Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nike38383500Avatar border
TS
nike38383500
Utusan HAM PBB Dilarang Kunjungi Myanmar, Hal Mengerikan Terjadi?


HomeGlobalInternasional

Utusan HAM PBB Dilarang Kunjungi Myanmar, Hal Mengerikan Terjadi?
Khairisa FeridaKhairisa Ferida

21 Des 2017, 13:41 WIB

0

14
Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee.
Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee. (Photo : Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee, menyerukan diberikannya tekanan internasional yang lebih kuat terhadap komandan militer Myanmar setelah dirinya dilarang mengunjungi negara itu.

Yanghee sebenarnya dijadwalkan mengunjungi Myanmar pada Januari mendatang untuk menilai dugaan pelanggaran HAM di seluruh kawasan di negara itu, termasuk dugaan pelanggaran HAM terhadap muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.

Namun, belakangan Myanmar mengatakan pada Yanghee bahwa ia tidak lagi diterima di negara itu. Dalam pernyataannya, Yanghee mengungkap kecurigaan bahwa "pasti ada sesuatu yang mengerikan terjadi" di Myanmar, sehingga memicu munculnya larangan kunjungan tersebut.

"Dari apa yang saya lihat sekarang, saya tidak yakin bahwa mereka merasa tertekan. Saya tidak yakin apakah tekanan yang tepat diberikan pada para komandan dan jenderal militer," tutur Yanghee seperti dikutip dari abc.net.au pada Kamis (21/12/2017).

Perempuan itu juga mengkhawatirkan bahwa Myanmar mendapat sokongan kuat dari China, yang memiliki hak veto selaku anggota tetap di Dewan Keamanan PBB. Adapun Amerika Serikat dan kelompok pemantau HAM, menurut Yanghee, menganjurkan sanksi yang menargetkan militer Myanmar.

"Menurut saya, PBB dan negara-negara anggotanya harus benar-benar berusaha meyakinkan China untuk benar-benar melindungi hak asasi manusia," papar Yanghee.

Yanghee sendiri merencanakan kunjungannya pada Januari mendatang untuk menentukan prosedur kepulangan pengungsi Rohinya dan menyelidiki peningkatan pertempuran di daerah Kachin dan Shan.

Pemerintah Myanmar telah berulang kali membantah tudingan terkait dugaan pelanggaran HAM.

Baca Juga

Revolusi Besar, Bahasa Kaum Rohingya Segera Didigitalkan
6.700 Warga Rohingya Tewas dalam Bulan Pertama Kekerasan Myanmar
Aparat Myanmar Tangkap 2 Jurnalis yang Meliput Krisis Rohingya

"Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menyembunyikan apa-apa. Namun kurangnya kerja sama atas mandat sata dan misi pencari fakta mencuatkan kecurigaan lain," ungkap Yanghee.

Yanghee, bagaimana pun, tidak dapat menutup rasa bingung dan kecewanya karena menurutnya dua pekan lalu. Duta Besar Myanmar untuk PBB, Htin Lynn, telah menyatakan kepada Dewan HAM PBB bahwa pihaknya akan terus bekerja sama.

Lebih dari 650 ribu warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus lalu, tepatnya ketika kelompok bersenjata Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) menyerang sejumlah pos keamanan Myanmar. Peristiwa itu memicu respons keras dari militer Myanmar dan warga mayoritas.
0
796
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.