Sepasang kapur tulis
Hendak diarahkan oleh sang penulis
Apa yang harus dilakukan
Ide dan rencana kan datang

Aku berkata berdenyit, bunyi mencicit
Alfabet yang bercerita
Tapi ini untuk didengar saja
Layaknya simfoni si peluit

Dengar
Kau harus tegar
Asa tentang masa masa mendatang
Lenteramu untuk penerang

Tempat ku berdiri
Tempat ku akan jatuh
Namun janganlah berlari
Hadapilah, jangan berkeluh

Dengar
Teman yang tak pernah ada
Bukan berarti terserah pada arus
Berpeganglah dengan teguh
Karena hal buruk datang tak kenal jenuh

Prakk
Keputusasaan pun mengalir
Mata pun meneteskan air
Kapur pun terputus
Karena pikiran akan harapan yang pupus

Di sudut hanyalah terdengar tangisan
Namun, tak ada yang sudi mendengar
Hanya tersisa kehampaan
Pada hati yang hambar

Musuh dimana-mana
Kejatuhanku telah dekat
Pada siapa aku berharap?
Rasanya seperti sekarat