejarah bisa membuat alat dan menggunakan alat tersebut untuk membunuh hewan di satu tempat yang sama, kata Barkai.
Lanskap kuno tersebut ditemukan di antara Jaljulia dan jalan bebas hambatan Rute 6, sekitar lima meter di bawah permukaan tanah.
Para ahli memperkirakan situs ini dipakai oleh nenek moyang manusia modern, homo erectus, spesies pertama manusia yang berjalan tegak.
Mereka sedikit lebih besar dan lebih bertenaga namun otak mereka tak secanggih otak manusia modern.
Badan Kepurbakalaan Israel yang ikut melakukan penggalian bersama tim arkeolog dari Universitas Tel Aviv mengatakan temuan ini bisa menambah informasi baru atas periode tersebut.
"Temuan ini luar biasa karena perkakas yang ditemukan sebagian besar relatif utuh, tidak rusak. Ini semua membantu kita memahami kehidupan zaman dulu," kata Maayan Shemer, direktur penggalian Badan Kepurbakalaan Israel.
"Tak diragukan lagi, hasil kajian atas temuan ini akan membantu kita memahami gaya hidup dan perilaku manusia pada era tersebut," katanya.