Resiko menjadi publik figur, tidak bisa sembarang berkomentar di media sosial. Setiap komentar apapun akan dibaca ribuan bahkan jutaan followers. Ketika salah berucap, bisa jadi itu jadi bumerang yang membuat malu atau bahkan berakibat kehilangan gelar kehormatannya.

Seperti yang dialami Ratu Kecantikan Myanmar, Shwe Eain Si, yang dicabut gelarnya karena berkomentar soal krisis di Rakhine. Shwe menyebut militan ARSA sebagai penyebab krisis tersebut.



Miss Myanmar yang berusia 19 tahun ini mengunggah video via Facebook, yang di dalamnya Ia menyebut militan ARSA mendalangi serangan di Rakhine dalam sebulan terakhir.

ARSA (Tentara Keselamatan Rohingya Arakan) dikategorikan sebagai kelompok terorisme oleh Myanmar.

Dalam videonya, Shwe Eain Si menyertakan gambar-gambar aksi kekerasan dengan korban warga sipil yang disebutnya dilakukan militan ARSA.

Shwe Eain Si memang sama sekali gak menyinggung Rohingya. Apa yang disampaikannya sejalan dengan pernyataan resmi otoritas Myanmar.

Pada akhir videonya, Shwe Eain Si meminta komunitas internasional untuk datang dan melihat langsung situasi di Rakhine.

Namun begitu, perusahaan penyelenggara kontes kecantikan, Hello Madam Media Group, menyebut 'komentar Shwe Eain Si enggak pantes'. Gelarnya dicabut karena dia dianggap gak berperilaku sebagai 'panutan'.

"Ya, Shwe Eain Si membuat sebuah video tentang teror yang dibawa oleh gerilyawan Arsa di negara bagian Rakhine, tapi itu tidak memenuhi syarat seorang kontestan yang layak,"kata sebuah pernyataan yang diunggah di halaman Facebook resmi Shwe Eain Si. yang merujuk pada Arakan Rohingya Salvation Army.



Shwe Eain Si pun diminta mengembalikan mahkota yang dimenangkannya. Dia juga dilarang ikut kontes kecantikan internasional di Vietnam, Oktober ini.

Menanggapi keputusan itu, Shwe Eain Si mengaku enggak menyesal telah menyampaikan komentar kontroversial itu.

Sumber