UPAYA Arsenal dalam mempertahankan gelar Piala FA yang diraih musim lalu harus terkubur di langkah awal. Pada ujian pertama melawan Nottingham Forest di The City Ground markas Nottingham Senin (8/1), Danny Welbeck dkk langsung tersing­kir setelah takluk 2-4. Kegagalan lolos pada babak ketiga Piala FA menjadi preseden buruk pertama sejak dipimpin Arsene Wenger pada 1996. Hasil itu mungkin di luar ekspektasi Wenger. Menghadapi tim level kedua Liga Inggris membuat pelatih 68 tahun itu mengistirahatkan semua pemain inti. Bahkan, banyak pemain yang diturunkan merupakan pemain minim jam terbang, di antaranya Joseph Willock, Ashley Maitland-Niles, dan Reiss Nelson.



Harapan Wenger tentu seluruh pemain utama fit jelang laga semifinal pertama Piala Liga Inggris melawan Chelsea, tengah pekan ini. Pada kacamata tersebut, pilihan Wenger sangatlah wajar. Namun, kecerobohan pelatih 68 tahun itu ialah tidak menyertakan pemain terbaik di bangku cadangan. Tidak ada Mesut Oezil atau Alexis Sanchez. Wenger terlalu percaya diri menyertakan nama-nama yang juga masih hijau di lis pemain pengganti. Sebut saja Edward Nketiah, Chuba Akpon, dan Jeff Reine-Adelaide. Buntutnya, Wenger tidak punya solusi saat skenario tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.



Nottingham Forest unggul 2-1 pada paruh pertama berkat dwigol Eric Lichaj pada menit ke-20 dan ke-44 yang sempat dibalas Per Mertesacker. Kondisi kian memburuk untuk Arsenal karena penyerang Ben Brereton menambah gol untuk tuan rumah melalui titik putih di menit ke-64. Situasi tersebut tidak dapat diantisipasi Wenger karena di bangku cadangan tidak ada satu pun pemain yang dapat mengubah keadaan. Bahkan, tindakan pergantian pemain untuk memasukkan Nketiah dan Akpom seperti hanya sebuah formalitas. Skor akhirnya ditutup dengan kedudukan 2-4 setelah penyerang Arsenal Danny Welbeck dan Kieran Dowell silih berganti mencatatkan nama.



Wenger pun secara tersirat mengakui ceroboh. Namun, ia lantas mengambinghitamkan jadwal padat sebagai kegagalannya kali ini. “Apakah ini masalah pemilihan pemain? Mungkin. Apakah ini soal penampilan individu? Mungkin juga,” kata pelatih yang baru saja melampaui rekor Sir Alex Ferguson itu. “Kami punya banyak pemain, tapi kami bermain Minggu-Rabu-Sabtu. Kami memenangi tiga Piala FA di empat musim terakhir. Kami sangat kecewa karena kami mencintai kompetisi ini,” imbuh Wenger.



Perpecahan tim

Paris Saint-Germain (PSG) mengawali tahun baru dengan kemenangan telak 6-1 atas tuan rumah Rennes pada babak keempat Piala Prancis, kemarin. Setengah lusin gol PSG dipersembahkan Kylian Mbappe, Neymar, dan Angel Di Maria. Ketiganya masing-masing mencetak dua gol. Tuan rumah mencetak gol hiburan melalui Benjamin Bourigeaud dari titik penalti.



Akan tetapi, pelatih PSG Unai Emery tidak serta-merta senang. Kemenangan itu dicemari isu perpecahan tim. Penyerang Edison Cavani dan Javier Pastore diketahui telat bergabung dengan latihan tim pascalibur tengah musim. Walhasil, keduanya pun tidak terlihat merumput di laga itu. “Hal terpenting ialah memastikan perasaan mereka bersatu dalam satu kesatuan. Jika kami ingin memenangi gelar, kami harus melakukannya,” tutur Emery. (AFP/R-1)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...ger/2018-01-09

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Rehabilitasi Sungai Citarum Perlu Diaudit

- Kurang Persiapan,USBN SD Tetap Tiga Pelajaran

- Presiden Targetkan 7 Juta Sertifikat Tanah