Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cholishAvatar border
TS
cholish
Bagaimana Trump Kacaukan Hari Natal Umat Kristen Palestina
Anak-anak Kristen Palestina tidak sabar untuk menyantap kue Natal tradisional Arab, maamoul, yang merupakan kue kecil yang diisi dengan kurma dan kacang, yang juga dihidangkan oleh umat Muslim saat Ramadhan. Sayangnya, tahun ini, Natal di Palestina jauh lebih suram daripada biasanya. Lampu-lampu dimatikan, perayaan Natal dibatalkan. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan rencana untuk memindahkan kedubes AS ke kota tersebut jadi penyebabnya. Untuk memahami dalamnya kemarahan masyarakat Kristen Palestina, sangat penting untuk memahami sejarah pendudukan Israel, dan jumlah korban penduduk asli Yerusalem.

Oleh: Alex Shams (Middle East Eye)

Hari Natal adalah saat-saat yang spesial di Palestina. Sejak awal bulan Desember, masyarakat Kristen dan Muslim Palestina berkumpul di alun-alun di seluruh negara tersebut untuk menyalakan pohon natal dan menandakan dimulainya musim libur.

Anak-anak Palestina tidak sabar untuk menyantap kue Natal tradisional Arab, maamoul, yang merupakan kue kecil yang diisi dengan kurma dan kacang, yang juga dihidangkan oleh umat Muslim saat Ramadhan.

Spoiler for Masyarakat Palestina berdoa di dalam gereja, sementara masyarakat berkumpul untuk merayakan Natal di kota Bethlehem di Tepi Barat yang dikuasai Israel pada tanggal 24 Desember 2017. (Foto: AFP):


Hari Natal yang Suram

Namun, tahun ini, Hari Natal jauh lebih suram dari biasanya. Di Bethlehem, kota kelahiran Yesus, lampu-lampu dimatikan di pohon Natal yang besar di Alun-Alun Manger.

Di Nazareth, yang merupakan asal keluarga Yesus, perayaan telah dibatalkan.

Di Beit Sahour, desa di mana para gembala melihat bintang-bintang yang menggambarkan kelahiran Yesus, suasana hati dirangkum dalam kata-kata mantan Patriark Latin Yerusalem Michel Sabbah: “Para penindas telah memutuskan untuk merampas kegembiraan Natal dari kita.”

Umat Kristen Palestina telah mendeklarasikan pemadaman Natal di seluruh negara tersebut, sebagai bentuk protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada awal bulan ini, yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Langkah tersebut membuat geram masyarakat Palestina di seluruh latar belakang, namun bagi umat Kristen Palestina, ini adalah pukulan yang sangat pahit mengingat Trump telah menyatakan kepeduliannya terhadap umat Kristen Timur Tengah, dan telah berulang kali berbicara akan melindungi mereka.

Wakil Presiden AS Mike Pence sebelumnya berniat untuk mengunjungi wilayah tersebut untuk bertemu dengan para pemimpin Kristen setempat menjelang Hari Natal, namun semua pemimpin Kristen menolak untuk menemuinya.

Masyarakat Palestina marah karena Yerusalem secara sejarah adalah kota yang sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Palestina—dan dikuasai oleh Israel dengan kekuatan militer pada tahun 1967, dalam langkah pengambilalihan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Untuk memahami dalamnya kemarahan masyarakat Kristen Palestina, sangat penting untuk memahami sejarah pendudukan Israel, dan jumlah korban penduduk asli Yerusalem.

Read More : Bagaimana Trump Kacaukan Hari Natal Umat Kristen Palestina
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.