Lakukan Refleksi Akhir Tahun, Ini Catatan Penting Edy untuk Sumut 1
TS
apapulakitu
Lakukan Refleksi Akhir Tahun, Ini Catatan Penting Edy untuk Sumut 1
Spoiler for Calon Gubernur Sumut, H. Edy Rahmayadi:
Quote:
Keputusan Edy Rahmayadi untuk maju sebagai kandidat calon Gubernur pada Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang benar-benar telah disiapkannya secara matang. Hal ini dapat dilihat dari tiga catatan penting yang diperhatikan oleh Edy Rahmayadi saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2017 ini.
Menurut Edy, aspek kesejahteraan masih menjadi faktor utama yang harus diperhatikan di tahun 2018 ini.
"Peningkatan kondisi ekonomi masyarakat Sumut harus tetap menjadi prioritas, karena capaiannya terlihat belum optimal. Sehingga perlu digenjot agar rakyat lebih sejahtera," katanya, Minggu (31/12).
Edy Rahmayadi juga memberikan penjelasan bahwa angka kemiskinan masih menjadi momok untuk Sumut saat ini.
"Coba lihat data BPS, lebih dari 1,45 juta rakyat Sumut tergolong miskin. Ini artinya lebih dari 10 persen rakyat kita berada pada garis kemiskinan, bahkan di bawahnya. Ini catatan pertama yang harus kita benahi di tahun 2018. Tentunya harus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya," jelas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.
Lebih lanjut, Edy Rahmayadi menuturkan catatan kedua dari refleksinya, dimana dia menilai ini berkaitan dengan tingginya angka pengangguran yang ada di Sumut. Menurutnya permasalahan ini menjadi PR bersama yang harus segera diselesaikan.
"Tingginya angka pengangguran di Sumut menjadi pekerjaan rumah kita bersama, karena ini kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini setidaknya ada 377 ribu pengangguran terbuka di Sumut, angka ini mengalami kenaikan sebanyak lima ribu pengangguran dari tahun sebelumnya," jelasnya.
Tingginya angka pengangguran di Sumut, secara otomatis akan turut mempengaruhi lemahnya laju ekonomi masyarakat. Karena itulah, tidak heran jika daya beli masyarakat pun menjadi kian melemah akibat minimnya pendapatan masyarakat.
"Untuk itu perlu upaya pembukaan lapangan kerja yang lebih bagus, sehingga jumlah angkatan kerja kita bisa meningkat dengan signifikan," tambahnya.
Sedangkan catatan ketiga dari refleksinya adalah persoalan yang berikaitan dengan pemberantasan korupsi, yang mana ini menjadi catatan yang sangat penting baginya di Sumatera Utara. Predikat Sumatera Utara yang dinilai sebagai Provinsi paling korup di Indonesia menjadi gambaran betapa buruknya manajemen birokrasi dan kepemimpinan di Sumatera Utara belakangan ini.
"Menurut catatan saya, sejak berdirinya KPK hingga hari ini setidaknya ada sembilan Kepala Daerah di Sumut yang terkena perkara korupsi. Itu belum termasuk perkara-perkara lain yang melibatkan pejabat di bawahnya. Ini harus menjadi komitmen kita bersama dalam pembangunan Sumut kedepan. Kita harus memiliki integritas yang tinggi dalam penyelenggeraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi," pungkasnya.
Berangkat dari itulah kita dapat melihat bahwa kesiapan Edy Rahmayadi maju menjadi Sumut 1 memang telah bulat dan memiliki niat baik untuk memajukan Sumut kedepan.