TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat program rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), bisa membantu masyarakat yang ingin memiliki tempat tinggal.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan indikator keberhasilan rumah murah bukan penyaluran kredit. Tetapi tingkat masyarakat yang bisa menempati hunian tersebut. Karena pada kenyataannya Basuki mengakui banyak rumah murah belum bisa ditempati.

"Indikator keberhasilan dilihat dari tingkat hunian, banyak yang tidak terhuni," ujar Basuki di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (21/12/2017).

Basuki berharap fenomena rumah murah tidak bisa dihuni bukan karena masalah administrasi. Dia ingin rumah murah juga dilengkapi sarana dan prasarana.

"Berapa persen dari berapa ratus ribu rumah FLPP tidak dihuni, mungkin belum selesai atau kurang fasilitas," kata Basuki.

Baca: Cerita Tentang Juragan Sambal Bu Rudy yang Jatuh Cinta Pada Suzuki Carry

Baca: Sejak Menjanda, Wanita Asal Jember Ini Jadi Sopir Truk Cabe untuk Hidupi Anak-anaknya

Basuki menambahkan sebaiknya pengembang berhati-hati memberikan janji kepada masyarakat yang telah melaksanakan akad. Karena kebutuhan warga ingin mendapat hunian sangat tinggi.

"Masyarakat sudah akad ingin menempati. Kita hati-hati menyediakan rumah layak huni untuk peserta terutama dibiayai FLPP," kata Basuki.


Sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/201...-tak-ditempati

---

Baca Juga :

- Menteri PUPR Banyak Dapat Komplain Rumah Murah, Belum Dibangun Sudah Harus Akad Kredit

- Kapolri, Mendagri dan Menteri PUPR Pantau Jalur Pantura dari Udara

- 40 Bank Salurkan Pembiayaan Rumah Murah