Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri spekulasi tentang masa depannya di awal Desember. Dia akan mengikuti pilpres 2018. Tapi dia menghadapi tindakan penyeimbangan yang mustahil. Jika satu hal yang pasti, itu lebih dari sama saja tidak akan melakukannya.

Oleh: Oliver Carroll (Independent)

Tim Vladimir Putin telah lama membangun daya tarik pemilihan mengenai gagasan kontrol dan stabilitas. Ini adalah tawaran populer untuk sebuah negara yang ditertawakan oleh tuntutan pergolakan pasca-Soviet – meskipun, seringkali, ini lebih merupakan fatamorgana daripada kenyataan.

Saat memulai kampanye kepresidenan keempat, Putin menghadapi dilema yang berbeda. Mayoritas orang Rusia menginginkan perubahan; lebih banyak hal yang sama tidak akan terjadi. Pollsters menunjukkannya. Kremlin merasakannya.

Pendekatannya akan mencoba tindakan penyeimbangan yang hampir tidak mungkin. Di satu sisi, dia akan menawarkan reformasi tanpa mengisolasi lingkaran dalamnya yang terus menurun. Di sisi lain, akan menjawab tuntutan sosio-ekonomi pemilihnya, yang telah mengalami tiga tahun penurunan pendapatan riil, tanpa uang tunai yang mudah tua. Ini akan mencoba menciptakan drama dalam sebuah kontes yang tidak memiliki intrik.



Apapun yang terjadi, Putin akan menjadi satu-satunya kontestan. Peringkat persetujuan resmi terus naik sekitar 80%, menyiratkan kemenangan putaran pertama yang menentukan. Tapi pada usia 65, Putin tidak bisa lagi mengklaim sebagai masa depan, dan pada konferensi pers maraton terakhirnya, dia tampak lelah dan tidak bergairah. Banyak yang heran jika api di dalam perut masih ada. Seperti diberitakan di halaman ini, Putin rupanya dianggap menurun di musim gugur 2016. Kemudian, Operasi Suksesor itu terus berjalan dan ternyata tidak mengesankan.

Putin mengakhiri spekulasi tentang masa depannya di awal Desember. Dia akan mengikuti pemilihan. Dilihat dari cara 2017 berakhir dia akan berjalan di atas platform tradisional dan otoriter. Hukuman kustodian kasar yang dijatuhkan kepada mantan menteri ekonomi pada bulan Desember menunjukkan bahwa ketakutan akan terus menjadi instrumen utama kekuasaan.

Kebebasan pers, tidak pernah menjadi prioritas Putin, kemungkinan akan terus digerus. Anti-Barat akan terus berlanjut, terutama menjelang penguatan sanksi kepada rezim. Sebuah laporan kepada Kongres AS mengenai hubungan antara oligarki dan Presiden dipandang dengan meningkatnya keraguan di dalam Kremlin.

Tapi Presiden adalah orang yang bertindak dan bereaksi daripada rencana strategis yang besar, sehingga pembalikan cepat juga tidak menjadi pertanyaan. Misalnya, perputaran yang menentukan dalam hubungan Rusia-Turki awal tahun lalu. Mungkin saja Presiden akan memprioritaskan hubungan dengan Barat, jika dia menganggap bahwa demi kepentingan terbaiknya.

Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, pemilihan presiden Presiden sebagian besar berada di dalam negeri. Selain permintaan reformasi, yang kemungkinan besar akan dipalsukan, masalah yang paling mendesak adalah menyebarkan krisis pemerintahan. Dengan pertarungan yang sudah meluas ke arena publik, Presiden harus memutuskan secara tegas antara pihak yang berperang.

Ada banyak laporan tentang pemindahan Perdana Menterinya, Dmitry Medvedev. Pengamat Kremlin akan melihat dari dekat: Akankah Presiden melihat untuk memberikan pukulan yang menentukan kepada sayap liberal Rusia, atau apakah dia akan melanjutkan dengan kuantitas yang diketahui? Cara terbaik untuk memastikan bulldog, memilah darah dan mengubahnya, atau tetap tegak di bawah karpet?

Siapa pun perdana menterinya pada saat berhenti cenderung berada dalam posisi terdepan untuk pekerjaan utama.

Medvedev dilaporkan telah pulih dari penyelidikan yang memalukan oleh kritikus terkemuka Putin, Alexei Navalny. Navalny, yang kandidat Presiden bahkan belum menyebutkan namanya, menuduh Perdana Menterinya telah menggunakan posisinya untuk pengayaan pribadi secara besar-besaran. Medvedev membantah klaim tersebut.

Navalny, suara oposisi yang paling menonjol di negara itu, telah diblokir untuk tidak ikut dalam pemilihan ini. Tapi bukan berarti dia tidak punya masa depan, apalagi jika suksesi itu gagal, kelesuan ekonomi memburuk, atau kampanyenya untuk “memboikot” pemilu mendapatkan daya tarik. Dengan ketangkasan teknologi dan daya tarik dengan rasa keadilan orang Rusia, Navalny memahami politik Rusia dan juga siapa pun.

Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk kandidat oposisi terkemuka lainnya, Kseniya Sobchak, yang banding elitnya sepertinya tidak akan memetik dividen elektoral. Untuk alasan ini, pencalonannya telah didukung secara aktif oleh administrasi kepresidenan, dan pekan lalu didaftarkan secara resmi oleh Komisi Pemilu Pusat. Dia telah memanggil seruan Navalny untuk memboikot pemilihan, yang kemungkinan akan membatasi pemilihnya secara signifikan, sebagai sebuah “demonstrasi gila.”

Dua lusin kandidat lainnya yang telah memasukkan nama mereka ke depan untuk pemilihan. Tidak semua kemungkinan mengumpulkan tanda tangan yang diperlukan untuk dijalankan. Kandidat yang pasti akan mencapai garis start termasuk hantu hantu Natal yang terkenal – Grigory Yavlinsky dan Vladimir Zhirinovsky, masing-masing pemimpin Partai Yabloko liberal dan Partai Liberal Demokrat yang kurang liberal.

Tapi seperti biasa, hanya ada satu kandidat yang benar-benar diperhitungkan.

Sumber : Pemilu Rusia 2018: Apapun yang Terjadi di Putaran Pertama, Vladimir Putin Satu-Satunya Kandidat yang Diperhitungkan