PENDIRI Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menegaskan, apa pun keputusan adiknya, Yenny Wahid, terkait Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur, akan mendapat dukungan keluarga.



Meski demikian, Gusdurian tidak akan terlibat atau melibatkan diri dalam politik praktis.



Hal itu disampaikan Alissa Wahid seusai pertemuan dengan Perhimpunan Inti (Indonesia Tionghoa) dan Buya Syafii Maarif di Yogyakarta, Rabu (3/1).



"Yenny sudah berbicara dengan keluarga soal pencalonannya dalam Pilkada Jatim. Kami sepenuhnya mendukung apa pun keputusan yang diambil Yenny," jelas Alissa, putri sulung mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid ini.



Ia memastikan, apa pun keputusan Yenny terhadap pencalonannya itu merupakan hak pribadi, khususnya di bidang politik yang tidak ada kaitannya dengan Jaringan Gusdurian.



Demikian juga, lanjutnya, dengan pilkada lainnya, Gusdurian tidak akan memberikan dukungan kepada siapa pun. Karena itu, kata Alissa, jika kemudian ada yang mengatasnamakan Gusdurian dan memberikan dukungan terhadap salah satu pasangan, akan dilakukan klarifikasi secara seksama.



"Biasanya ada yang mengaku Gusdurian dan memberi dukungan politik. Mereka yang mengaku Gusdurian dan memberikan dukungan politik adalah badalah Gusdurian musiman. Mereka muncul ketika ada kepentingan politik yang menguntungkan," lanjutnya.



Ketika kondisi kebangsaan memerlukan perhatian dan tindakan nyata untuk menyelematkannya, Alissa mengutarakan kelompok itu lantas menghilang.



Terkait tahun politik 2018-2019, Alissa melihat Jakarta menjadi contoh agar tidak terjadi transaksi yang sama rusuhnya dengan di Ibu Kota. Terlebih, saat ini diprediksi sintimen agama akan menjadi senjata untuk memecah belah masyarakat.



Sementara Buya Syafii Maarif melihat dan mengingatkan Jawa Barat yang akan menggelar Pilkada 2018 mulai terjangkiti virus Pilkada DKI.



"Anda tahu sendiri lah seperti apa kemarin," kata Buya.



Menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, dari banyak survei, kondisi masyarakat Jawa Barat hampir sama dengan Jakarta.



"Saya harap, masyarakat Jawa Barat bisa memilah mana yang baik dalam pilkada nanti," jelasnya.



Buya menyarankan untuk melawan perpecahan bangsa selama pilkada dengan isu-isu agama, pemerintah diharapkan segera melakukan pencerahan kepada masyarakat. Sebab polarisasi yang terjadi di masyarakat sekarang harus segera diakhiri. (OL-2)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...tim/2018-01-03

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Jaringan Gusdurian Peringatkan soal Ujaran Kebencian di Tahun Politik

- Karyawan KPK Terima Santunan BPJS Ketenagakerjaan

- Kenaikan Penerimaan Pajak Belum Cukup Menopang Pertumbuhan Kebutuhan APBN