Jakarta, Gatra.com - Akses rumah tangga miskin (RTM) dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tanah air terhadap kredit perbankan di sepanjang 2017 masih  rendah. Kredit yang tersalurkan ke UMKM hanya Rp 908,9 milyar atau 20% dari total dana perbankan.

Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan kredit untuk usaha besar di 2017 mencapai Rp 3,607 trilyun. Hal ini merupakan bentuk ketidakseimbangan kronis di sektor kredit tanah air.
"Di 2017 kami melihat masih terjadi ketidakseimbangan keuangan kronis, terutama kredit perbankan untuk usaha besar dengan UMKM. Gap-nya sangat lebar," kata peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Sukarni di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Jumat (15/12).
Pelaku UMKM, kata Sukarni, rata-rata mendapatkan kredit  Rp 12,2 juta dan sebagian besar memilih kredit dari lembaga keuangan mandiri (LKM) seperti koperasi. Sedangkan usaha besar bisa mencapai Rp 616 milyar dari perbankan.
Sukarni menambahkan dunia usaha Indonesia 99,9% ditopang UMKM hanya menikmati 20% kredit perbankan. Di sisi lain 0,1% pelaku usaha besar (UB) menikmati 80% kredit perbankan.
"Memang ada beberapa faktor kenapa UMKM sulit mengakses kredit perbankan. Antara lain karena literasi keuangan yang rendah, hambatan sosial - budaya, subsidi pemerintah untuk inklusi keuangan sangat berpotensi untuk memarginalkan LKM," tutup Sukarni. 

Reporter : Abdul Rozak
Editor : Sandika Prihatnala

Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/makro/2...mbangan-kronis

---