- Beranda
- The Lounge
Kisah Haru Operasi Transplantasi Ginjal. IBU : Berikan GINJAL TERBAIK SAYA!
...
TS
suarabenar
Kisah Haru Operasi Transplantasi Ginjal. IBU : Berikan GINJAL TERBAIK SAYA!
Spoiler for Konten:
Sungguh sahih pepatah lama: KASIH IBU SEPANJANG JALAN. Sepanjang perjalanan hidup seorang anak, kasih sayang ibu memang selalu menaungi. Bahkan, tidak sekadar rasa kasih dan rasa sayang, seorang ibu pun bisa sampai pada tahap merelakan salah satu organ dalam tubuhnya, demi kesehatan anak yang ia cintai. Sebagaimana SY menunaikannya, Senin (9/10).
Di ruang Operatie Komer (OK) 04 Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M Djamil Padang, SY (57) memberi kuasa penuh kepada tim dokter untuk membedah dan mengeluarkan salah satu ginjalnya, untuk kemudian dipindahkan ke tubuh MHS (40), putra sulungnya. Sebelum pencangkokan ginjal itu dilakukan, SY berpesan kepada tim medis; AGAR MEMINDAHKAN GINJAL TERBAIK YANG IA MILIKI.
Dari tiga unit monitor yang menyala di ruang pemantauan OK RSUP Dr M Djamil, belasan tim medis yang terdiri dari dokter segala jenis spesialis dan para perawat, berjibaku sejak pukul 08.30 WIB, mengeluarkan salah satu ginjal milik SY, yang akan dipindahkan ke tubuh anaknya yang tengah menunggu di ruang OK 05. Kedua kamar itu bersebelahan.
Kurang lebih dua jam bersibuk diri pada tubuh SY, tim dokter transplantasi RSUP Dr M Djamil yang ikut didampingi lima dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM) Jakarta, berhasil mengeluarkan ginjal tersebut, dan melakukan sterilisasi sebelum memasangkannya ke tubuh MHS.
Sementara operasi itu berlangsung, Haluan berkesempatan berbincang-bincang dengan A Simanjuntak, suami dari SY selaku pendonor ginjal, dan tentu saja bapak dari MHS selaku recipient (penerima). Kepada Haluan, ia mengaku sedikit tegang, tapi menaruh kepercayaan kepada tim dokter yang tengah bertugas terhadap tubuh dua orang yang ia sayangi.
“Awalnya, pada 2015 kami mengikuti salah satu seminar yang diadakan rumah sakit terkait transplantasi ginjal ini. Setelah dokter menerangkan dengan detil soal transplantasi, istri saya langsung mengajukan diri dan mendaftar sebagai pendonor untuk anak kami,” kata A Simanjuntak memulai percakapan.
Ia pun menerangkan, anaknya MHS mulai mengalami gangguan ginjal sejak tiga tahun lalu. Sejak saat itu, MHS yang Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan berdinas di Danlantamal II Padang, mesti menjalani rutinitas hemodialisa (cuci darah) dua kali seminggu ke rumah sakit. Aktivitas rutin nan melelahkan itulah yang membuat SY mantap mendonorkan ginjal kepada MHS.
“Kalau sudah sayang ibu kepada anak yang dibahas, ya, seperti inilah pengorbanan orangtua itu. Keyakinan kami untuk menyepakati pemindahan ginjal ini diambil setelah dokter secara detil menjelaskan, bahwa tidak ada masalah yang akan muncul jika ginjal didonorkan, selama kita mematuhi aturan medis setelah transplantasi dilakukan,” sambungnya.
SY sendiri, menurut pengakuan A Simanjuntak, sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan tidak melakukan pekerjaan yang berat saat berada di rumah. Dari pernikahan dengan SY, A Simanjuntak dikaruniai tiga orang putra. MHS sendiri adalah putra sulung dari pasangan yang menikah di usia cukup muda tersebut.
“Saya dan istri tinggal di rumah kami di Painan, sedangkan MHS tinggal di perumahan TNI AL di Padang ini. Selain kesepakatan kami bertiga, dua putra kami lainnya juga ikut setuju perihal niat SY mendonorkan ginjal pada MHS,” lanjut A Simanjuntak, yang menunggu di luar kamar OK bersama beberapa anggota keluarga yang datang menyemangati.
Di samping itu, Rizki, adik MHS yang juga putra bungsu SY dan A Simanjuntak menuturkan, ia menerima keputusan ibunya untuk mendonorkan ginjal kepada saudara sulungnya. Dari kesukarelaan ibunya itu, ia semakin menaruh hormat kepada kedua orangtuanya, yang rela berkorban tanpa pamrih bagi anak-anak mereka.
Di ruang Operatie Komer (OK) 04 Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M Djamil Padang, SY (57) memberi kuasa penuh kepada tim dokter untuk membedah dan mengeluarkan salah satu ginjalnya, untuk kemudian dipindahkan ke tubuh MHS (40), putra sulungnya. Sebelum pencangkokan ginjal itu dilakukan, SY berpesan kepada tim medis; AGAR MEMINDAHKAN GINJAL TERBAIK YANG IA MILIKI.
Dari tiga unit monitor yang menyala di ruang pemantauan OK RSUP Dr M Djamil, belasan tim medis yang terdiri dari dokter segala jenis spesialis dan para perawat, berjibaku sejak pukul 08.30 WIB, mengeluarkan salah satu ginjal milik SY, yang akan dipindahkan ke tubuh anaknya yang tengah menunggu di ruang OK 05. Kedua kamar itu bersebelahan.
Kurang lebih dua jam bersibuk diri pada tubuh SY, tim dokter transplantasi RSUP Dr M Djamil yang ikut didampingi lima dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM) Jakarta, berhasil mengeluarkan ginjal tersebut, dan melakukan sterilisasi sebelum memasangkannya ke tubuh MHS.
Sementara operasi itu berlangsung, Haluan berkesempatan berbincang-bincang dengan A Simanjuntak, suami dari SY selaku pendonor ginjal, dan tentu saja bapak dari MHS selaku recipient (penerima). Kepada Haluan, ia mengaku sedikit tegang, tapi menaruh kepercayaan kepada tim dokter yang tengah bertugas terhadap tubuh dua orang yang ia sayangi.
“Awalnya, pada 2015 kami mengikuti salah satu seminar yang diadakan rumah sakit terkait transplantasi ginjal ini. Setelah dokter menerangkan dengan detil soal transplantasi, istri saya langsung mengajukan diri dan mendaftar sebagai pendonor untuk anak kami,” kata A Simanjuntak memulai percakapan.
Ia pun menerangkan, anaknya MHS mulai mengalami gangguan ginjal sejak tiga tahun lalu. Sejak saat itu, MHS yang Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan berdinas di Danlantamal II Padang, mesti menjalani rutinitas hemodialisa (cuci darah) dua kali seminggu ke rumah sakit. Aktivitas rutin nan melelahkan itulah yang membuat SY mantap mendonorkan ginjal kepada MHS.
“Kalau sudah sayang ibu kepada anak yang dibahas, ya, seperti inilah pengorbanan orangtua itu. Keyakinan kami untuk menyepakati pemindahan ginjal ini diambil setelah dokter secara detil menjelaskan, bahwa tidak ada masalah yang akan muncul jika ginjal didonorkan, selama kita mematuhi aturan medis setelah transplantasi dilakukan,” sambungnya.
SY sendiri, menurut pengakuan A Simanjuntak, sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan tidak melakukan pekerjaan yang berat saat berada di rumah. Dari pernikahan dengan SY, A Simanjuntak dikaruniai tiga orang putra. MHS sendiri adalah putra sulung dari pasangan yang menikah di usia cukup muda tersebut.
“Saya dan istri tinggal di rumah kami di Painan, sedangkan MHS tinggal di perumahan TNI AL di Padang ini. Selain kesepakatan kami bertiga, dua putra kami lainnya juga ikut setuju perihal niat SY mendonorkan ginjal pada MHS,” lanjut A Simanjuntak, yang menunggu di luar kamar OK bersama beberapa anggota keluarga yang datang menyemangati.
Di samping itu, Rizki, adik MHS yang juga putra bungsu SY dan A Simanjuntak menuturkan, ia menerima keputusan ibunya untuk mendonorkan ginjal kepada saudara sulungnya. Dari kesukarelaan ibunya itu, ia semakin menaruh hormat kepada kedua orangtuanya, yang rela berkorban tanpa pamrih bagi anak-anak mereka.
Masih mau melawan atau merendahkan Ibu kalian?
Sumber :
http://harianhaluan.com/news/detail/...l-terbaik-saya
0
2.5K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.1KThread•83.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru