Media IndonesiaAvatar border
TS
Media Indonesia
Pengusaha Jangan Ragu Investasi


PESATNYA kinerja pasar modal seperti tecermin pada penutupan indeks harga saham gabungan di level 6.355,654 pada akhir tahun lalu memberikan pengharapan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.



Demikian pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka perdagangan 2018 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.



"Saya berharap pasar modal lebih berkontribusi ke sektor riil sehingga menimbulkan multiplier effect terhadap investasi di Indonesia. Harapan kita kepada bursa, kepada investor, emiten di sini. Satu-satunya yang perlu ditingkatkan adalah investasi riil dalam bentuk fisik seperti pabrik. Apakah itu smelter," kata Kalla.



Menurut Wapres, kondisi ritel kini sudah cukup baik, di mana pun kita berjalan ada toko-toko yang menjual hasil-hasil produksi. "Artinya, pasar ini harus dimanfaatkan investor. Jangan indeks yang selalu menjadi indikator. Ini (ritel) salah satu penyeimbang pasar modal dan keuangan. Tetapi bagaimana dana triliunan rupiah ini bisa ke sektor riil. Bagaimana emiten memperluas usaha."



Kalla menambahkan, kita juga sependapat bahwa salah satu cara menggelorakan investasi ialah menurunkan tingkat suku bunga kredit. Secara perlahan dan teratur Bank Indonesia sudah mengatur bagaimana suku bunga turun.



"Itu maknanya Anda (perlu) berinvestasi di sektor investasi riil, bukan hanya investasi di deposito," lanjut Wapres.



Dalam menanggapi imbauan Kalla, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengakui sejauh ini telah banyak emiten memperluas usaha mereka dengan melakukan reinvestasi.



"Emiten pertama-tama mengambil dana melalui penawaran saham perdana. Tahun lalu investor ritel memperoleh margin hampir Rp400 triliun. Itu yang Wapres katakan, jangan go public lalu saham jadi komoditas bikin nilai saja. Investasikan lagi," ujar Tito.



Di sisi lain, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak sesuai dengan harapan karena tidak sepesat Malaysia dan Singapura.



"Mereka punya sektor industri yang perannya jauh lebih besar dalam perekonomian. Begitu ekonomi global membaik dan mereka berorientasi ekspor, pertumbuhan ekonomi juga lebih cepat. Indonesia, ekspor kita didominasi hasil sumber daya alam sehingga tidak terlalu cepat menghela pertumbuhan ekonomi," ungkap Darmin.


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...asi/2018-01-03

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Menimbang Pendamping Jokowi pada Pilpres 2019

- Pesta menjelang Pilkada belum Terasa

- Ketua Baru DPR Harus Bersih

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
333
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Media Indonesia
Media IndonesiaKASKUS Official
30.6KThread1.3KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.