Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nasbungdiehardAvatar border
TS
nasbungdiehard
Perekonomian Indonesia Makin 'Kontet', Jangan Ugal-Ugalan
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri secara blak-blakan mengatakan perekonomian Indonesia trennya akan terus melambat, baik jangka panjang maupun menengah ini

"Perlambatan itu, apabila diikuti setiap tahunnya pasti akan terlihat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah menginjak 8%, sekarang menjadi sekitar 5%. Jadi jangan mimpi macam-macam dulu ya. Ekonomi Indonesia makin kontet (pendek)," kata dia di Jakarta, Rabu (22/11).

Dia mengkritik secara terbuka mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi dari pinggiran, perbatasan dan kawasan timur Indonesia.

"Banyak yang aneh-aneh kebijakan Jokowi ini," cetusnya.

Alasannya, dia melihat realitas yang terjadi dilapangan ternyata berbanding terbalik dengan keinginan pemerintah yang ingin membangun perbatasan untuk menjadikan 'indonesia sentris' bukan 'Jawa sentris' lagi.

"Lihat saja pertumbuhan ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara Timur yang merosot dari sekitar 10% menjadi 5%, lalu kini hanya sekitar 2%. Di Papua dan Sulawesi juga, semua turun. Mereka semakin menderita bukan malah sejahtera," tegasnya.

Dia menuturkan ternyata ada perbedaan antara persepsi yang dibawa dengan kenyataan yang sesungguhnya ada di lapangan.

"Peredaran uang, tak jauh beda dan masih beredar di kawasan Jawa dan Sumatera. Ada yang salah dengan strategi pak Jokowi. Negara katanya dominan tapi Indonesia Timur sengsara," ucapnya.

Selanjutnya dia menuturkan pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal sama seperti sekarang dan bergeming di 5%.

Alasannya menurut dia dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia terus merosot lantaran minimnya sumber pengungkit perekonomian.

"Persoalannya energi yang tidak ada karena darah yang kurang, dan kekuatan jantung yang melemah tidak bisa memompa," dia menjelaskan.

Pengungkit ekonomi ini, kata dia, yakni penerimaan devisa dari sektor pariwisata sebesar USD 11 miliar. Namun, Faisal berujar penerimaan itu lamgsung ludes dalam sekejap gara-gara defisit minyak USD11,2 miliar. Kondisi itu juga diikuti oleh lesunya industri perbankan Indonesia. Penyaluran kredit perbankan relatif terbatas.

"Ditambah lagi, kemampuan penerimaan pajak juga terbatas. Jadi ini tidak sembarangan," kata dia memberikan peringatan.

Untuk menyelesaikan perkara itu, Faisal mengatakan, solusinya mesti struktural dan mendasar. Jangan seperti menggunakan doping, karena akan merusak tubuh.
Penyelesaian ini pun tidak bisa instan dan diperkirakan membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun.

"Setelah dilakukan konsolidasi perbankan, barulah pada 2020 bisa dipastikan perekonomian Indonesia bisa lepas landas. Dia meminta pemerintah tidak memaksakan pertumbuhan yang lebih tinggi tahun depan lantaran hasilnya diprediksi bakal tiada beda dengan sekarang. Jalan tertib jangan ugal-ugalan. kalau ugal-ugalan hasilnya juga menyakitkan," pungkasnya. 
https://ekonomi.akuraS E N S O Rid-88841-read--perekonomian-indonesia-makin-kontet-jangan-ugalugalan

Rencana September Meroket
Faktanya makin Kontet

Ingin membangun dari pinggiran
Nyatanya terlalu pinggir sampe bocor ke luar


Ingin membangun masyarakat kecil
Ternyata para taipan imigran yang kenyang

Satu Kata Cukup..Cukup..Cukup dengan pemerintah yang sekarang..

Sudah saatnya revolusi pribumi emoticon-siul
0
2.1K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.